Kerap kali kita jumpai sejumlah mesin yang diimpor dari luar negeri memiliki ukuran yang tak ideal dengan pekerja di Indonesia. Hal ini dikarenakan mesin yang diproduksi di luar negeri sudah disesuaikan dengan karakteristik dan ukuran antropometri pekerja di negara tersebut. Sehingga mesin tersebut kemudian menjadi terlalu tinggi maupun terlalu rendah untuk digapai pekerja Indonesia. Padahal negara kita masih belum mampu memproduksi mesin tersebut, terus bagaimana dong? Tak perlu risau, hal ini dapat ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas kerja atau sistem kerja yang sesuai dengan antropometri pekerja.
Apa Itu Antropometri?
Antropometri merupakan ilmu yang mempelajari seputar dimensi tubuh manusia. Istilah tersebut berpangkal dari bahasa Yunani kuno dari kata “anthropos” yang berarti manusia, dan “metron” yang berarti pengukuran. Ilmu ini memiliki cakupan bidang yang luas, mulai dari kesehatan, militer hingga sistem kerja memerlukan prinsip antropometri dalam prosesnya. Tak dipungkiri bahwa bidang-bidang tersebut memiliki manusia sebagai pemeran utamanya. Sehingga tak satupun ruang mengabaikan ukuran dari dimensi tubuh manusia.
Antropometri dan Ergonomi Mikro
Lebih jauh, antropometri memiliki keterkaitan dengan ilmu ergonomi. Untuk kalian yang sudah pernah menjalani studi di jurusan teknik industri, istilah ergonomi tentu tak asing lagi. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud pun beragam, antara lain lingkungan perusahaan, lingkungan keluarga, hingga lingkungan bernegara.
Karenanya, ergonomi diklasifikasi menjadi dua, ergonomi makro dan juga ergonomi makro. Dalam tingkat perusahaan, jenis ergonomi yang berlaku adalah ergonomi mikro yakni ergonomi dengan cakupan yang lebih terbatas. Sementara ergonomi makro memiliki cakupan yang sangat luas. Dalam hal ini kita akan membahas lebih jauh mengenai penerapan ergonomi mikro di perusahaan dengan memperhatikan antropometri pekerja.
Tujuan utama dari ergonomi mikro adalah untuk meningkatkan performa dari semua sistem kerja dan juga mengurangi stress yang diberikan pada pekerjaan manusia dengan menganalisis tugas, lingkungan kerja dan interaksi mesin manusia (man-machine interaction). Ergonomi mikro juga familiar dengan sebutan pendekatan tradisional. Konsep stress and strain merupakan pendekatan tradisional untuk menilai sistem kerja. Konsep dasarnya adalah setiap tempat kerja memiliki faktor eksternal yang sama untuk semua individu yang bekerja di sana (stress) namun setiap individu pastinya bereaksi secara berbeda tergantung kepada karakter dan kemampuan individu (strain).
Bidang lain dari ergonomi mikro adalah analisis aspek sistem mesin-manusia. Analisis ini dapat dilakukan dengan memperhatikan situasi geometric dari tempat kerja dan alat (biasa disebut desain antropometrik) dan dengan memperhatikan arus informasi dalam sistem manusia dengan mesin. Hasil analisis tersebut yang kemudian menjadi acuan sistem kerja yang menunjang keselamatan pekerja, salah satunya melalui antropometri pekerja.
Risiko Turunnya Produktivitas Jika Abaikan Antropometri Pekerja
Investasi pada pekerja, berarti berinvestasi pada produktivitas. Istilah tersebut sepertinya tepat untuk menggambarkan perhatian terhadap antropometri pekerja. Meski manfaatnya tak dapat secara instan dirasakan namun dampaknya untuk produktivitas sangat signifikan. Desain tempat kerja yang sesuai dengan antropometri pekerja, utamanya pada area pandangan, area tempat memegang barang hingga area pergerakan kaki pada layout pendukung tubuh seperti kursi dan fasilitas lain akan menjamin kenyamanan saat bekerja. Ergonomi mikro juga memperhatikan keterbatasan dalam organ sensorik manusia seperti keterbatasan pada kapasitas resolusi mata dan keakuratan dari pergerakan anggota tubuh yang mana keterbatasan tersebut sangat relatif di berbagai manusia.
Singkatnya sistem dan lingkungan kerja yang memperhatikan antropometri pekerja akan mengarahkan pada terjaminnya keselamatan dan produktivitas pekerja. Berada dalam posisi serupa selama berjam-jam tak ayal akan menyebabkan kelelahan dan fatigue. Lebih jauh, dengan memperhatikan antropometri pekerja, risiko kelelahan berlebih dan kecelakaan kerja pun dapat diminimalisir.
Alat Ukur Antropometri Terakurat
Pengukuran antropometri dalam mengukur antropometri kaki untuk merancang sistem kerja haruslah akurat dan presisi. Maka itu diperlukan alat ukur yang menunjang hasil akurat tersebut. Berikut adalah pilihan alat ukur terbaik yang dapat digunakan :
Antropometri Portabel Kit
Metrisis – Antropometri portabel produksi Solo Abadi Indonesia adalah alat ukur antropometri turunan dari kursi antropometri yang dikemas dalam bentuk portabel, bertujuan agar alat ukur dapat dipindah maupun dibawa kemana saja dengan mudah. Selayaknya sebuah inovasi, antropometri portabel dapat digunakan untuk mengukur hingga lebih dari 100 dimensi tubuh manusia.
Baca juga : Fungsi dan Keunggulan Portable Antropometri Kit
Fungsi alat ini adalah untuk melakukan pengukuran antropometri yang dilakukan dengan hati-hati dan mengedepankan ketepatan data. Instrumen ini menawarkan kemampuan pengukuran hingga 100 pengukuran. Disamping itu, bentuknya yang portable membuat alat ini dapat digunakan tak terbatas waktu dan dan dilakukan dimana saja.
Alat antropometri kit dari SOLO ABADI telah dikirimkan ke berbagai jurusan di Indonesia. Saat ini, 8 Portable Antropometri kit dari SOLO ABADI sudah digunakan salah satunya oleh Jurusan Kedokteran, Universitas Islam Indonesia. Berikut detail dari produk Antropometri Portable Kit.
Kontak Kami Untuk Mendapatkan Produk Antropometri
Dapatkan alat ukur antropometri dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp kami, karena kami siap untuk menghubungi anda segera.