Skrining PTM di Posbindu ialah sejumlah tes yang dilakukan untuk melihat adanya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) pada pasien. PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman. Di Indonesia, angka kematian akibat PTM ini terus meningkat. Sehingga, pemerintah membangun POSBINDU sebagai strategi meningkatkan kesehatan masyarakat. Lalu, apa itu Skrining PTM di Posbindu ?
Mengenal Apa Itu PTM (Penyakit Tidak Menular)?
Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh agen infeksius dan cenderung bersifat kronis. Penyakit ini berkembang secara perlahan dan memiliki durasi panjang, sering kali berlangsung seumur hidup. Contoh umum PTM meliputi penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, masalah gizi, penyakit pernapasan kronis (seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis), serta gangguan kesehatan mental.
Faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) meliputi rokok, konsumsi minuman berakohol, pola makan tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. PTM merupakan indikator kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. Hal ini berdampak pada Umur Harapan Hidup (UHH) dan Healthy Adjusted Life Expectacy (HALE).
Penyakit Tidak Menular juga jadi salah satu penyebab tingginya Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Hal ini termasuk, stunting, wasting dan gizi buruk. Sehingga, pemerintah memerlukan program yang terintegrasi, dalam hal ini adalah Skrining PTM di Posbindu.
Apa Itu Skrining PTM di Posbindu?
Posbindu atau Pos Pembinaan Terpadu adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini daktor resiko PTM Terintegrasi (penyakit jantung, pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.
Posbindu PTM bersifat promotif dan preventif dalam hal deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM. Selain itu, sasaran pada Posbindu berbeda dengan Posyandu yang mencakup bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan wanita usia subur. Sedangkan untuk posbindu, sasaran masyarakat jatuh pada kelompok masyarakat usia 15 tahun ke atas.
Skrining PTM di Posbindu adalah salah satu cara untuk mencegah buruknya efek keberlanjutan dari Penyakit Tidak Menular. Oleh karena itu, skining dilaksanakan untuk mengetahui sedini mungkin apakah terdapat kelompok masyarakat yang perlu segera mendapatkan penanganan khusus.
Proses Skrining PTM di Posbindu
Berikut adalah alur atau proses skrining PTM di Posbindu yang dapat diakses oleh masyarakat di daerah :
1. Pelayanan Administrasi
Dalam alur proses yang paling pertama ini adalah pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan mencatat data individu pasien sesuai buku monitoring faktor resiko PTM yang ada. Pada pelaksaan monitoring, kondisi faktor resiko PTM harus diketahui oleh yang diperiksa maupun yang memeriksa.
2. Wawancara Faktor Resiko PTM
Hal-Hal yang perlu diwawancara berkaitan dengan faktor resiko PTM antara lain riwayat merokok, kebiasaan minum minuman manis, kopi dan berakohol, kegiatan aktifitas fisik atau olahraga, kebiasaan makan sayur dan buah, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat penyakit dahulu dan keluarga yang berkaitan dengan penyakit tidak menular.
3. Pemeriksaan Antropometri
Pemeriksaan Antropometri adalah pemeriksaan dimensi tubuh yang berkaitan dengan status gizi seseorang. Status gizi ini juga merupakan faktor dari Penyakit Tidak Menular (PTM). Pemeriksaan Antropometri dalam skrining PTM di Posbindu adalah Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Masa Tubuh dan Lingkar Perut.
Pemeriksaan Antropometri perlu dilakukan dengan alat ukur yang sesuai dengan standarisasi KEMENKES dan memenuhi sertifikasi yang telah ditetapkan. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan status gizi sesuai dengan kondisi pasien.
Pengukuran Berat Badan perlu dilakukan dengan timbangan badan digital yang telah terkalibrasi. Sedangkan, Pengukuran Tinggi Badan perlu dilakukan dengan Stadiometer Portable atau alat ukur tinggi badan yang juga telah terkalibrasi. Untuk pengukuran Lingkar Perut, petugas kesehatan perlu menggunakan Pita Lingkar Lengan Atas atau LiLA.
