3 Aspek Ergonomi di Pesawat Terbang! Ini Pentingnya Antropometri!

Aspek antropometri di pesawat terbang merupakan faktor krusial. Pasalnya, antropometri dapat menentukan aspek kenyamanan, aksesibilitas dan keamanan pesawat terbang atau yang dikenal dengan Faktor K3. Sehingga, data antropometri yang valid perlu dikumpulkan sebelum digunakan untuk mendesain berbagai alat dan ruang pendukung di pesawat terbang. Kami merangkumnya dalam 5 aspek ergonomi di pesawat terbang!

Mengapa Ergonomi di Pesawat Penting ?

Sebelum mengerti fungsi dan aplikasi dari antropometri bagi desain pesawat, penting untuk kita mengerti pengertian ergonomi dan antropometri. Ergonomi adalah norma dalam melakukan suatu kerja agar mencapai kenyamanan, keamanan dan keselamatan kerja. Sedangkan, Antropometri adalah keilmuan tentang dimensi tubuh manusia.

Hubungan antropometri dan ergonomi adalah antropometri mengumpulkan pengukuran dimensi tubuh manusia yang digunakan untuk mendesain alat kerja yang sesuai dengan norma kerja. Keduanya saling berkait untuk menciptakan ruang dan alat kerja yang nyaman, aman dan mencapai keselamatan kerja.

Desain pesawat yang ergonomis bukan hanya meningkatkan kenyamanan bagi penumpang, namun meningkatkan aksesibilitas bagi pilot. Hal ini membuktikan, bahwa menerbangkan pesawat bukan hanya bergantung pada teknologi pintar yang disematkan, namun juga berpaku pada keahlian dan keputusan yang diambil oleh pilot. Lalu bagaimana jika pilot mengalami kecapaian dan tetap harus pada parameter dan tombol yang bertebaran pada cockpit ?

Oleh karena itu, di artikel ini akan kami bahas 3 aspek ergonomi di pesawat terbang yang bisa kamu temui!

1. Desain Cockpit yang Ergonomis

Menurut Andreass Titlebach dalam karnyanya Pilot Fatigue, menyatakan bahwa kelelahan pada pilot masif ditemukan di berbagai negara. Bahkan, di Jerman, 4 dari 5 pilot mengalami kelelahan kerja akibat desain cockpit yang tidak ergonomis.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Dr dr Retno Asti Werdhani MEpid profesi pilot rawan terhadap rasa lelah. Pasalnya, pilot kerap kali melakukan penerbangan melewati garis batas waktu dan berada pada posisi sedenter atau duduk dalam jangka waktu yang lama. Sehingga desain cockpit yang ergonomis berperan besar pada tingkat keselamatan penerbangan.

Selain itu, perlu digaris bawahi bahwa ukuran tubuh manusia eropa dan asia jelas berbeda. Sedangkan, banyak negara asia yang membeli pesawat komersil dari negara-negara di Eropa. Oleh karena itu, pendekatan ergonomi dengan melakukan pengukuran antropometri perlu dilakukan dengan menganalisis postur pilot atau Pilot Posture Analysis, melakukan simulasi aktivitas pilot atau Pilot Load Activity Simmulation dan analisis load pekerjaan pilot atau Pilot Load Analysis.

Adapun standard antropometri yang perlu diukur untuk mendapatkan desain kokpit yang ergonomis adalah :

  • Tinggi Badan
  • Berat Badan
  • Jangkauan tangan (agar dapat mencapai upper panel dan middle panel)
  • Jangkauan kaki (agar dapat mencapai ruddle pedals)
  • Tinggi Mata Saat Duduk.

2. Kursi Penumpang

Menjadi salah satu armada andalan berbagai golongan membuat harga tiket pesawat menjadi bervariasi, bahkan rute dengan harga termurah menjadi salah satu pilihan. Namun, studi membuktikan bahwa harga rendah berpengaruh pada kenyamanan kabin dan kursi penumpang. Meskipun, maskapai mengklaim telah menyesuaikan standarisasi penerbangan nasional.

