Setiap kemasan beku perlu untuk diberikan informasi mengenai konten atau isi dari kemasan beku tersebut, umur kadaluarsanya, produsen, dan informasi lainnya yang dapat berguna untuk customer. Informasi ini harus ada dalam kemasan untuk memenuhi standar yang sudah ada, dan bahkan juga bisa untuk mengedukasi customer atau mempromosikan brand atau produsen. Informasi peringatan untuk bagian lainnya seperti “Keep It Refrigerated” atau informasi lainnya yang tidak kalah pentingnya juga. Oleh karena itu, berikut adalah proses memberi label pada produk kemasan beku.
Tantangan yang Ada Pada Pemberian Label/Labeling Pada Kemasan Beku
Pemberian label pada produk kemasan beku memiliki beberapa tantangan karena lingkungan produksi yang susah untuk proses memberi label pada produk kemasan beku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lainnya:
- Kondensasi, pembekuan, dan juga prosedur pencucian yang dapat berakibat pada durabilitas dari tulisan pada label dan juga memastikan label masih lekat.
- Temperatur yang dingin dapat mempengaruhi viskositas tinta dan perawatan tinta atau kesulitan untuk menyalakan mesin.
- Beberapa jenis kemasan seperti stand up pouch, dan kemasan resealable yang dapat mempengaruhi efisiensi tulisan.
Beberapa Cara dan Proses untuk Memberikan Label / Labeling pada Produk Kemasan Beku
Pemberian label / labeling pada produk kemasan beku memiliki beberapa tantangan karena lingkungan produksi yang susah untuk proses memberi label pada produk kemasan beku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lainnya:
1. Non-Contact Coding
Mesin yang digunakan untuk non contact coding ada beberapa, diantaranya adalah Thermal Inkjet dan Continuous Inkjet. Ink Based, Non-Contact Printing menggunakan panas dan tegangan permukaan untuk memindahkan tinta ke permukaan kemasan. Aplikasi: Pencetakan 2D seperti barcode. Terutama kualitas yang baik untuk pencetakan pada karton dan industri farmasi.
2. Variable Info Coding
Mesin yang digunakan untuk variable info coding adalah Thermal Transfer Overprinting (TTO). Mesin ini menggunakan teknologi transfer tinta dengan metode heat transfer melalui ribbon ke substrat atau bahan kemasan makanan, minuman, obat-obatan.
3. Product/Package Labeling
Mesin yang digunakan adalah Product Wrap Around Labeling Applicator Machine. Mesin ini berfungsi untuk memberikan label yang sudah dibuat sebelumnya kepada kemasan produk secara keseluruhan menggunakan roller, dengan cara menempelkan atau melekatkan label dengan kemasan, bisa menggunakan perekat ataupun panas. Bentuk label yang digunakan kotak yang disimpan dengan roller.
4. Labels for Products
Fungsi dari proses atau cara ini adalah untuk memberikan label informasi kecil pada kemasan. Mesin yang digunakan adalah Product Labeling Applicator, bentuk dari label yang digunakan bebas dan tidak terbatas.
5. Carton Marking
Fungsi dari proses ini adalah untuk memberikan informasi pada bagian luar dari karton untuk memberikan informasi ketika produk dikirimkan, dan juga informasi untuk konsumen. Mesin yang biasa digunakan adalah Thermal Inkjet Printer (TIJ) dan mesin lainnya juga.
Solusi untuk Feeding Kertas dan Label yang Dapat Diandalkan, dan 100% Produk Lokal, Light Feeder!
Perlu untuk mengoptimalkan proses produksi di usaha anda? Beralih ke Light Feeder! Mesin Light Feeder adalah salah satu jenis mesin friction feeder, yang berfungsi mengeluarkan kertas secara satu persatu. Light Feeder menjadi satu-satunya mesin feeder yang 100% asli buatan Indonesia dengan berbagai keunggulan, meliputi:
- Mesin feeder satu-satunya buatan Indonesia
- Bisa dicustom sesuai kebutuhan, termasuk kecepatan dan ukuran
- Terbuat dari Stainless Steel sehingga anti karat, kuat, dan tahan lama.
- Dapat digunakan untuk berbagai industri, seperti industri percetakan, farmasi, makanan, dan kecantikan.
Dapatkan Informasi lengkap bisa Anda temukan di website, termasuk fitur Ask for Price untuk penawaran harga terbaik. Anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp, dan Instagram atau melalui Email dan Nomor Telepon kami.
Artikel ini ditulis oleh Hilarius Julian Satrio Abinowo, Mahasiswa Program Studi Perancangan Manufaktur, Politeknik ATMI Surakarta, Angkatan 55.