Untuk menyederhanakan hal ini, Puskesmas atau Posbindu dapat melakukan pengadaan Antropometri KIT. Antropometri KIT adalah serangkaian alat ukur yang digunakan untuk menentukan status gizi seseorang.
4. Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah dan Kolestrol
Pemeriksaan tekanan darah atau yang biasa disebut sebagai cek tensi adalah prosedur untuk mengukur sebara kuatnya tekanan darah di arteri saat jatung di pompa. Tujuan Pemeriksaan Tekanan Darah bertujuan untuk mendiagnosis faktor resiko PTM yakni masalah kardiovaskuler atau jantung.
Pemeriksaan Gula Darah adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa kadar glukosa atau gula darah dalam tubuh. Lalu, dilanjutkan dengan pengecekan kolestrol total dan trigliserida yang merupakan faktor resiko penyakit jantung dan pembulih darah.
5. Konseling dan Edukasi
Kegiatan Konseling dan Penyuluhan perlu dilakukan pada setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor resiko kurang bermanfaat bila masyarakat belum mengerti cara mengendalikannya. Sehingga, tenaga kesehatan akan merekomendasikan beberapa aktifitas fisik yang dapat dilakukan sesuai dengan hasil skrining ptm pasien.
Alat yang Dibutuhkan Untuk Skrining PTM di Posbindu
Selain membutuhkan alat ukur deteksi tensi dan glukometer, skrining PTM di Posbindu juga memerlukan
1. Stadiometer Portable
Stadiometer Portable adalah alat ukur tinggi badan yang sesuai dengan Kemenkes. Stadiometer merupakan alat ukur tinggi badan paling lazim digunakan pada pusat kesehatan. Stadiometer Portable merupakan inovasi PT. Solo Abadi Indonesia untuk menghadirkan alat ukur berdesain portable, sehingga seluruh proses pengukuran dapat dengan mudah dan praktis dilakukan dimanapun.
Stadiometer Portable merupakan alat antropometri anak yang telah lolos uji kalibrasi dan bersertifikat Izin Edar Alat Kesehatan Dalam Negeri (AKD) dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pengukuran Stadiometer Portable juga terbilang sangat mudah dan akurat. Pointer akan otomatis menunjukkan angka tinggi badan.
2. Pita Lingkar Lenngan Atas dan Kepala
Pita Lingkar Kepala dan Lengan (LiLA)
Alat ukur Lingkar Kepala dan Lengan (LiLA) adalah salah satu alat antropometri kit yang menunjukkan indeks massa tubuh pada anak maupun orang dewasa. Data yang dihasilkan dalam pengukuran LiLA dapat menentukan status Kekurangan Energi Kronis (KEK). Penentuan status ini dapat menjadi indikator awal penentuan status stunting hingga kadar lemak.
Pita LiLA biasanya menggunakan bahan fiberglass dan mampu mengukur hingga kepanjangan maksimal 150 cm. Untuk mempermudah melakukan pengukuran lingkar lengan atas ataupun kepala, pita LiLA memiliki tombol untuk menggulung pita secara otomatis.
3. Timbangan Digital
Timbangan badan digital adalah alat pengukur berat badan yang paling lazim digunakan diseluruh pusat kesehatan hingga tersedia di setiap rumah. Timbangan badan digital sangat mudah ditemukan, namun perlu diperhatikan tingkat presisi dari data yang dihasilkan. Memilih timbangan digital dari instansi terpercaya merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data dengan tingkat presisi yang tinggi.
Dapatkan Alat Ukur Untuk Skrining PTM di Posbindu yang Akurat
PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kami menyediakan berbagai Antropometri Kit dengan kualitas dalam negeri yang tidak perlu diragukan lagi.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.
Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri