Biomekanika Kerja adalah salah satu studi yang dipelajari dalam mata kuliah ergonomi Teknik Industri. Mengingat, biomekanika adalah aspek yang penting bagi ergonomi. Tujuan biomekanika kerja adalah untuk menggambarkan secara kuantitatif beban muskuloskeletal yang terjadi selama bekerja, untuk mendapatkan tingkat risiko tertentu. Berikut adalah uraian lengkap tentang biomekanika kerja di mata kuliah ergonomi teknik industri, mari simak bersama!
Apa Itu Biomekanika Kerja Dalam Ergonomi Teknik Industri?

Biomekanika Kerja berasal dari kata Biomekanika. Secara harfiah, Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fiiska dan konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas. Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut.
Salah satu asumsi utama Biomekanika adalah bahwa tubuh berperilaku sesuai dengan hukum mekanika Newton. Gerakan tubuh dihasilkan oleh sistem tuas. Tuas bekerja bersama untuk menghasilkan tindakan terkoordinasi, beberapa dengan gerakan aktual (dinamis) dan beberapa lainnya dengan stabilisasi (statis).
Dalam studi Teknik Industri, keilmuan Biomekanika digunakan untuk mengetahui ergonomi kolektif. Ergonomi kolektif adalah studi mengenai efisiensi, kenyamanan dan keselamatan kerja dalam konteks bersama. Biasanya hal ini terdapat pada lingkungan industri untuk menjaga efisiensi tenaga kerja dan sistem di dalamnya.
Konsep Biomenika Kerja, Apa Saja?
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai Biomekanika Kerja, ada baiknya kita memahami konsep Biomekanika Kerja. Kita perlu mengenal hukum atau konsep dasar yang melatar belakangi manusia dalam bergerak, yakni General Biomechanic dan Occupational Biomechanic.
1. General Biomechanic
General Biomechanic adalah bagian dari Biomekanika yang berbicara mengenai hukum– hukum dan konsep–konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak general biomechanics dibagi menjadi 2, yaitu:
- Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
- Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran gerakan–gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).
2. Occupational Biomechanic
Occupational Biomechanic adalah bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat meningkat. Setelah melihat klasifikasi diatas maka dalam praktikum kita ini dapat kita kategorikan dalam Biomekanik Occupational Biomechanic.
Untuk lebih jelasnya disini akan kita bahas tentang anatomi tubuh yang menjadi dasar perhitungan dan penganalisaan biomekanik. Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ tubuh yakni kolaborasi antara tulang, jaringan penghubung (Connective Tissue) dan otot.
Baca Juga : Apa Saja yang Dipelajari Dalam Mata Kuliah Ergonomi di Teknik Industri?
Anatomi Tubuh Jadi Dasar Biomekanika Kerja, Bagaimana Cara Menghitungnya?
Pergerakan manusia didasarkan pada postur yang dimilikinya. Oleh karena itu variabilitas manusia sangat mempengaruhi Biomekanika Kerja. Dalam hal ini, studi anatomi dan antropometri memerankan peran yang sangat krusial. Dua titik kritis adalah rentang besar kekuatan otot dalam populasi dan kekuatan tulang belakang. Memprediksi persentase populasi dengan kekuatan sendi yang mampu melakukan tugas dan mengembangkan kriteria batas aman berdasarkan toleransi kompresi tulang belakang.
Variabilitas manusia dalam berat badan dan tinggi badan juga mempengaruhi perhitungan biomekanik. Postur yang diadopsi orang untuk tugas tertentu memengaruhi pemuatan, tetapi dengan postur tertentu, beban pada tubuh lebih besar untuk bobot tubuh yang lebih tinggi dan panjang tungkai yang lebih panjang.
Oleh karena itu, dianjurkan menggunakan persentil ke-95 berat badan dan tinggi badan saat menggunakan biomekanik sebagai dasar untuk desain tempat kerja atau tugas untuk menghindari kesalahan di sisi keselamatan.
Pengukuran yang Dibutuhkan Dalam Biomekanika Kerja
Analisis biomekanik memerlukan pengukuran postur, kekuatan tangan (dan kekuatan ekternal lainnya yang bekerja pada tubuh) dan, dalam kasus tugas dinamis, akselerasi. Gaya tangan dapat diukur dengan peralatan yang sederhana seperti neraca pegas, tetapi dalam beberapa kasus diperlukan alat yang dilengkapi dengan pengukur regangan. Alat-alat ini dapat dihubungkan ke komputer untuk perekaman online.
Untuk mendorong dan menarik, timbangan analog dan digital tersedia secara komersial, termasuk sel beban yang direkayasa untuk aplikasi umum. Sel beban ini dapat dihubungkan ke komputer pribadi atau perangkat elektronik portabel yang lebih kecil.
Berikut adalah pengukuran yang dibutuhkan dalam Biomekanika Kerja :
- Sudut Postur Tubuh: Pengukuran sudut di berbagai persendian (seperti leher, bahu, siku, pergelangan tangan, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki) penting untuk menilai postur kerja dan menentukan apakah ada risiko cedera. Ini dilakukan dengan goniometer, perangkat lunak analisis gerakan, atau teknologi motion capture.
- Gaya atau Beban pada Tubuh: Mengukur gaya yang diterapkan pada tubuh, seperti saat mengangkat, mendorong, menarik, atau membawa beban, untuk mengevaluasi tuntutan fisik dan risiko overuse. Sensor tekanan atau alat pengukur beban seperti load cell sering digunakan untuk ini.
- Momen dan Tuas Lengan: Pengukuran ini menentukan momen yang dihasilkan pada berbagai sendi untuk memahami beban biomekanis. Pengukuran tuas lengan dilakukan dengan menganalisis jarak antara titik gaya dan sumbu rotasi (sendi).
- Kecepatan dan Percepatan Gerakan: Pengukuran ini membantu dalam menganalisis dinamis atau gerakan berulang dalam aktivitas kerja. Sensor akselerometer atau teknologi motion capture sering digunakan untuk mendeteksi perubahan kecepatan dan percepatan gerakan.
- Aktivitas Otot (EMG): Elektromiografi (EMG) digunakan untuk mengukur aktivitas listrik pada otot yang menunjukkan tingkat beban pada otot tertentu. Ini berguna untuk mengetahui seberapa besar otot berkontraksi dalam suatu posisi atau gerakan.
Alat Untuk Studi Ergonomi Teknik Industri
1. Kursi Antropometri
Kursi Antropometri adalah salah satu alat ukur dimensi tubuh manusia paling banyak digunakan oleh jurusan ilmu olahraga di Indonesia dan di India. 34 dimensi pengukuran yang dapat dilakukannya dalam 3 posisi pengukuran membuat alat ini banyak membantu menganalisis postur tubuh.
2. Antropometri Portable
Dengan data yang dihasilkan oleh Antropometri Portable, industri dapat mengetahui lingkungan dan instrumen pendukung kerja yang sesuai dengan beban kerja hingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai. Pasalnya, penerapan data Antropometri dapat dengan mudah ditemui, seperti halnya dalam penerapan desain ruangan dan kursi serta meja kerja. Berbagai sektor pun telah menggunakan Antropometri Portable, mulai dari sektor pendidikan, terutama teknik industri dan kesehatan, sektor olahraga, militer hingga industri aviasi dan penelitian luar angkasa.
Dapatkan Alat Antropometri Untuk Mata Kuliah Ergonomi di Teknik Industri
Jika Anda tertarik dengan kedua instrumen tersebut silahkan hubungi admin@soloabadi.com atau hubungi WhatsApp kami di 08510888111 untuk mendapatkan penawaran dengan harga spesial