Sobad DBD Eps 1 : Ngobrolin Peran Antropometri dalam Badminton Bareng Dosen Program Studi Fisioterapi UMS Bapak Wijianto, S.Ft.,Ftr., M.Or!

Surakarta, PT SOLO ABADI INDONESIA – Salam sehat sobad solid! Kali ini team Solo Abadi mendapatkan kesempatan untuk berkolaborasi dengan Bapak Wijianto, S.Ft.,Ftr., M.Or selaku Dosen Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta atau UMS Kompetensi FT Olahraga dan Wellness dalam membuat artikel mengenai topik Antropometri dalam Olahraga.

Demi menjaga kesehatan tubuh kita perlu melakukan aktivitas olahraga, yakni aktivitas yang banyak menggunakan gerakan fisik untuk menjaga kesehatan jasmani. Penting untuk memperhatikan alat yang digunakan agar dapat mengoptimalkan kegiatan olahraga yang kita lakukan. Khususnya dalam olahraga badminton yang banyak menggunakan gerakan seperti melompat dan gerakan berpindah secara gesit. Karenanya, perlu untuk meminimalisir terjadinya cedera dengan memperhatikan antropometri dalam merancang alat olahraga yang digunakan dalam olahraga Badminton.

Lantas apa sebenarnya antropometri dan perannya dalam olahraga badminton? Bapak Wijianto, S.Ft.,Ftr., M.Or atau yang akrab disapa Bapak Wiji menjelaskan mengenai peran ilmu antropometri dalam aktivitas olahraga badminton dalam artikel yang dikirimkan kepada tim redaksi Solo Abadi pada Senin (13/12/2021)

Apa itu Antropometri ?

Antropometri berasal dari istilah Yunani yaitu “Anthropos” yang berarti manusia dan “Metron” yang berarti pengukuran, dengan demikian antropometri mempunyai arti sebagai pengukuran tubuh manusia (Purnomo, 2013).  Antopometri sendiri merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tubuh manusia antara lain,  pengukuran lebar, panjang, lingkar, diameter serta menghitung proporsi tubuh manusia.

Informasi tentang struktur dasar tentang struktur tubuh dapat digunakan sebagai perkiraan gaya yang bekerja pada otot, sendi maupun jaringan tubuh yang lainnya (Adrian MJ, 1995). Menurut (Putri, 2020) terdapat enam metode pengukuran pada antropometri antara lain :

  1. dimensi linear (tinggi badan),
  2. lingkar tubuh, ketebalan lapisan kulit,
  3. sudut (Lingkup Gerak Sendi),
  4. bentuk tubuh,
  5. kontur tubuh,
  6. berat badan.

Antropometri secara luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Antropometri memiliki peran penting hampir dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali bidang olahraga. Antropometri menjadi salah satu aspek penting bagi seorang atlet, hal ini dikarenakan antropometri berkaitan dengan proporsi tubuh atlet yang akan berpengaruh terhadap performa.

Komposisi Tubuh Atlet

Komposisi tubuh seorang atlet haruslah ideal dan tepat sesuai dengan cabang olahraganya. Menurut Rahmawati (1996: 72) dalam penelitianya, “Banyak ahli yang berpendapat bahwa prestasi seseorang tergantung pada ukuran, bentuk, proporsi, komposisi, maturasi dan fungsi organ.” Oleh karena itu, tiap-tiap cabang olahraga agar dapat meningkatkan prestasi maka harus ditunjang dengan melakukan pengukuran untuk mengetahui ukuran-ukuran tubuh atau ukuran-ukuran antropometri pada atlet. Pengukuran antopometri diperlukan untuk mengukur kondisi fisik seorang atlet, penelitian mengenai aplikasi antropometri pada bidang olahraga diantaranya proporsi badan, performa dan biomekanik (NT, 1996)

