Dalam bahasa Jawa, kata “oncek” berarti kupas. Selain kata “oncek”, ada juga kata “sudet”. Kata “sudet” juga bisa dipakai sebagai kata ganti “kupas”. Dalam sekian hal, ketiga kata itu dipakai secara bergantian. Kita misalnya mengenal sebutan mesin oncek rokok atau mesin sudet rokok yang merujuk pada mesin kupas rokok. Mesin oncek rokok atau mesin sudet rokok ialah mesin yang digunakan untuk memisahkan kertas ambri dengan tembakau dan/atau cengkeh.
(Sumber gambar: flickr.com)
Mesin oncek rokok atau mesin sudet rokok dibutuhkan oleh perusahaan rokok dalam kaitannya dengan keberadaan batang-batang rokok yang rusak. Yang dimaksud dengan batang-batang rokok yang rusak ialah rokok-rokok yang bentuknya tidak sempurna sehingga tidak sesuai dengan standar perusahaan. Walhasil, rokok-rokok tersebut tidak bisa dijual.
Proses melinting rokok SKT yang dikerjakan dengan tenaga manusia memiliki peluang untuk cacat atau tidak sempurna. Rokok-rokok yang cacat otomatis tidak bisa dilanjutkan ke proses produksi berikutnya. Sementara itu, membiarkan rokok-rokok yang rusak begitu saja jelas tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Lantas, apa yang bisa dilakukan perusahaan? Adakah solusi yang dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian dikarenakan batang-batang rokok yang rusak? Solo Abadi menawarkan solusi jitu menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat batang-batang rokok yang cacat atau tidak sempurna.
(Sumber gambar: pixabay.com)
Hal yang dapat dilakukan perusahaan berkaitan dengan keberadaan batang-batang rokok yang rusak ialah sebagai berikut. Batang-batang rokok yang rusak itu dibelah atau dikupas untuk kemudian tembakau dan/atau cengkehnya dipisahkan dari kertas ambri. Tujuan pemisahan itu supaya tembakau dan/atau cengkeh bisa digunakan kembali. Pemanfaatan kembali tembakau dan/atau cengkeh dapat mengurangi potensi kerugian perusahaan.
Sentuhan Teknologi untuk Rokok SKT
Mesin Light Cigarettes Slitting ialah mesin kupas rokok yang didesain dan diproduksi oleh Solo Abadi. Tujuan penciptaan mesin kupas rokok ini untuk menggantikan proses mengupas batang-batang rokok yang sebelumnya dilakukan secara manual. Proses manual itu dilakukan oleh para karyawan di industri rokok SKT dengan cara mengupas batang rokok satu per satu menggunakan pisau atau benda tajam lainnya. Selain membutuhkan waktu lama, mengupas rokok secara manual juga dapat membahayakan keselamatan para karyawan.
Mesin oncek rokok atau mesin sudet rokok dengan brand Mesin Light Cigarettes Slitting didesain untuk memberi sentuhan teknologi pada proses produksi rokok SKT. Mesin Light Cigarretes Slitting tidak bertujuan menggantikan pekerjaan karyawan di industri rokok SKT. Mesin kupas rokok ini justru hadir sebagai solusi bagi industri rokok SKT. Penggunaan mesin kupas rokok menambah tingkat produktivitas dalam proses pemisahan tembakau dan/atau cengkeh dari kertas ambri. Selain itu, penggunaan mesin kupas rokok dapat menghindarkan para karyawan dari risiko kecelakaan kerja.
Mesin Oncek Rokok Produksi Solo Abadi
Mesin oncek rokok Light Cigarettes Slitting didesain khusus untuk memisahkan kertas ambri dengan tembakau dan/atau cengkeh. Tujuannya supaya tembakau dan/atau cengkeh tersebut bisa digunakan kembali. Mesin sudet rokok atau mesin oncek rokok ini dapat mengupas batang rokok dengan diameter dan panjang berapapun.
Mesin Light Cigarettes Slitting didesain minimalis sehingga mudah dipindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kapasitas hopper atau daya tampung mesin kupas rokok ini maksimal 100 batang. Sementara kecepatan slitting atau kemampuan mesin oncek rokok ini maksimal 150 batang per menit.
Mesin oncek rokok produksi Solo Abadi tergolong mesin hemat daya. Penggunaan mesin yang hemat daya dapat mengurangi biaya produksi rokok SKT. Dengan demikian, akan lebih banyak keuntungan yang diperoleh industri rokok SKT apabila menggunakan Mesin Light Cigarettes Slitting.
Perusahaan Anda tertarik untuk mengetahui informasi lebih lengkap terkait Mesin Light Cigarettes Slitting? Atau ingin mengetahui harga Mesin Light Slitting? Anda bisa mengajukan pertanyaan melalui tautan berikut ini.
