Keilmuan Antropometri adalah elemen kunci dalam menentukan tingkat kenyamanan dan keamanan suatu produk atau ruang kerja yang sesuai dengan karakteristik pengguna (user characteristics). Karakteristik pengguna sendiri dapat mencakup kondisi tertentu seperti telah berumur atau berkebutuhan khusus. Namun, pada kenyataannya terdapat kesenjangan dalam pengaplikasian data antropometri. Artinya, ditemui berbagai faktor error dalam pengambilan data atau metodologi dan aplikasi ergonomi dalam desain produk. Dalam artikel kali ini, akan dibahas berbagai metodologi pengukuran ergonomi yang berfokus pada desain produk dan berorientasi pada pengguna.
Apa itu Desain Ergonomis ?
Human faktor atau faktor manusia dalam desain adalah faktor terpenting. Kesesuaian desain dengan kebutuhan manusia disebut dengan desain ergonomis. Sehingga, desain ergonomis adalah desain yang berorientasi pada pengguna.
Pada dasarnya, tujuan ‘desain’ dalam desain produk adalah memecahkan masalah. Dalam artian, desain menyesuaikan kebutuhan hingga perilaku pengguna, sehingga dibutuhkan pengambilan data antropometri. Oleh karena itu, penting bagi seorang design engineers untuk mengetahui strategi desain berdasarkan faktor manusia dan membandingkan relevansi tingkat kenyamanan dengan kebutuhan manusia atau membangun model regresi.
Model regresi adalah istilah yang dipakai untuk membandingkan dua variable yang dalam hal ini direpresentasikan oleh tingkat kenyamanan dan kebutuhan manusia yang diambil dari data antropometri.
Metode Pengukuran Ergonomi
Ergonomi akan tercipta jika data antropometri yang dihimpun akurat. Berbagai metode dan teknik pengukuran antropometri telah berkembang dari masa ke masa untuk memaksimalkan level akurasinya. Namun, tingkat level akurasi pada pengukuran Antropometri banyak bergantung dari berbagai faktor, seperti teknik pengukuran yang dipakai, postur pengukuran, posisi instrumen pengukuran hingga tekanan yang diberikan oleh alat ukur yang tidak dapat dihindari.
Metode pengukuran Antropometri sejatinya dibagi dalam tiga cara, yakni 2D Phtogrammetric Methods, 3D Scanning Methods dan Direct Manual Measurement. Berikut adalah review dari masing-masing metode pengukuran dalam desain produk.
2D Photogrammetric Methods
Metode lain dalam pengukuran antropometri adalah 2D Photogrammetric Methods atau Foto Grametri yang dalam aplikasiannya menggunakan multi-camera photogrammetric system. Data permukaan tubuh manusia dapat dengan mudah didapat dari sudut pandang yang berbeda. Meskipun terdengar lebih efektif, tingkat akurasi pengukuran ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jumlah gambar terdaftar, sudut pandang, distorsi lensa kamera saat mengambil gambar dan kondisi pencahayaan.
3D Scanning Methods
Pengukuran menggunakan teknologi 3D Scanning telah digunakan sejak 2 dekade terakhir. Metode ini menggunakan Electromechanical Probe atau sensor Electromagnetic System yang akan melakukan scanning pada permukaan tubuh. Pemindaian secara 3D ini akan menghasilkan duplikat objek pengukuran yang kemudian data antropometrinya akan dihasilkan dengan bantuan Komputer tertentu. Meskipun terdengar efektif, namun layaknya Foto Grametri atau 2D Photogrammetric metode scanning ini juga dipengaruhi oleh technical error seperti distorsi lensa kamera dan kondisi pencahataan. Selain itu, industri perlu merogoh kocek cukup dalam untuk menerapkan 3D Scanning Methods.
Direct Manual Measurement
Direct Manual Measurement atau pengukuran manual adalah penghimpunan data antropometri yang dilakukan secara konvensional menggunakan alat ukur seperti, Measuring Tape. Pengukuran secara manual biasanya dilakukan untuk mendapatkan ukuran panjang dan lebar. Namun, pengukuran ini adalah pengukuran yang dengan mudah tingkat keakurasiannya bergantung pada human error dan postur tubuh objek pengukuran.
