Rumah adalah tempat singgah untuk beristirahat terbaik, terlebih setelah seharian melakukan aktivitas dan pekerjaan yang melelahkan. Namun rasa kenyamanan tak akan didapatkan apabila desain hunian ataupun furniture tidak ergonomis. Tidak ergonomis yang dimaksud adalah bangunan tidak bersahabat dengan dimensi tubuh atau antropometri manusia. Karenanya penting untuk menerapkan pengukuran antropometri dalam arsitektur. Bangunan yang memperhatikan dimensi tubuh manusia dapat mewujudkan aksesibilitas penghuni bangunan. Meminimalisir kecelakaan saat melakukan aktivitas.
Mengetahui Antropometri
Antropometri adalah istilah yang diturunkan dari Yunani Kuno yakni “anthros” yang berarti manusia atau man dan “metron” yang berarti pengukuran. Antropometri sendiri merupakan pengukuran manusia yang cenderung fokus pada dimensi tubuh manusia. Anthropometri berkembang sebagai ilmu yang mempelajari klasifikasi dan identifikasi perbedaan ras manusia dan efek dari diet serta kondisi lingkungan hidup pada pertumbuhan.
Dewasa ini anthropometri menjadi sangat penting dan berkembang ke wilayah ilmu ergonomi, ilmu yang menyesuaikan mesin dan lingkungan kerja untuk orang yang menggunakannya. Pengukuran antropometri yang dapat dilakukan pada manusia secara umum meliputi pengukuran massa, panjang dan tinggi, lebar, dalam, circumference (putaran), curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan kulit).
Antropometri dalam Arsitektur
Pada dasarnya, antropometri memengaruhi berbagai industri, proses, layanan, produk dan lain sebagainya. Selain itu, pengukuran antropometri memiliki peran yang cukup besar dalam mengoptimalkan pembuatan sebuah desain bangunan. Dimensi dan kemampuan gerak manusia sangat penting dalam menentukan desain keseluruhan bangunan.
Prinsip dasar antropometri adalah bahwa desain bangunan harus diadaptasikan dengan baik agar sesuai dengan dimensi tubuh manusia dan gerak manusia. Daripada orang harus beradaptasi agar sesuai dengan desain bangunan. Pentingya bangunan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, akan menghasilkan prinsip ergonomis yang berguna dalam kegiatan sehari-hari.
Sementara itu penerapan antropometri dalam arsitektur umumnya berkenaan erat dengan ergonomi dan aksesibilitas. Lantas apa yang dimaksud ergonomi dan aksesibilitas?
Ergonomi dan Aksesibilitas
Dalam bidang arsitektur, istilah ergonomi dan aksesibilitas pastilah sudah tak asing lagi. Ergonomi adalah ilmu yang bersifat multi-disiplin. Dalam praktiknya banyak menerapkan keilmuan lain seperti psikologi, sosial, budaya, teknik mesin hingga perancangan sistem kerja. Ergonomi erat kaitannya dengan karakteristik fungsional dari manusia, contohnya seperti kemampuan penginderaan, respon, daya ingat, posisi optimum tangan, kaki dan sebagainya.
Penerapan ergonomi dalam mendesain produk atau ruangan berfokus pada interaksi antara manusia dengan aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Dalam praktiknya ergonomi memiliki kaitan yang erat dengan antropometri atau dimensi tubuh manusia.
Inilah yang kemudian dapat mewujudkan aksesibilitas dalam sebuah bangunan atau hunian. Aksesibilitas atau aksesibel adalah salah satu pedoman yang perlu diperhatikan dalam merancang bangunan terutama hunian. Hunian atau bangunan perlu memenuhi persyaratan teknis fasilitas dan aksesibilitas. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yakni :
- Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
- Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
- Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
Pemenuhan asas aksesibilitas tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006. Dalam memenuhi asas tersebut diperlukan alat ukur antropometri tubuh manusia yang berkualitas.
Baca Juga : Antropometri dalam Arsitektur Untuk Mobilitas & Kebutuhan Ruang
Alat Ukur Antropometri Terakurat
Hasil pengukuran antropometri dalam merancang gedung hunian haruslah akurat dan presisi. Maka itu diperlukan alat ukur yang menunjang hasil akurat tersebut. Berikut adalah pilihan alat ukur terbaik yang dapat digunakan :
Antropometri Portabel Kit untuk Universitas
Metrisis – Antropometri portabel produksi Solo Abadi Indonesia adalah alat ukur antropometri turunan dari kursi antropometri yang dikemas dalam bentuk portabel, bertujuan agar alat ukur dapat dipindah maupun dibawa kemana saja dengan mudah. Selayaknya sebuah inovasi, antropometri portabel dapat digunakan untuk mengukur hingga lebih dari 100 dimensi tubuh manusia.
Fungsi alat ini adalah untuk melakukan pengukuran antropometri yang dilakukan dengan hati-hati dan mengedepankan ketepatan data. Instrumen ini menawarkan kemampuan pengukuran hingga 100 pengukuran. Disamping itu, bentuknya yang portable membuat alat ini dapat digunakan tak terbatas waktu dan dan dilakukan dimana saja.
Alat antropometri kit dari Solo Abadi telah dikirimkan ke berbagai jurusan di Indonesia. Saat ini, 8 Portable Antropometri kit dari Solo Abadi sudah digunakan salah satunya oleh Jurusan Kedokteran, Universitas Islam Indonesia.
Produk alat ukur antropometri dari Solo Abadi juga telah banyak digunakan sebagai fasilitas penunjang pembelajaran di jurusan desain ruangan dan desain produk sejumlah universitas di Indonesia. Berikut detail dari produk Antropometri Portable Kit.
Kontak Kami Untuk Mendapatkan Produk Antropometri
Dapatkan alat ukur antropometri dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp kami, karena kami siap untuk menghubungi anda segera.