Mengenal istilah BKB dalam posyandu. BKB merupakan kepanjangan dari Bina Keluarga Balita. Istilah tersebut tentunya tidak asing dalam setiap kegiatan posyandu. Lantas apakah yang dimaksud dengan BKB? Dan apa perannya dalam posyandu? Berikut penjelasannya!
Baca Juga: Sudah Tahu Tentang SKDN Posyandu? Berikut Penjelasannya!
Pengertian dari BKB di Posyandu
Bina Keluarga Balita atau BKB adalah wadah kegiatan untuk keluarga yang memiliki balita atau pun anak untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan moral agar terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Juga untuk meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber-KB untuk pasangan usia subur (PUS) anggota kelompok kegiatan.
Bina Keluarga Balita ini dikelola oleh kader posyandu yang dipilih secara sukarela. Tugasnya untuk membina dan memberikan penyuluhan bagi orang tua dalam mengasuh dan merawat anak dengan baik dan benar.
Pada teknis pelaksanaannya, Bina Keluarga Balita ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan umur. Dan untuk satu kelompok ditugaskan dua hingga tiga kader. Di antara dua hingga tiga kader ini terdiri dari satu kader inti, satu kader piket, dan satu kader bantu. Masing-masing kader memiliki tugas dan peran sebagai berikut:
- Kader inti sebagai penyuluh atau yang menyampaikan sosialisasi kepada orang tua serta bertanggung jawab terhadap jalannya penyuluhan.
- Kader piket sebagai mengasuh balita yang ikut orang tuanya.
- Kader bantu berperan untuk membantu tugas kader inti dan kader piket, atau dapat menggantikannya apabila kader inti atau pun kader piket berhalangan hadir.
Baca Juga: Lengkap! Begini Tugas Kader Posyandu 5 Meja di Tiap Bagian!
Program Bina Keluarga Balita
Pada pelaksanaanya Bina Keluarga Balita (BKB) pada posyandu memiliki program yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut:
- Penyuluhan materi seputar mengasuh dan mendidik balita dengan baik dan banar.
- Pembinaan tumbuh kembang balita.
- Melakukan rujukan apabila balita mengalami gangguan tumbuh kembang.
- Melalui pendidikan usia dini baik fisik maupun mental, intelektual, sosial, dan moral.
- Menggunakan alat permainan anak untuk meningkatkan motorik anak.
Program-program ini dapat dijalankan agar tumbuh kembang anak dapat berjalan baik. Hal ini tentunya untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai generasi emas Indonesia di tahun 2045. Selain itu, pola asuh dan tumbuh kembang yang baik dapat mencegah terjadinya stunting.
Baca Juga: 10 Materi Pembinaan Kader Posyandu Terbaru di Tahun 2024
Rekomendasi Alat Deteksi Stunting, Gunakan Antropometri Kit!
Berikut rekomendasi alat deteksi stunting yang akurat yaitu menggunakan Paket Antropometri Kit dari Metrisis Solo Abadi Indonesia. Alat ini dipakai di setiap kegiatan posyandu. Alat ini terdiri dari sebagai berikut:
- Pengukur tinggi badan (stadiometer)
- Pengukur panjang badan (infantometer board)
- Pengukur lingkar lengan atas dan kepala (LILA)
- Timbangan badan digital
- Timbangan bayi digital
- Tas antropometri kit
Paket Metrisis Antropometri Kit dari Solo Abadi Indonesia sudah teruji oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu, beberapa kelebihan dari paket kami adalah:
- 100% produk Indonesia
- Akurat dalam pengukuran
- Sudah terkalibrasi
- Dilengkapi dengan sertifikat TKDN, NIE, dan AKD
- Telah digunakan oleh berbagai instansi kesehatan
- Sesuai spesifikasi Kemenkes
- Telah lolos uji konsolidasi Kemenkes
- Tersedia berbagai paket sesuai pagu anggaran
Apabila Anda tertarik, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp Admin. Anda juga dapat mengisi ASK FOR PRICE untuk mendapatkan penawaran harga terbaik dari kami. Produk kami juga sudah tersedia di E-Catalog pemerintah apabila pembelian untuk pengadaan. Konsultasikan bersama kami dna dapatkan harga terbaik dari kami.