Selain memiliki suatu dampak buruk pada tumbuh kembang, stunting di ketahui juga memiliki efek pada tingkat kecerdasan anak. Hal ini yang membuat Pemerintah akhirnya menetapkan stunting menjadi suatu program prioritas. Lalu, sejauh apa dampak stunting pada tingkat kecerdasan anak dan apa langkah pencegahan ini? Yuk simak info berikut!
Tingkat Kecerdasan Anak Indonesia
Merujuk pada data Programme for International Student Assessment (PISA), memotret sebuah permasalahan menahun bangsa Indonesia, yakni kualitas pendidikan di Indonesia. Data yang diterbitkan pada 2019, menunjukkan bahwa dalam kemampuan membaca, sains dan matematika, anak Indonesia tertinggal pada peringkat 74 dari 79 negara. Rekor kurang baik ini juga ditunjukkan pada peringkat kecerdasan anak di tingkat regional ASEAN, dimana tingkat kecerdasan anak Indonesia berada pada peringkat 5 dari 10 negara. Banyak asumsi lahir dari berbagai akademisi, bahwa permasalahan ini disebabkan oleh buruknya kurikulum, tenaga pengajar hingga kondisi ekonomi.
Tingginya Kasus Stunting di Indonesia
Bahaya kemiskinan struktural di Indonesia, menurunkan beberapa permasalahan lain seperti stunting dan rendahnya tingkat kecerdasanan anak. Angka stunting di Indonesia masih berada pada angka 27, 67 %. Angka ini masih jauh diatas batas toleransi beban anak stunting yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yakni 20%. Angka ini membawa Indonesia menduduki posisi tertinggi kelima dengan beban anak stunting terbanyak di dunia. Ketiga permasalahan ini kemudian masuk ke program prioritas Pemerintah Indonesia demi menciptakan Generasi Emas Indonesia 2045.
Dampak Stunting Pada Tingkat Kecerdasan Anak
Stunting memang berawal dari tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak dalam jangka waktu yang lama, terhitung sejak dalam masa kandungan. Kekurangan nutrisi ini kemudian akan berdampak negatif pada tingkat kognitif dan perkembangan motorik pada anak. Hal ini dikarenakan anak dengan stunting akan mengalami gagal tumbuh kronis pada tubuh dan otak. Kegagalan ini dapat menyebabkan kurangnya kemampuan anak untuk berinteraksi serta menurunkan tingkat kecerdasan anak yang berakibat pada rendahnya tingkat IQ pada anak.
Komitmen Pemerintah dalam Mengurangi Angka Stunting
Kompleksnya lingkaran yang terbentuk antara stunting dan tingkat kecerdasan anak, mendorong Pemerintah Indonesia untuk merilis program #IndonesiaCegahStunting dengan mengedepankan Posyandu dan Puskesmas dalam upaya menekan angka anak stunting di Indonesia. Melalui Posyandu dan Puskesmas, para orang tua dapat memantau perkembangan anak dari usia 0-24 bulan secara gratis.
Proses pemantauan ini telah mejadi program Puskesmas dan Posyandu yang dimonitor melalui Kartu Sehat. Selain itu terdapat beberapa program pendukung seperti :
- Pemberian Kapsul Vitamin A
- Praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
- Pendidikan gizi pada Ibu
- Penyuluhan pada Kelas Ibu Hamil.
Satu lagi program yang tidak kalah penting adalah melakukan monitor secara rutin pada tumbuh kembang anak melalui Penimbangan dan Pengukuran berat dan panjang badan serta lingkar kepala. Yang perlu digaris bawahi adalah, semua program Posyandu tersebut dapat diakses secara GRATIS.
Monitor Tumbuh Kembang Bayi, Cegah Stunting Lebih Dini
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menekan jumlah anak stunting di Indonesia. Salah satu upayanya adalah mengkampanyekan monitor rutin pada perkembangan anak sejak 1000 (HPK) Hari Pertama Kehidupan serta menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan mengenai standar alat pengukuran bayi, yakni Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 Tahun 2019 seperti Infantometer Board, Stadiometer dan Stunting Kit. Alat-alat tersebut telah digunakan di berbagai lembaga posyandu di Indonesia.
Solo Abadi Indonesia, merupakan produsen utama Alat Kesehatan di Indonesia yang terus mendukung program #IndonesiaCegahStunting dengan menerapkan standar Peraturan Menteri Kesehatan pada produksinya. Untuk info lebih lanjut silahkan kunjungi website kami di www.soloabadi.com dan hubungi kami di WhatsApp untuk berkonsultasi lebih lanjut.