Antropometri dalam Olahraga Badminton

Olahraga badminton merupakan salah satu olahraga yang popular dan dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, usia maupun level keahlian (Ooi et al., 2009). Level keahlian pada olahraga ini terbagi menjadi dua yaitu pemain amatir dan pemain professional (Fu et al., 2017) . Diantara pemain amatir dan professional terdapat perbedaan dari segi kinetik maupun kinematik saat melakukan gerakan serta terdapat perbedaan level kebugaran, level kardiovaskuler, kekuatan otot dan profil antropometri  (Zhao & Li, 2019)

Prestasi dan kemenangan dalam kompetisi olahraga badminton dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

  1. keterampilan,
  2. postur dan komposisi tubuh,
  3. strategi,
  4. taktik.

Performa olahraga atlet di lapangan juga dipengaruhi faktor lain seperti kondisi fisik, psikologis (kecerdasan, kepribadian, dan motivasi) serta karakteristik tubuh (morfologi, komposisi tubuh dan antropometri).

Atlet badminton lebih banyak menggunakan ekstremitas atas ketika bermain dibandingkan ekstremitas bawah, pada olahraga ini minim terjadi kontak fisik, namun hal ini tak lantas membuat seorang atlet badminton terhindar dari kemungkinan cedera olahraga. Postur dan komposisi tubuh sangat berpengaruh terhadap risiko cedera pada atlet badminton, berat badan yang rendah, tungkai yang panjang serta otot lengan yang kuat lebih menguntungkan pada olahraga ini. Menurut (Maulina, 2018) Tinggi badan pemain badminton yang baik adalah sekitar 175 cm dengan perkiraan tinggi bahu setinggi jaring (antara 152,5-155,0 cm) sehingga memungkinkan variasi pukulan terbanyak.

Mengapa Antropometri Penting dalam Badminton?

Seperti disebutkan sebelumnya, atlet olahraga badminton membutuhkan performa prima dalam bertanding. Cedera sekecil apapun tentu akan memengaruhi kondisi bermain sang atlet. Untuk itu, meminimalisir kemungkinan cedera sangat penting dilakukan, salah satu caranya adalah dengan memperhatikan antropometri dari sang atlet, menggunakan alat dan fasilitas yang disesuaikan dengan antropometri manusia. Terlebih, faktor antropometri juga merupakan salah satu penentu performa tim dalam pertandingan badminton sebagaimana dijelaskan Bapak Wiji selaku dosen program studi fisioterapi UMS.

“Walaupun bukan satu-satunya faktor yang menentukan kemenangan dalam suatu pertandingan, namun antoprometri seseorang ikut berperan dalam efisiensi tenaga saat dalam peremainan, misalnya pemain yang memiliki tinggi badan yang tinggi akan memudahkan menjangkau bola, berat badan yang ideal juga ikut serta dalam memudahkan pergerakan atlet di lapangan.” pungkas Dosen Fisioterapi tersebut

Itu tadi adalah pembahasan kami mengenai peran Antropometri dalam olahraga Badminton bersama Bapak Wijianto , S.Ft.,Ftr., M.Or. Semoga dapat bermanfaat dan cukup menjawab kebingungan sobad solid selama ini ya, sampai jumpa di artikel diskusi bersama dosen lainnya!

Tentang PT Solo Abadi Indonesia

PT Solo Abadi Indonesia adalah perusahaan yang berlokasi di Surakarta, Jawa Tengah. Bergerak di bidang manufaktur dan merupakan produsen alat ukur terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2005. Produk Antropometri Solo Abadi yakni kursi antropometri dan antropometri portabel dapat diaplikasikan di berbagai bidang ilmu seperti kesehatan, antropologi, olahraga, forensik, teknik industri, desain produk, akademi, hingga militer. Solo Abadi turut mendukung pencegahan stunting sejak dini dengan menyediakan produk stunting kit untuk memantau tumbuh kembang bayi, salah satu produk bagian dari upaya pencegahan stunting adalah infantometer board untuk mengukur bayi usia 0 hingga 2 tahun.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111

Jurnalis : Aisyah Yuri Oktavania

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?