Pada artikel sebelumnya, kami telah menjelaskan secara rinci mengenai hubungan mengenai antropometri pada bidang militer. Betapa ternyata, antropometri merupakan salah satu praktik pengukuran yang penting untuk dilakukan. Pada beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Iran, dan lain sebagainya. Pengukuran antropometri dilakukan tidak hanya sekali namun secara berkala sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan. Sedangkan di Indonesia sendiri, nampaknya pengukuran antropometri masih menjadi sesuatu yang jarang untuk dilakukan. Hal ini dapat disimpulkan dengan masih minimnya literasi yang berhubungan dengan pengukuran antropometri pada dunia militer.
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengangkat topik mengenai pengukuran-pengukuran antropmetri yang diperlukan pada bidang militer. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai topik ini, kami akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai fungsi dan tujuan dari pengukuran antropometri pada bidang militer, sebagai berikut:
1. Berfungsi Sebagai Data Pembuatan Produk Massal dalam Militer
Salah satu fungsi pengukuran antropometri adalah sebagai acuan dalam pembuatan desain pakaian atau peralatan militer. Penggunaan pengukuran tubuh dalam desain pakaian dan peralatan militer berkontribusi untuk mencapai kecocokan yang memuaskan. Hal ini berguna untuk mengurangi massa total rakitan. Data antropometri tersebut selain itu juga berfungsi untuk memaksimalkan rentang gerakan tubuh, integrasi dan kecocokan pada setiap elemen. Atau dalam kata lain, diharapkan produk pakaian dapat berguna secara ergonomis.
2. Memastikan Kompabilitas Alat Antropometri dengan Pengguna
Selain hal tersebut, antropometri juga menjadi salah satu hal krusial pada pembuatan peralatan dan perlengkapan alat militer. Misalnya pada militer bagian udara. Antropometri adalah salah satu alat vital untuk menentukan pemilihan militer penerbang. Dunia militer penerbangan memilih setiap anggotanya dengan kriteria antropometri yang ketat. Mengapa demikian? Menurut sebuah jurnal berjudul ‘Static anthropometry: Current practice to determine aircrew aircraft compatibility’. Pemilihan tersebut dimaksudkan untuk memastikan kompatibilitas pesawat dengan crew pesawat selama pelatihan tanpa mengorbankan kenyamanan individu dan keamanan.
3. Mengurangi Potensi Gangguan Muskuloskeletal
Salah satu penyakit yang seringkali menyerang tentara adalah gangguan musculoskeletal. Gangguan ini merupakan kondisi terjadinya gangguan fungsi pada ligamen, otot, saraf, sendi dan tendon, serta tulang belakang. Pengukuran antropometri tersebut digunakan untuk meminimalisir ganggunan yang mungkin terjadi sejak dini. Menurut sebuah jurnal berjudul ‘The Rate of The Musculoskeletal Pathology Assessment for Military Personnel and Civil Population’, muskuloskeletal memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi. Seringkali pekerja militer tidak dapat memenuhi tugas-tugas tertentu dan terpaksa untuk berhenti bekerja sebelum usia pension mereka. Hal ini tentu saja merugikan karena menyebabkan pemutusan hubungan kerja dini dari dinas militer.
Pengukuran Antropometri dalam Bidang Militer
Beberapa hal tersebut merupakan alasan mengapa penting untuk menggunakan ilmu antropometri pada bidang militer. Kemudian? Dalam pengukuran apa saja yang biasanya dilakukan? Kami merangkum pengukuran yang rata-rata digunakan untuk mengukur antropometri tubuh pada bidang militer.
