Perbedaan stunting dan wasting pada anak wajib diketahui oleh Ibu agar semakin memperhatikan kecukupan gizi buah hati dari dalam kandungan sampai dengan bayi lahir.
Sampai pada saat ini orang banyak salah pemahaman dengan beranggapan kalau keduanya ini sama. Secara umum anak dapat dikatakan stanting ketika kondisi anak ditandai dengan perawakan pendek dibawah rata-rata tinggi normal. Wasting adalah gizi kurang atau gizi buruk, dengan proporsi berat badan anak terhadap tinggi badan anak kurang dari normal.
Pada saat ini nilai stanting cukup tinggi 21,6%, sementara itu target yang ingin dicapai oleh indonesia yaitu 14% di tahun 2024 ini. Untuk mengurangi tingginya angka stanting itu maka ibu juga perlu memahami perbedaan dari keduanya dengan cara mengatasinya.
Perbedaan Stunting Dan Wasting
Seperti disebutkan, meski stunting dan wasting merupakan masalah gizi yang kerap dialami oleh anak, keduanya memiliki akar penyebab yang berbeda. Berikut ini adalah perbedaan stunting dan wasting yang penting untuk diketahui:
Stunting
Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan oleh masalah nutrisi kronis sejak dalam kandungan hingga masa awal kehidupan bayi yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun. Menurut Kemenkes RI, anak bisa dikatakan stunting apabila anak sudah diukur panjang atau tinggi badannya, dan hasil pengukuran berada pada kisaran dibawah normal menurut usia anak. Panjang atau tinggi badan anak bisa dikatakan normal dengan melihat kurva standar pertumbuhan anak WHO.
Untuk saat ini Indonesia menggunakan kurva pertumbuhan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai acuan atau alat bantu untuk melakukan pemantauan ukuran tinggi badan bayi.
Untuk memastikan pertumbuhan sesuai dengan acuan WHO bawalah bayi ke posyandu atau puskesmas secara teratur. Pastikan setiap kali kedatangan anak diukur berat dan panjang badan bayi juga lingkar kepala. Akan tetapi anak dengan perawakan pendek belum tentu stunting . Stunting harus dibedakan denan perawakan pendek laninnya oleh dokter spesialis anak untuk menentukan tatalaksana selanjutnya. Terkadang perawakan pendek yang bukan perawakan pendek memerlukan terapi untuk pemanjangan tungkai, sulih hormone atau sulih enzim.
Baca juga: Anak Pendek Belum Tentu Stunting!
Ciri-ciri anak stunting :
- Keterlambatan pertumbuhan
- Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
- Tanda pubertas terlambat
- Anak menjadi pendiam, suli melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun
- wajah tampak lebih muda dari usianya
- mudah mengalami penyakit infeksi
Wasting
Wasting adalah kondisi dimana berat badan anak menurun, sangat kurag atau bahkan berada di bawah rentang normal. Wasting dapat dikatakan dengan gizi buruk yang berarti tubuh tidak dapat asupan gizi yang cukup sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar pertumbuhan, perkembangan dan fungsi tubuh.
Wasting disebabkan karena seorang anak mengalami kekurangan gizi dari makanan yang di konsumsinya, juga dapat disebabkan adanya infeksi penyakit tertentu. Oleh karena itu orang tua sangatlah penting memperhatikan pemberian gizi kepada anak.
Dari semua jenis maslah gizi pada anak, wasting memiliki risiko kematian tertinggi, khususnya gizi buruk yang berisiko meninggal hampir 12 kali lebih tinggi dibandungkan dengan anak gizi baik.
Anak yang dinyatakan wasting dan tidak dapat perawataan yang lebih akan berisiko kematian yang tinggi, anak wating yang tidak ditangani dengan baik berisiko 3 kali lebih tinggi menjadi stunting dan anak stunting berisiko 1,5 kali lebih tinggi menjadi wasting dibanding dengan anak gizi baik.
Menurut WHO, anak dikatakan wasting dengan indikator berat badan yang menurun cepat sedangkan tinggi badan tetap bertambah (BB/TB). Anak dikatakan mengalami wasting ketika hasil indikator BB/TB berada di -3 sampai dengan dibawah -2 standar deviasi (SD). Lebih dari itu anak juga dapat dikatakan wasting akut dengan kondisi penurunan berat badan yang sudah lebih parah dari kondisi biasanya.
Faktor yang menyebabkan anak Wasting
- Kurang terjangkaunya akses ke pelayanan kesehatan, mungkin maslah ibu enggan membawanya untuk melakukan cek kesehatan kondisi anak
- pemberian asupan gizi anak yang tidak terpenuhi, seperti ASI Eklusif, MP-ASI, dan makanan padat tapi dengan jumlah dan kualitas yang kurang memadai
- Kebersihan lingkungan sekitar yang kurang bersih, penyebab sulitnya mendapatkan air bersih dan pelayanan kebersihan.
- Pengetahuan kurang mengenai nutrisi dan kesehatan anak
- Sumber makanan yang terbatas dan tidak beragam.
Kasus Stunting dan Wasting pada balita di indonesia merupakan hal yang serius yang tidak bisa di sepelekan. Memahami penyebab dari masalah kurangnya gizi pada anak termasuk langkah awal pencegahan dan penanggulangan.
BB/TB merupakan indikator pengukuran antropometri yang paling baik, karena dapet menggambarkan status gizi dengan sensitif dan spesifik. Berat badan berkolerasi linier dengan tinggi badan artinya perkembangan berat badan akan diikuti dengan tinggi badan .
Dapatkan Alat Pengukur Antropometri Produk Dari PT. Solo Abadi Indonesia
PT Solo Abadi Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dan produsen alat kesehatan terbesar di Indonesia. Perusahaan kami memproduksi alat kesehatan sejak tahun 2020 dan sudah tersertifikasi. PT Solo Abadi Indonesia sudah bekerjasama sama lebih dari 200 Dinas Kesehatan. Kamai juga menyediakan paket antropometri-kit untuk membantu memantau kondisi perkembangan anak.
Paket Antropometri-kit kami terdiri dari timbangan bayi digital, timbangan dewasa digital, infatometer board, stadiometer, alat ukur Lila, dan juga tas antopommetri-nya. Dengan adanya kelengkapan tas dan alat yang minimalis, anda dapat membawa seperangkat alat itu kemana-mana.
Untuk keperluan instansi anda dapat membelinya melalui E-Catalog. Anda juga bisa memesan keperluan anda melalui form ask for price dan dapatkan harga terbaik. Pembelian secara langsung anda dapat hubungi WhatsAapp kami.
