Posisi litotomi dan dorsal recumbent menjadi dua posisi yang seringkali digunakan dalam proses persalinan. Pasalnya, hingga saat ini dalam menentukan posisi paling nyaman dalam proses persalinan masih abu-abu untuk ditentukan. Nyaman tidaknya suatu posisi pada saat melahirkan tergantung pada situasi dan kondisi saat ibu hamil sedang melaksanakan persalinan. Lalu, apa perbedaan antara posisi litotomi dan posisi dorsal recumbent?
Mengenal Posisi Litotomi dan Dorsal Recumbent
Posisi litotomi adalah posisi bersalin dengan kedua paha diangkat menekuk lutut di atas bagian perut sekitar 30 hingga 45 derajat. Pada posisi ini, ibu hamil meletakkan kaki tersebut di atas penyangga gynecology table atau biasa disebut dengan stirrup.
Sedangkan, posisi dorsal recumbent adalah posisi berbaring pada bed partus dengan kedua tungkai ditekuk, sedikit direnggangkan dan kedua kaki menapak kasur.
Sekilas, antara posisi litotomi dan dorsal recumbent merupakan posisi yang sama. Faktanya, terdapat perbedaan pada bagian kaki. Dimana posisi litotomi mengangkat kedua kaki dan meletakkan di bagian penyangga bed partus, sedangkan posisi dorsal recumbent hanya sebatas menekuk kedua kaki.
Baca Juga: Meja Ginekologi VS Bed Partus, Mana Yang Lebih Baik?
Lalu, Apa Fungsi Posisi Litotomi dan Dorsal Recumbent?
Posisi litotomi memiliki fungsi lain selain untuk keperluan melahirkan yaitu :
- Dilakukan pada pemeriksaan atau pembedahan ginekologi, rektal dan urologi.
- Dapat digunakan dalam proses operasi seperti uretra, usus besar, serta pengangkatan batu kandung kemih.
Sedangkan posisi dorsal recumbent memiliki fungsi untuk:
- Membantu dalam proses melahirkan dan juga dapat meningkat kenyamanan bagi pasien.
- Pemeriksaan ginekologi atau urologi, pengobatan uretra dan kandung kemih.
- Memberikan rasa nyaman serta mempermudah pemeriksaan dan pelaksanaan tindakan tertentu seperti palpasi perut hingga irigasi vagina.
Kelebihan dan Kekurangan Posisi Litotomi dan Dorsal Recumbent
Posisi Litotomi
- Kelebihan: Posisi litotomi memiliki kelebihan yaitu mempermudah dalam proses persalinan dalam membimbing kelahiran kepala dan menyangga perineum.
- Kekurangan: posisi setengah duduk pada posisi litotomi dapat menganggu gerakan sendi panggul.
Posisi Dorsal Recumbent
- Kelebihan: posisi dorsal recumbent juga mempermudah akses bagi tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan, dapat memberikan ruang gerak yang bebas dengan nyaman, serta membantu meredakan nyeri.
- Kekurangan: terlalu lama berbaring dengan posisi dorsal recumbent dapat menyebabkan risiko munculnya luka baring dan mati rasa.
Lebih Baik Posisi Litotomi atau Dorsal Recumbent dalam Proses Persalinan?
Antara posisi litotomi dan dorsal recumbent dalam proses persalinan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga, dalam penerapannya perlu disesuaikan dengan kondisi pasien dengan memperhatikan tingkat kenyamanan, kemudahan pemeriksaan, dan tingkat risiko.
Gunakan Gynecology Table untuk Pemeriksaan dengan Posisi Litotomi dan Dorsal Recumbent
Dalam memaksimalkan pemeriksaan genekologi ataupun kehamilan, perlu adanya alat penunjang berupa gynecology table. PT Solo Abadi Indonesia menyediakan gynecology table dalam set KIA – KB guna mempermudah dalam proses pemeriksaan. Produk yang diciptakan tentunya merupakan produk dalam negeri yang telah terstandarisasi KEMENKES.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp jika sobad solid tertarik dengan produk kami. Ikuti informasi terbaru kami melalui website www.soloabadi.com
Created by: Adinda Malika – Universitas Kusuma Husada