1 | Abdominal Extension Depth, Sitting |
2 | Abdominal Link |
3 | Acromial Height |
4 | Acromial Height, Sitting |
5 | Acromion-Axilla Length |
6 | Acromion-Radiale Length |
7 | Ankle Circumference |
8 | Arm Length |
9 | Axilla Height |
10 | Axilla-Waist Length (Omphalion) |
11 | Ball Of Foot Circumference |
12 | Ball Of Foot Length |
13 | Biacromial Breadth |
14 | Biceps Circumference Flexed |
15 | Bicristal Breadth |
16 | Bideltoid Breadth |
17 | Bimalleolar Breadth |
18 | Bitragion Chin Arc |
19 | Bitragion Submandibular Arc |
20 | Bizygomatic Breadth |
21 | Buttock Circumference |
22 | Buttock Depth |
23 | Buttock Height |
24 | Buttock-Knee Length |
25 | Buttock-Popliteal Length |
26 | Calf Circumference |
27 | Calf Link |
28 | Cervicale Height |
29 | Cervicale Height, Sitting |
30 | Chest Breadth |
31 | Chest Circumference |
32 | Chest Depth |
33 | Chest Height |
34 | Chest Height, Sitting |
35 | Chest-Waist Drop (Omphalion) |
36 | Clavicle Link |
37 | Crotch Height |
38 | Crotch Length Anterior (Omphalion) |
39 | Crotch Length Omphalion |
40 | Crotch Length Posterior Omphalion |
41 | Dactylion Height |
42 | Dactylion Reach from Wall |
43 | Ear Breadth |
44 | Ear Length |
45 | Ear Protrusion |
46 | Elbow Rest Height |
47 | Elbow Rest Height, Standing |
48 | Elbow-Wrist Length |
49 | Eye Height |
50 | Eye Height, Sitting |
51 | Foot Breadth Horizontal |
52 | Foot Length |
53 | Forearm Circumference Flexed |
54 | Forearm-Center Of Grip Length |
55 | Forearm-Forearm Breadth |
56 | Forearm-Hand Length |
57 | Functional Grip Reach |
58 | Functional Leg Length |
58 | Hand Breadth |
59 | Hand Circumference |
60 | Hand Length |
61 | Head Breadth |
62 | Head Circumference |
63 | Head Length |
64 | Heel Ankle Circumference |
65 | Heel Breadth |
66 | Hip Breadth |
67 | Hip Breadth, Sitting |
68 | Iliocristale Height |
69 | Interpupillary Breadth |
70 | Interscye I |
71 | Interscye II |
72 | Knee Height Midpatella |
73 | Knee Height, Sitting |
74 | Lateral Femoral Epicondyle Height |
75 | Lateral Malleolus Height |
76 | Lower Thigh Circumference |
77 | Menton-Sellion Length |
78 | Neck-Buttock Length |
79 | Neck Circumference |
80 | Neck Circumference Base |
81 | Neck Link |
82 | Neck-Scye Length |
83 | Overhead Fingertip Reach, Sitting |
84 | Palm Length |
85 | Pelvic Link |
86 | Popliteal Height |
87 | Radiale-Stylion Length |
88 | Rise (Omphalion) |
89 | Shoulder Circumference |
90 | Shoulder-Elbow Length |
91 | Shoulder Length |
92 | Shoulder-Waist Length (Omph) |
93 | Sitting Height |
94 | Sleeve Inseam |
95 | Sleeve Length Spine-Wrist |
96 | Sleeve Outseam |
97 | Span |
98 | Stature |
99 | Suprasternale Height |
100 | Suprasternale Height, Sitting |
101 | Suprasternale-Tenth Rib Length |
102 | Suprasternale-Waist (Omph) Length |
103 | Tenth Rib Height |
104 | Thigh Circumference |
105 | Thigh Clearance |
106 | Thigh Link |
107 | Thorax Link |
108 | Thumbtip Reach |
109 | Tibial Height |
110 | Tragion Height |
111 | Tragion Height, Sitting |
112 | Tragion-Top Of Head |
113 | Trochanterion Height |
114 | Vertical Grip Reach |
115 | Vertical Grip Reach Down |
116 | Vertical Grip Reach, Sitting |
117 | Vertical Index Fingertip Reach |
