Peralatan Teknologi Tepat Guna adalah inovasi perlatan yang digunakan demi meningkatkan efektivitas kerja manusia di bidang tertentu. Di BRIN, inovasi tersebut dikembangkan secara intens melalui Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG). Dimana dalam dua tahun terakhir tengah mengembangkan riset yang berbasis pada dimensi tubuh manusia. Oleh karena itu, Perancangan Peralatan Teknologi Tepat Guna BRIN harus memperhatikan hal ini!
Apa Manfaat Teknologi Tepat Guna ?
Sebelum mengulik manfaat Teknologi Tepat Guna, perlu dimengerti definisi dari frasa ini. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2001 tentang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan lingkungan hidup.
Sehingga Teknologi Tepat Guna dapat disimpulkan sebagai rangkaian kegiatan untuk alih teknologi yang berbasis pada kepentingan manusia dan meningkatkan efektifitas kerja manusia. Secara makro, Pemerintah Indonesia mulai menerapkan Teknologi Tepat Guna demi menunjang pengembangan wilayah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Dalam proses alih teknologi ini, BRIN merupakan salah satu instritusi yang ‘paling bertanggung jawab’ untuk memimpin rancangan Teknologi Tepat Guna. Pasalnya, BRIN adalah institusi negara yang menjalankan penelitian, pengembangan dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi sejak 2021 lalu.
Baca Juga : Alat Ukur Antropometri dan Fungsinya Dalam Penelitian & Riset Ergonomi
Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Rancangan Teknologi Tepat Guna ?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Teknologi Tepat Guna bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja manusia sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Hal ini berarti manusia menjadi fokus Rancangan Teknologi Tepat Guna. Oleh karena itu, Desain Berbasis Manusia (human centered design) adalah hal yang perlu diperhatikan dalam Rancangan Teknologi Tepat Guna.
Human Centered Design adalah desain suatu sistem atau produk yang berfokus pada manusia atau pengguna. Seperti yang telah dijelaskan oleh Ibu Rahmaniyah Dwi Astuti, S.T., M.T. seorang Praktisi Ergonomi dari Universitas Sebelas Maret Surakarta menjelaskan bahwa disetiap komponen apapun yang melibatkan manusia, maka memerlukan ergonomi. Ergonomi adalah keilmuan mengenai desain, rancangan kerja yang berbasis bada dimensi tubuh manusia dan kemampuan beserta kekurangannya.
“Kita ini negara berkembang, jadi kajian yang sifatnya punya efek jangka panjang seringkali tidak diperhatikan.. padahal dimana ada manusia, disitu intervensi ergonomi bisa dilakukan”
Jelas Ibu Rahmaniyah Dwi Astuti, S.T., M.T.
Baca juga : Kembangkan Kajian Ergonomi Agroindustri, BRIN Subang Gunakan Antropometri Portable
Ergonomi adalah Aspek Penting Dalam Perancangan Teknologi Tepat Guna BRIN
Ergonomi di Indonesia merupakan aspek yang belum banyak di kaji. Bahkan, aspek hukum terkait ergonomi baru secara jelas dicantumkan di tahun 2019. Sebelumnya, aspek hukum terkait ergonomi dikaji dalam keselamatan tenaga kerja. Padahal, ergonomi bukan hanya mencakup kajian mengenai keselamatan, namun juga terkait kenyamanan dan efektivitas kerja. Artinya, setiap alat kerja yang kita gunakan harus menggunakan prinsip ergonomi. Oleh karena itu, dalam merancang Teknologi Tepat Guna BRIN perlu memperhatikan aspek ergonomi.
Dalam dua tahun terakhir, BRIN telah membentuk kelompok riset Perancangan Teklogi Tepat Guna. Kelompok Riset (PRTTG) BRIN antara lain adalah Mekanis dan Termal Peralatan Teknologi Tepat Guna, Otomasi Peralatan Teknologi Tepat Guna, Mekanisasi dan Peralatan Pascapanen-Teknologi Tepat Guna, Rekayasa Proses Teknologi Tepat Guna dan Rekayasa Sistem dan Ergonomi Teknologi Tepat Guna.
