Antropometri dan penerapannya di sehari-hari memang selalu menarik untuk dikulik. Pasalnya penerapan ilmu antropometri sangatlah luas dan dimensi ukurnya begitu detil. Beberapa waktu lalu kita telah mempelajari mengenai dimensi pengukuran eye height dan sitting eye height beserta pengaplikasiannya secara tuntas. Pada kesempatan kali ini tim redaksi Solo Abadi ingin mengajak sobad solid untuk mempelajari dimensi pengukuran antropometri shoulder breadth dan aplikasinya di sehari-hari.
Antropometri sendiri erat kaitannya dengan ilmu ergonomi. Tak banyak yang juga menyebut bahwa antropometri merupakan aplikasi dari ergonomi. Sebelum kita mendalami mengenai dimensi antropometri shoulder breadth mari kita pahami dulu pengertian antropometri dan korelasinya dengan ergonomi.
Mengenal Antropometri dan Ergonomi
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari mengenai dimensi pengukuran tubuh manusia. Secara istilah kata antropometri diserap dari bahasa Yunani yakni anthros yang berarti manusia dan metri yang berarti pengukuran. Penerapan ilmu ini banyak digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam mendesain sistem kerja dan produk.
Ergonomi adalah ilmu yang sistematis dalam memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja. Dengan ergonomi, penggunaan dan penataan/fasilitas dapat lebih efektif serta memberikan kepuasan kerja.
Baca Juga : Antropometri, Apakah Pengaplikasian Ilmu Ergonomi?
Baik ilmu antropometri maupun ergonomi saling bertautan satu sama lain. Utamanya dalam merancang sebuah desain produk massal, diperlukan pengukuran antropometri yang memperhatikan prinsip ergonomis. Dalam pengukuran antropometri tentunya tidak hanya satu dimensi saja yang ditinjau, sejumlah dimensi tubuh yang turut berpengaruh juga ikut ditinjau dan diukur. Lantas apa saja dimensi ukur yang digunakan? Mari kita bahas satu per satu dimensi pengukuran tubuh manusia. Berikut adalah salah satu dimensi tubuh yang diukur untuk posisi statis yakni shoulder breadth.
Dimensi Pengukuran Antropometri Shoulder Breadth
Shoulder breadth atau lebar bahu memililki dua dimensi atau bagian ukur yakni biacromial dan bideltoid. Biacromial adalah jarak horizontal melintasi bahu diukur antara acromia (titik tulang). Sedangkan bideltoid sendiri merupakan lebar horizontal maksimum di bahu, diukur dengan tonjolan otot deltoid. Kedua dimensi tersebut memiliki pengaplikasian masing-masing.
Digunakan untuk mengukur jarak maksimal bahu untuk menentukan ukuran desain produk hingga untuk kepentingan militer. Sebagai acuan atau data referensi dalam sejumlah aktivitas atau desain. Berikut adalah aplikasi-aplikasi pengukuran antropometri shoulder breadth.
Aplikasi Pengukuran Antropometri Shoulder Breadth
Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa hasil ukur dari dimensi shoulder breadth digunakan sebagai datum referensi dalam merancang desain produk maupun militer. Secara spesifik hasil ukur lebar bahu atau shoulder breadth tersebut digunakan untuk merancang baju yang diproduksi secara massal. Untuk produk massal pengukurannya tidak seperti pengukuran custom diperlukan populasi tertentu untuk dilaksanakan pengukuran. Hal ini dilakukan untuk menemukan ukuran rata-rata yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin. Ukuran baju sendiri membutuhkan data ukur biacromial dan juga bideltoid.
Baca Juga : Mengetahui Tentang Biacromial Dalam Pengukuran Antropometri
Selain ukuran baju, pengukuran shoulder breadth juga digunakan dalam militer, sebagai salah satu syarat masuk polri maupun tentara. Lebih jauh, pengukuran shoulder breadth utamanya dimensi lebar bideltoid juga digunakan sebagai prosedur boarding helikopter. Dimana posisi duduk penumpang disesuaikan ukuran lebar bahu antar deltoid.
Berdasar Reval safety training disebutkan bahwa ukuran bahu penumpang helikopter berpengaruh pada posisi duduk saat board. Mereka yang memiliki lebar bahu lebih dari 55,9 cm (22”) digolongkan sebagai ekstra lebar (XBR), dan diharuskan duduk di kursi helikopter di sebelah jendela yang sesuai dengan ukuran bahu mereka. Mereka yang memiliki lebar bahu 55,9 cm atau kurang diklasifikasikan sebagai reguler. Pengukuran bahu untuk kasus ini menggunakan pengukuran shoulder breadth bideltoid. Hasil pengukuran harus dilakukan dengan alat ukur antropometri yang presisi. Berikut adalah rekomendasi alat ukur antropometri terakurat.
Alat Ukur Antropometri Terakurat
Hasil pengukuran antropometri dalam mengukur lebar bahu atau shoulder breadth (biacromial and bideltoid) haruslah akurat dan presisi. Maka itu diperlukan alat ukur yang menunjang hasil akurat tersebut. Berikut adalah pilihan alat ukur terbaik yang dapat digunakan :
Antropometri Portabel Kit
Metrisis – Antropometri portabel produksi Solo Abadi Indonesia adalah alat ukur antropometri turunan dari kursi antropometri yang dikemas dalam bentuk portabel, bertujuan agar alat ukur dapat dipindah maupun dibawa kemana saja dengan mudah. Selayaknya sebuah inovasi, antropometri portabel dapat digunakan untuk mengukur hingga lebih dari 100 dimensi tubuh manusia.
Baca juga : Fungsi dan Keunggulan Portable Antropometri Kit
Fungsi alat ini adalah untuk melakukan pengukuran antropometri yang dilakukan dengan hati-hati dan mengedepankan ketepatan data. Instrumen ini menawarkan kemampuan pengukuran hingga 100 pengukuran. Disamping itu, bentuknya yang portable membuat alat ini dapat digunakan tak terbatas waktu dan dan dilakukan dimana saja.
Alat antropometri kit dari SOLO ABADI telah dikirimkan ke berbagai jurusan di Indonesia. Saat ini, 8 Portable Antropometri kit dari SOLO ABADI sudah digunakan salah satunya oleh Jurusan Kedokteran, Universitas Islam Indonesia. Berikut detail dari produk Antropometri Portable Kit.
Kontak Kami Untuk Mendapatkan Produk Antropometri
Dapatkan alat ukur antropometri dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp kami, karena kami siap untuk menghubungi anda segera.