118 | Vertical Index Fingertip Reach, Sitting |
119 | Vertical Thumbtip Reach, Sitting |
120 | Vertical Trunk Circumference (USA) |
121 | Waist Back Length Omphalion |
122 | Waist Back, Vertical (Omphalion) |
123 | Waist Breadth |
124 | Waist Circumference Omphalion |
125 | Waist Depth |
126 | Waist Front Length, Sitting |
127 | Waist Height Omphalion |
128 | Waist-Buttock Drop (Omphalion) |
129 | Waist-Waist (Omph) Over Shoulder |
130 | Weight |
131 | Wrist Circumference |
132 | Wrist Height |
Source: 2012 Anthropometric Survey of U.S. Army Personnel: Methods and Summary Statistics
Beberapa gambar pengukuran pada U.S Army Personnel, sebagai berikut:
Itulah 132 pengukuran yang dilakukan untuk mengukur antropometri dari tentara militer. Namun, kurang lebih, pengukuran tersebut disesuaikan dengan sebanyak apa data yang diperlukan. Maka dari itu, data pengukuran tersebut masih bisa diubah ubah. Selanjutnya, kami akan menjelaskan secara singkat mengenai alat ukur antropometri apa saja yang digunakan.
Alat Ukur Antropometri Untuk Pengukuran Militer Yang Tepat
Untuk mendapatkan data pengukuran yang sesuai, tentu saja dibutuhkan alat ukur yang sesuai untuk digunakan. Alat antropometri kit di bawah ini adalah jenis alat antropometri kit yang digunakan untuk mengukur antropometri pada U.S Army Personnel.
Alat antropometri tersebut juga paling tidak dapat digunakan untuk menyesuaikan semua pengukuran yang ada. Berikut adalah alat antropometri kit yang tepat untuk digunakan. Alat antropometri ini khususnya lebih modern dan dapat diaplikasikan dengan lebih mudah.
Portable Antropometri Kit
Portable antropometri kit merupakan alat ukur antropometri berbahan dasar stainless steel. Dalam antropometri kit, terdiri dari beberapa alat antropometri kit yang digunakan dalam pengukuran antropometri militer seperti:
- Antropometer
- Sliding Block (Beam Caliper)
- Small Spreading Caliper
- Sliding Caliper
Empat alat ini telah dapat membantu semua pengukuran yang dibutuhkan di atas. Empat alat ini terdiri pada satu paket Complete Set Series. Namun, tentu saja, tetap digunakan tape ukur yang sesuai. Perusahaan kami menjual alat antropometri kit yang modern, dilengkapi dengan koper yang berguna untuk membawa alat tersebut kapanpun dan dimanapun. Berikut beberapa ilustrasi pengukuran yang dilakukan dengan Portable Antropometri Kit.
Bagaimana cara mendapatkan Alat Ukur Antropometri Untuk Militer?
Apabila anda sedang mencari alat antropometri kit yang tepat untuk bidang militer. SOLO ABADI, menyediakan alat antropometri kit yang mampu melakukan seluruh pengukuran di atas. Selain itu, alat kami merupakan produksi asli Indonesia. Lebih dari 90 persen komponen berasal dari Indonesia.
Jika anda membutuhkan produk kami, jangan segan untuk menghubungi kami secara langsung melalui WhatsApp resmi kami. Atau silahkan klik pada link disamping. Selain itu, anda juga dapat mengisi secara langsung ask for price yang ada.
Jangan khawatir, apabila anda masih ragu, atau memiliki pertanyaan terkait produk kami. Anda dapat berkonsultasi secara GRATIS melalui WhatsApp kami atau melalui email yang ada pada kolom kontak kami. Hubungi kami sekarang juga dan dapatkan penawaran terbaik untuk alat antropometri kit di Indonesia.