Berdasarkan kelompok kajian tersebut, BRIN telah membuat ergonomi menjadi aspek prioritasnya. Layaknya BRIN Bandung yang melakukan Revitalisasi Laboratorian Sistem Kerja dan Ergonomi dengan menyediakan alat ukur ergonomi, Antropometri Portable. Selain BRIN Bandung, BRIN Subang juga melibatkan ergonomi dalam riset agroindustri miliknya dengan Antropometri Portable.
Baca Juga : Kembangkan Riset Ergonomi di Indonesia, BRIN Gunakan Antropometri Portable dari Solo Abadi
Antropometri Portable adalah Alat Ukur Ergonomi Terbaik Bagi PRTTG BRIN
Antropometri Portable adalah alat ukur antropometri paling banyak digunakan di Laboratorium Ergonomi dan Sistem Kerja. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengukur lebih dari 100 dimensi tubuh manusia dalam dua posisi kerja. Posisi kerja pada manusia sendiri terdiri atas posisi duduk dan berdiri serta rasio wajah.
Dengan data yang dihasilkan oleh Antropometri Portable, industri dapat mengetahui lingkungan dan instrumen pendukung kerja yang sesuai dengan beban kerja hingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai. Data inilah yang kemudian diperlukan dalam melakukan Riset Ergonomi. Namun, sebelumnya para peneliti perlu mengumpulkan sample dari sebuah ras tertentu dalam suatu daerah. Data yang dinilai telah cukup mewakili rerata dimensi tubuh tersebut dapat dibentuk menjadi standard antropometri.
Antropometri Portable merupakan alat ukur antropometri terbaik untuk melakukan riset ergonomi. Antropometri Portable memiliki 4 tipe caliper , yakni Sliding Caliper, Small Spreading Caliper, Large Spreading Caliper, Branches Measurement Curves dan satu set Anthropometer. Kelima instrumen tersebut dapat digunakan di berbagai bidang, baik pendidikan, K3, otomotif, hingga aviasi dan militer. Kebutuhan riset ergonomi dapat dipermudah dengan desain antropometri portable yang dapat dibawa kemanapun.
Kursi Antropometri, Alat Ukur Ergonomi Untuk Standarisasi BRIN
Kursi Antropometri merupakan salah satu instrumen wajib dalam Laboratorium Ergonomi dan Sistem Kerja. Sesuai dengan namanya, Kursi Antropometri dibuat untuk mengetahui dimensi tubuh manusia agar dapat diterapkan dalam produk terapan, khususnya kursi. Namun, Kursi Antropometri dari PT Solo Abadi Indonesia dapat digunakan untuk mengukur dimensi manusia pada posisi berdiri dan bahkan rasio pada wajah.
Kursi Antropometri adalah alat ukur antropometri yang paling familiar dalam keilmuan ergonomi. Awalnya, peneliti hanya menggunakan Kursi Antropometri yang dibuat sendiri menggunakan kayu dan pita baca, serta hanya dapat mengukur pada posisi duduk. Dengan menggunakan Kursi Antropometri, Riset Ergonomi yang saat ini tengah digencarkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat didukung sepenuhnya. Pasalnya BRIN sedang memiliki proyeksi untuk merilis Standard Nasional Indonesia (SNI) terutama pada kursi di institusi pendidikan.
Sejauh ini, Kursi Antropometri adalah instrumen yang paling banyak digunakan di institusi pendidikan di Indonesia, terutama pada program studi Teknik Industri. Selain itu, penerapan data Kursi Antropometri juga dilakukan oleh Sport Authority India (SAI) dalam Sport Science.
Dapatkan Alat Ukur Ergonomi Perancangan Teknologi Tepat Guna
Solo Abadi Indonesia secara penuh mendukung Pemerintah Indonesia untuk menciptakan inovasi dan memperdalam riset ergonomi serta menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Selaku sektor privat kami senantiasa terbuka atas kolaborasi riset ergonomi dan antropometri demi mendukung ekosistem ergonomi yang baik di Indonesia.
Hubungi admin kami untuk melakukan konsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp serta dapatkan informasi lebih lanjut melalui www.soloabadi.com.