Ergonomi bisa diciptakan dalam bentuk kenyamanan dan sikap emosional sehingga memerlukan desain yang sesuai dengan dimensi tubuh manusia. Berdasarkan temuan Negin Ozve Aminian dan Fairuz Izzudin Romli, parameter antropometri desain kursi penumpang yang diperlukan adalah :

  • Seat Height (Tinggi Duduk) dengan Pengukuran Popliteal Height
  • Seat Width (Lebar Duduk) dengan Pengukuran Hip Breadth
  • Armrest Height (Tinggi Sandaran Tangan) dengan Pengukuran Buttock Popliteal Length
  • Armrest Width (Lebar Sandaran Tangan) dengan Pengukuran Elbow Rest Height
  • Armrest Length (Panjang Sandaran Tangan) dengan Pengukuran Forearm Width
  • Distance Between Armrests (Lebar Antar Sandaran Tangan) dengan Pengukuran Elbow to Elbow Breadth
  • Seat Pitch (Lebar Antar Tempat Duduk)
  • Backrest Height (Tinggi Sandaran Duduk) dengan Pengukuran Shouldre and Acromial Height
  • Backrest Width (Lebar Sandaran Duduk) dengan Pengukuran Shoulder Breadth
  • Backrest Lumbar Height (Jarak Permukaan Duduk ke Pinggang) dengan Pengukuran Waist Height
  • Headrest Height (Tinggi Sandaran Kepala) dengan Pengukuran Head Height
  • Headrest Width (Lebar Sandaran Kepala) dengan Pengukuran Head Breadth

3. Interior Kabin

Interior Kabin adalah prioritas nomor satu dalam fitur ergonomis di pesawat. Pasalnya, bukan hanya aksesibilitas dan juga kenyamanan namun interior kabin berdampak pada keamananan. Hal ini karena kabin bukan hanya sebuah lorong berisi raturan kursi penumpang, namun setiap fitur di kabin memiliki fungsi keamanannya sendiri. Seperti gambar berikut :

Interior kabin didesain untuk memudahkan evakuasi dalam keadaan darurat, seperti escape slides yang digunakan saat pendaratan darurat diatas air yang juga tahan terhadap api. Crew cabin hanya memiliki 90 detik untuk menyelamatkan seisi pesawat oleh karena itu perlu interior kabin yang bukan hanya mendukung aksesibilitas namun juga mobilitas penumpang dan crew pesawat.

Menciptakan Ergonomi di Pesawat Terbang

Setiap sudutnya, pesawat memerlukan aspek ergonomis. Oleh karena itu diperlukan studi multidimensional seperti Antropometri untuk menemukan dimensi yang tepat bagi berbagai instrumen pendukung di pesawat. Sejauh ini hanya ada dua alat untuk mendukung desain ergonomis di peswat, yakni Kursi Antropometri dan Antropometri Portable.

1. Kursi Antropometri

Kursi Antropometri merupakan salah satu alat ukur wajib dalam dunia aviasi. Pasalnya, setiap desain kursi perlu melalui pengukuran dengan Kursi Antropometri. Alat ukur Antropometri yang dapat 3 posisi tubuh mulai dari duduk, berdiri dan pengukuran wajah ini telah digunakan di berbagai institusi pendidikan, aviasi, hingga sport science.

2. Antropometri Portable

Antropometri Portable adalah alat ukur antropometri paling banyak digunakan di Laboratorium Ergonomi. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengukur lebih dari 100 dimensi tubuh manusia dalam dua posisi kerja. Posisi kerja pada manusia sendiri terdiri atas posisi duduk dan berdiri serta rasio wajah.

Dengan data yang dihasilkan oleh Antropometri Portable, industri dapat mengetahui lingkungan dan instrumen pendukung kerja yang sesuai dengan beban kerja hingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai. Data inilah yang kemudian diperlukan dalam melakukan Riset Ergonomi. Dengan desain yang mudah dibawa kemanapun, Antropometri Portable dapat memudahkan civitas akademik untuk melakukan penelitian lapangan.

Antropometri Portable merupakan alat ukur antropometri terbaik untuk melakukan riset ergonomi. Antropometri Portable memiliki 4 tipe caliper , yakni Sliding Caliper, Small Spreading Caliper, Large Spreading Caliper, Branches Measurement Curves dan satu set Anthropometer. Kelima instrumen tersebut dapat digunakan di berbagai bidang, baik pendidikan, K3, otomotif, hingga aviasi dan militer. Kebutuhan riset ergonomi dapat dipermudah dengan desain antropometri portable yang dapat dibawa kemanapun.

Dapatkan Alat Ukur Antropometri Untuk Desain Pesawat

Solo Abadi Indonesia  secara penuh mendukung Pemerintah Indonesia untuk menciptakan inovasi dan memperdalam riset ergonomi serta menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Selaku sektor privat kami senantiasa terbuka atas kolaborasi riset ergonomi dan antropometri demi mendukung ekosistem ergonomi yang baik di Indonesia dan di dunia.

Hubungi admin kami untuk melakukan konsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp serta dapatkan informasi lebih lanjut melalui www.soloabadi.com.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?