Cara Terapi Cairan Dehidrasi Pada Anak, Simak Selengkapnya!

Cara terapi cairan dehidrasi pada anak merupakan serangkaian prosedur maupun tata laksana yang dilakukan petugas medis menurut 3 tipe dehidrasi. Tipe Dehidrasi yang diklasifikasikan menjadi Dehidrasi Isotonik, Dehidrasi Hipotonik maupun Dehidrasi Hipertonik. Lalu bagaimana cara terapi cairan dehidrasi terutama pada anak?

Apa Itu Dehidrasi Pada Anak?

Dehidrasi adalah kondisi penurunan total air di dalam tubuh karena hilangnya cairan secara patologis, asipan air tidak adekuat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Terdapat pula kasus dimana penyebabnya adalah kondisi keduanya.

Dehidrasi terjadi karena adanya keseimbangan negatif cairan tubuh akibat penurunan asupan cairan dan meningkatnya jumlah air yang keluar lewat ginjal, saluran cerna atau insensible water loss (IWL) atau karena adanya perpindahan cairan dalam tubuh. Proses dehidrasi yang berkelanjutan dalam menimbulkan syok hipovelemia yang akan menyebabkan gagal organ dan kematian.

Kondisi ini dapat dialami oleh siapapun, termasuk anak-anak. Tubuh anak cenderung lebih peka terhadap perubahan kadar air dan mineral yang terjadi. Sehingga, membuat anak anak termasuk dalam kelompok yang rentan mengalami dehidrasi.

Penyebab dan Dampak Dehidrasi Pada Anak

Dehidrasi pada anak disebabkan oleh GEA (Gastoenteritis Akut) atau diare dan muntah. Diare akan diperburuk dengan kondisi demam yang dapat meningkatkan penguapan cairan tubuh akibat panas. Jika tidak ditangani maka kemungkinan akan terjadi syok hipovolemik.

Syok Hipovolemik adalah keadaan ketika sel tubuh kekurangan oksigen akibat menurunnya aliran darah yang membawa oksigen ke sel tersebut. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan kematian sel. Dalam waktu 3 menit, sel-sel otak tidak mendapatkan oksien maka akan menyebabkan penurunan kesadaran.

Baca Juga :  10 Keunggulan Tiang Infus Stainless Steel 

Tipe Dehidrasi yang Terjadi Pada Anak

terapi cairan dehidrasi

Berdasarkan keilmuannya, dehidrasi dibagi menjadi 3 tipe utama yakni :

1. Dehidrasi Isotonik

Dehidrasi isotonik adalah keadaan dimana terjadi defisit cairan yang dialami sebanding dengan defisit natrium, sehingga volume cairan akan berkurang dan perfusi ke jaringan akan menurun. Dehidrasi tipe ini adalah dehidrasi yang paling sering terjadi. Dehidrasi jenis ini biasanya dialami oleh orang yang mengalami pendarahan, luka bakar, muntah dan diare. Kadar natrium dalam darah pada dehidrasi tipe ini 135-145 mmol/L dan osmoralitas serum 275-295 mOsm/L.

2. Dehidrasi Hipotonik

Dehidrasi Hipotonik adalah keadaan dimana defisit natrium lebih besar dibandingkan defisit cairan. Penyebab utama dehidrasi hipotonik adalah mintah, diare, berkeringat berlebihan, hiperventilasi, pendahrahan dan kelainan pada ginjal yang menyebabkan eskresi elektrolit berlebih. Kondisi dehidrasi hipotonik dapat menyebabkan edema otak yang sangat berbahaya.

3. Dehidrasi Hipertonik

Dehidrasi tipe ini adalah kondisi hilangnya air lebih banyak dari natrium. Dehidrasi Hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/L). Peningkatan natrium pada plasma akan meningkatkan osmolalitas atau pengukuran jumlah total zat terlarut dalam larutan cair yang dinyatakan dalam osmol partikel zat terlaurt per kologram pelarut. Akibatnya, cairan akan berpindah, termasuk ke jaringan otak yang menyebabkan penyusutan volume otak dan pendarahan intraserebal (pecahnya pembulih darah arteri dalam otak).

Baca Juga :  Harga Tiang Infus Stainless dari Solo Abadi! Dapatkan di Sini!

Cara Terapi Cairan Dehidrasi Pada Anak

terapi cairan dehidrasi anak

Terdapat cara penanganan dehidrasi yang dilakukan oleh tenaga medis. Hal ini biasanya disebut sebagai tatalaksana dehidrasi yang bergantung pada tipe dehidrasi. Secara sederhada, prinsip tatalaksana terapi dehidrasi adalah dengan menggantikan cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektroolit sehingga keseimbangan hermodinamik berhasil tercapai kembali.

Namun, sebelum menentukan tatalkasana yang tepat, perlu diperhitungkan derajat dehirasi sebagai berikut :

  • Dehidrasi ringan terjadi defisit cairan sebesar 1–5% dari berat badan
  • Dehidrasi sedang terjadi defisit cairan sebesar 6–9% dari berat badan
  • Dehidrasi berat terjadi defisit cairan sebesar 10–15% dari berat badan

Pada kasus darurat, pemberian cairan resusitasi perlu dilakukan sebelum akhirnya memikirkan terapi lainnya. Pada anak, terapi cairan dapat menurunkan resiko hiponatremia. Sehingga perlu dilakukan terapi cairan segera mungkin. Cairan yang diperlukan adalah dextrose campuran yaitu D5-1/4NS atau D5-1/2NS. Perlu diperhatikan bahwa cairan dengan glukosa tidak direkomendasikan untuk resusitasi.

Jika anak dalam kondisi syok maka perlu dilakukan terapi bolus dengan cairan isotok seperti laurat salin sebanyak 10-20 ml/kgBB selama 30-60 menit. Cairan yang digunakan pun cairan D5-1/2NS untuk mencegaj terjadinya hiperkomremia dan gagal ginjal akut dan edema otak.

Tiang Infus Untuk Terapi Cairan Dehidrasi Pada Anak

PT Solo Abadi Indonesia telah berpengalaman dalam bidang produksi alat kesehatan di Indonesia. Selama 2020-2023 kami bekerja sama dengan 1000++ Posyandu dan lebih dari 200 Dinas Kesehatan. Seluruh produk kami bergaransi, termasuk Meja Periksa Pasien. Untuk Meja Periksa, kami memberikan garansi selama 1 tahun dengan syarat dan ketentuan.

Layanan Customer Service terbaik kami dapat Anda akses melalui berbagai platform, seperti Instagram @soloabadi, website www.soloabadi.com dan WhatsApp kami.

Harga Tiang Infus METRISIS dapat Anda akses melalui Sales ataupun Customer Service Kami. Kami mengedepankan pelayanan dan fungsionalitas alat kami, sehingga kami dapat menyesuaikan kebutuhan (customize) produk sesuai dengan permintaan Anda.

Hubungi kami sekarang untuk dapatkan Tiang Infus dengan penawaran terbaik melalui Sales dan Customer Service di WhatsApp.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?