Meskipun begitu, pengukuran inilah yang paling sering ditemui hingga kini, di berbagai sektor termasuk sektor kesehatan, teknik industri hingga keselamatan kerja. Pasalnya, pengukuran Salah satu cara untuk menanggulangi hal ini adalah memilih alat ukur yang telah sesuai standar seperti Kursi Antropometri dan Antropometri Portable. Pasalnya kedua alat ini telah melalui proses kalibrasi atau proses verifikasi tingkat keakuratan suatu alat ukur.
Baca Juga : Fungsi Ilmu Antropometri Dalam Desain Produk
Metode Pengukuran Ergonomi Terakurat
Meskipun metode pengukuran ergonomi telah berkembang pesat, namun pelaksanaan Foto Grametri dan Scanning belum banyak ditemui di industri manufaktur khususnya di negara berkembang. Selain karena kurangnya teknologi yang mumpuni, pelaksanaan digital measurement ini membutuhkan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu, Direct Manual Measurement menjadi pilihan.
Pada dasarnya, ukuran tubuh manusia akan berubah seiring dengan kegiatan yang sedang dilakukannya. Misalnya, pengukuran yang dilakukan dalam posisi berdiri akan berbeda dengan pengukuran yang dilakukan dalam posisi duduk. Oleh karena itu, diciptakan Kursi Antropometri untuk menghimpun data antropometri manusia dalam posisi duduk. Selain itu, inovasi Kursi Antropometri diciptakan juga untuk mengukur area wajah. Pengukuran dengan Kursi Antropometri biasanya digunakan untuk menciptakan produk seperti Kursi Kerja, Kursi Gaming dan lain sebagainya.
Alat ukur antropometri yang saat ini masif digunakan adalah Antropometri Portable. Sejatinya, Antropometri Portable adalah inovasi dari Kursi Antropometri dengan bentuk Portable atau mudah dibawa kemanapun. Selain itu, Antropometri Portable dapat digunakan untuk mengukur lebih dari 100 dimensi pengukuran, baik dalam keadaan berdiri atau duduk.
Alat Ukur Desain Produk
1. Kursi Antropometri
Kursi Antropometri merupakan instrumen terlengkap dalam mengukur antropometri pada tubuh manusia. Kursi Antropometri produksi Solo Abadi Indonesia dapat mengukur 34 dimensi tubuh manusia. Diantaranya adalah pengukuran tinggi, posisi duduk hingga pengukuran wajah. Instrumen ini mencakup segala pengukuran yang diperlukan dalam desain pakaian dan perlengkapan militer.
Satu hal yang krusial pada pengukuran penerbang wanita ada pengukuran pada posisi duduk. Posisi duduk penerbang akan menentukan performanya. Kursi Antropometri adalah instrumen yang tepat untuk ini. Instrumen ini juga telah digunakan dalam disiplin ilmu lain seperti teknik industri, ergonometri, antropologi, forensik dan banyak industri lain.
2. Antropometri Portable
Pengukuran antropometri biasanya menggunakan banyak instrumen dikarenakan banyaknya bagian tubuh yang perlu dilakukan pengukuran. Antropometri Portable merupakan instrumen pengukur antropometri yang dapat mengukur 100 pengukuran. Selain itu, Solo Abadi Indonesia memproduksi instrumen ini dalam desain portable yang dapat memudahkan mobilitas penggunanya.
Tentang PT. Solo Abadi Indonesia
PT. Solo Abadi Indonesia adalah perusahaan yang berlokasi di Surakarta, Jawa Tengah. Bergerak di bidang manufaktur dan merupakan produsen stadiometer portable, infantometer board, kursi antropometri dan stunting kit terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2005. Produk Solo Abadi dapat diaplikasikan di berbagai bidang ilmu seperti kesehatan, antropologi, forensik, teknik industri, desain produk, akademi, hingga militer. Kami harap dapat terus berkontribusi memajukan industri dalam negeri dengan mempersembahkan produk bersertifikasi dan berijin edar.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111