3 Penyebab Error Pengukuran Antropometri

Penyebab error kesalahan pengukuran Antropometri dapat terjadi karena kurangnya kapasitas petugas. Namun, faktor alat ukur Antropometri seringkali ditemukan. Error pengukuran Antropometri dapat berdampak fatal terutama pada pengukuran perkembangan status gizi. Namun, bukan berarti di sisi ergonomi tidak akan berdampak. Error pada pengukuran Antropometri dapat menghasilkan cedera muskuloskeletal.

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita simak 3 penyebab error pengukuran antropometri yang sering terjadi.

Pentingnya Akurasi Pengukuran Antropometri

Pengukuran Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia yang paling objektif. Standar pengukuran ini juga didasarkan pada objek hidup yang diukur secara berulang-ulang. Hal ini dilakukan karena faktor biologis dan ras yang membuat variasi standar antropometri. Variasi ini kemudian dibahas dalam bidang keilmuan, Somatometry.

Variasi data yang menghasilkan standar pengukuran Antropometri membuat akurasi jadi penting. Akurasi adalah sejauh mana hasil pengukuran atau studi antropometri mencerminkan nilai yang sebenarnya. Dengan kata lain, akurasi mencerminkan tingkat ketepatan atau kesesuaian antara hasil pengukuran dengan nilai yang sebenarnya.

Menjaga akurasi dan meminimalisir kemungkinan error. Berikut adalah 3 penyebab error pengukuran antropometri!

1. Human Error

Error Pengukuran Antropometri
Pengukuran Antropometri perlu dilakukan oleh Professional di bidangnya.

Salah satu penyebab error pengukuran Antropometri adalah kurangnya kapasitas petugas dalam melakukan pengukuran. Kurangnya kapasitas ini bukan hanya dapat menyebabkan error, namun juga tidak presisi. Pasalnya, Antropometri demi kepentingan ergonomis membutuhkan landmark atau titik ukur yang tepat. Sehingga, pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia sangat diperlukan.

Baca Juga :  Mengenal 4 Tipe Caliper Dalam Pengukuran Antropometri! 

Studi yang membutuhkan profesional dalam melakukan pengukuran ini diantara lain adalah Studi Industri, khususnya K3 (Kesehatan dan Keselamat Kerja), Fisioterapi, Kedokteran, Antropologi, Forensik hingga Manajemen Olahraga.

2. Alat Ukur yang Tidak Terstandard atau Terkalibrasi

Tiap sub bidang studi antropometri, memiliki masing-masing alat ukurnya. Dalam kasus pengukuran status gizi pada balita dibawah lima tahun, tinggi badan dan berat badan jadi indikator penting untuk mendeteksi kondisi gagal tumbuh atau stunting. Sehingga, membutuhkan Infantometer Board atau Stadiometer Portable dan Timbangan bayi digital.

Lain halnya dengan Teknik Industri yang membutuhkan Kursi Antropometri atau Antropometri Portable untuk menciptkan lingkungan kerja yang ergonomis.

Kursi Antropometri

Kursi Antropometri adalah alat ukur antropometri pertama yang dikhususkan untuk mendesain berbagai jenis kursi. Saat ini, alat ini telah digunakan berbagai bidang mulai dari desain produk hingga Sport Authority of India (SAI). Beberapa keunggulan dari Kursi Antropometri adalah :

Baca Juga :  Kegunaan dan Fungsi dari Kursi Antropometri 
  1. Prosedur yang sederhana serta aman digunakan.
  2. Tahan lama dalam penggunaan.
  3. Menggunakan metode yang tepat dan mudah dipahami.
  4. Sistem perakitan yang knock down sehingga bisa disimpan secara ringkas dan rapi.
  5. Sistem menaikkan dan menurunkan alas duduk yang sudah menggunakan hidrolik.

Antropometri Portable, Alat Ukur Versi Portable

Antropometri Portable adalah alat ukur Antropometri yang dapat dibawa kemana pun dan melakukan pengukuran kapanpun. Dengan desainnya yang ringkas, alat ini juga dapat melakukan 100 lebih pengukuran dimensi tubuh manusia.

Hasil pengukuran yang tidak akurat dapat disebabkan karena alat ukur yang tidak terstandard dan terkalibrasi. Kalibrasi adalah proses wajib yang harus dilewati oleh alat ukur Antropometri. Kalibrasi atau validasi skala pengukuran perlu dilakukan untuk menjaga akurasi alat ukur yang digunakan.

3. Metode Pengukuran yang Tidak Konsisten

Metode pengukuran yang tidak konsisten jadi salah satu penyebab tidak tepatnya pengukuran Antropometri. Seperti yang telah dijelasakan, pelaksaan pengukuran perlu dilakukan berkali-kali pada titik tubuh tertentu. Perlu dicatat bahwa, pengukuran antropometri juga dapat dilakukan dalam posisi kerja atau yang biasa disebut sebagai metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) dan RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Sehingga, pemilihan metode pengukuran perlu dipertahankan secara konsisten.

Selain itu, pengukuran juga perlu menggunakan alat ukur dengan konsisten untuk menjaga validitas data antropometri.

Temukan Alat Ukur Antropometri yang Tepat Untuk Mengindari Error Pengukuran

Alat ukur Antropometri yang telah berstandar dan terkalibrasi dapat ditemukan di Antropometri Portable Complete Set Series dan Kursi Antropometri. Instrumen ini dapat melakukan pengukuran hingga lebih dari 100 dimensi pengukuran tubuh. Data antropometri tersebut dapat dengan mudah diaplikasikan dalam berbagai keilmuan.

Antropometri Portable Complete Set Series telah digunakan oleh berbagai institusi baik dari dalam maupun luar negeri dalam berbagai bidang  seperti pendidikan, institusi pemerintahan, kemiliteran, arsitektur hingga forensik.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?