Sering Disebut, Apa Arti Prevalensi, Cara Mengukur dan Fungsinya?

Semenjak isu stunting merebak di Indonesia, dan menjadi prioritas kesehatan nasional, istilah prevalensi stunting kerap disebut. Prevalensi stunting sendiri kerap digunakan untuk menggambarkan jumlah kasus stunting yang ada di suatu daerah berdasarkan data yang telah dihimpun. Lantas apa sebenarnya yang arti prevalensi, bagaimana cara mengukur, dan apa fungsinya?

Artikel berikut akan mengulas semua yang ingin Sobad Solid ketahui tentang kata prevalensi. Mulai dari arti kata, cara pengukuran hingga fungsi dan penerapannya dalam keseharian.

Mengenal Prevalensi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prevalensi dalam bidang kedokteran atau kesehatan memiliki arti jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah. Artinya, istilah prevalensi digunakan sebagai representasi banyaknya kasus penyakit yang terjadi. Adapun dalam mengukur frekuensi penyakit yang terjadi di lapangan dapat menggunakan istilah prevalensi dan juga insidensi. Keduanya merupakan bagian dari istilah dalam epidemiologi suatu penyakit.

arti prevalensi

Meski demikian terdapat perbedaan penggunaan istilah prevalensi dan juga insidensi dalam menilai frekuensi kasus. Untuk insidensi digunakan dalam menghitung proporsi jumlah kasus baru pada periode tertentu. Sementara prevalensi digunakan dalam menghitung proporsi jumlah kasus lama dan kasus baru pada periode tertentu.

Frekuensi kasus sendiri berperan untuk mengukur beban penyakit yang terjadi dalam suatu wilayah dan menyusun skala prioritas. Skala prioritas dapat bermanfaat untuk membantu tenaga medis menentukan penyakit atau kelainan mana yang perlu didahulukan penanganannya dalam suatu wilayah.

arti prevalensi

Prevalensi juga berperan dalam menentukan urgensi kasus stunting di Indonesia, untuk mengukur seberapa besar penyakit ini mempengaruhi sebuah wilayah.

Contoh Penggunaan Istilah Prevalensi di Indonesia

Seperti disebutkan prevalensi digunakan untuk menggambarkan situasi dan frekuensi kasus penyakit yang terjadi. Istilah ini salah satunya digunakan untuk menghitung frekuensi kasus stunting di Indonesia. Prevalensi juga digunakan untuk menyebutkan frekuensi kejadian kasus COVID-19 pada masa pandemi lalu.

Dalam kalimat, penerapan istilah prevalensi dapat digunakan sebagai berikut:

  • Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21,6% dari 24,4%
  • Secara epidemiologi, prevalensi COVID-19 (coronavirus disease 2019) meningkat secara cepat di seluruh dunia.
  • Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi skizofrenia di Indonesia sebanyak 6,7 per 1.000 rumah tangga
  • Menurut Riskesdas dalam (Kemenkes RI, 2021) prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%

Cara Mengukur Prevalensi Stunting

Setelah memahami arti dan penerapan istilah prevalensi, sekarang saatnya kita pahami bagaimana cara mengukur prevalensi, khususnya kasus stunting. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilalui untuk mengatasi prevalensi stunting:

  1. Pertama, Anda perlu mengetahui data seperti jumlah penderita lama dan baru dalam waktu yang ditentukan. Selain itu, Anda juga membutuhkan data jumlah penduduk di wilayah yang dituju.
  2. Selanjutnya, masukkan data yang diperoleh ke dalam rumus angka prevalensi poin untuk mendapatkan persentase prevalensi suatu penyakit. Berikut adalah rumus angka prevalensi poin:
Angka prevalensi poin = Jumlah penderita lama dan baru dalam satu waktu ÷ jumlah penduduk x 100%

Sebagai contoh, semisal di kecamatan A dengan jumlah anak 1000, terdapat 5 anak terkena indikasi stunting. Hari ini 5 anak lagi dinyatakan stunting. Selanjutnya masukkan data yang dipunya ke dalam rumus, sebagai berikut:

Angka prevalensi poin =  (5+5) ÷ 1000 x 100% = 1%

Berdasarkan rumus tersebut, diperoleh prevalensi stunting di kecamatan A sebesar 1%, artinya dari setiap 100 anak terdapat 1 anak yang terindikasi kasus stunting. Karenanya, untuk meraih zero stunting perlu dilakukan sejumlah intervensi untuk melakukan pencegahan. Salah satunya adalah dengan mendeteksi stunting sejak dini dengan mengukur antropometrinya.

Alat Ukur Antropometri Terakurat untuk Deteksi Stunting Sejak Dini

Antropometri Kit – SK TKDN produksi PT Solo Abadi Indonesia adalah paket alat ukur antropometri untuk mendeteksi stunting sejak anak usia batita. Paket ini terdiri dari Stadiometer Portable, Infantometer Board, Timbangan Dewasa Digital, Timbangan Bayi Digital, Pita LILA dan juga Tas Antropometri.

Spesifikasi dari antropometri Kit – SK TKDN telah disesuaikan dengan KMK HK 01.07/MENKES/1919/2022 mengenai spesifikasi lengkap paket antropometri kit. Timbangan Bayi dan juga Timbangan Dewasa Digital dari Solo Abadi telah terrhubung dengan aplikasi MetrisisApp yang dapat diunduh di Google Play Store.

Kontak Kami untuk Pemesanan Produk Antropometri

Dapatkan dan pesan alat ukur antropometri dengan harga terbaik dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Pembelian untuk keperluan instansi dapat langsung membeli melalui etalase e-katalog konsolidasi antropometri dari Kementerian Kesehatan. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp, kami siap untuk menghubungi anda segera.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?