Tata Laksana Stunting adalah serangkaian prosedur dan langkah-langkah yang diambil oleh tenaga medis untuk menangani kondisi stunting. Stunting sendiri adalah kondisi dimana anak gagal tumbuh atau pertumbuhannya melambat dibandingkan dengan usianya. Kondisi ini perlu intervensi yang sesuai dengan standar atau yang kita sebut dengan Tata Laksana Stunting. Yuk, kita simak dengan jelas, 4 langkah tata laksana stunting!
Apa Itu Tata Laksana Stunting?
Tata Laksana Stunting berasal dari dua frasa dengan arti yang berbeda yakni ‘Tata Laksana’ dan ‘Stunting’. Tata Laksana dalam jurnal internasional dijabarkan sebagai ‘Manangement Strategies’ dalam bahas inggris. Tata Laksana merujuk pada serangkaian strategi, intervensi, dan pendekatan yang dilakukan oleh petugas medis dalam menangani kasus tertentu.
Sedangkan, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh atau pertumbuhan anak yang melambat jika dibandingkan dengan usianya. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak dengan usia 0-2 tahun atau yang biasa disebut dalam masa periode emas atau 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dalam periode ini, pertumbuhan otak, tinggi badan dan perkembangan anak. Sehingga, perlu adanya itervensi segera apabila anak terindikasi mengalami pertumbuhan yang melambat.
Sehingga, Tata Laksana Stunting adalah serangkaian prosedur dan langkah-langkah yang diambil oleh tenaga medis untuk menangani kondisi gagal tumbuh pada anak. Adapun 4 langkah Tata Laksana Stunting yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan sebagai berikut :
1. Tata Laksana Stunting Melalui Perbaikan Nutrisi
Perbaikan Nutrisi adalah tata laksana stunting yang sangat penting. Mengingat, stunting disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada Ibu Hamil hingga anak berusia 2 tahun. Sehingga tata laksana yang pertama dilakukan adalah perbaikan nutrisi. Perbaikan nutrisi dapat dilakukan dengan pemberian MPASI berkualitas dan sumplementasi vitamin.
Makanan Pendamping ASI (MPASI) Berkualitas atau Penggunaan RUTF
Makanan Pendamping ASI (MPASI) berkualitas merupakan hal yang krusial dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting. Perlu timing yang tepat untuk memulai MPASI yang berkualitas yakni pada usia 6 bulan. Dimana, dalam usia ini ASI tidak cukup memenuhi kebutuhan bayi. Sehingga dibutuhkan gizi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan mikronutrien.
Prinsip lain yang perlu diperhatikan adalah MPASI yang aman dan higienis (proses persiapan dan pembuatan MPASI perlu memperhatikan kebersihan). World Health Organization (WHO) menganjurkan variasi makanan minimal mengandung 4 dari 7 kelompok makanan seperti :
- Biji-bijian, umbi-umbian
- Kacang-kacangan
- Produk susu (susu, yoghurt, keju)
- Daging-dagingan (daging sapi, ikan, unggas dan hati)
- Telur
- Buah dan sayur
Sebuah penelitian juga menunjukan bahwa asupan protein dan multi-mikronutien seperti zat besi, seng, kalsium, yodium dan vitamin A berdampak pada pertumbuhan tinggi badan anak. Sedangkan untuk asupan protein dianjurkan diperbikan pada PER (Protein Energy Ration) 12-15% untuk menunjang pertumbuhan linear atau sama dengan 11,6 gram/hari untuk usia 1 tahun dan 11,9 gram/hari untuk usia 2 tahun.
Selain itu, asupan zinc juga terbukti penting. Terutama untuk menurunkan gejala atau mencegah infeksi terjadi pada anak, terutama diare dan pneumonia atau peradangan paru-paru hingga TBC.
Dalam kasus gizi buruk, tenaga kesehatan akan menggunaakn RUTF (Ready to Use Therapeutic Food). RUTF merupakan makanan pemulihan untuk balita sangat kurus (wasting) yang berupa makanan padat, bentuk pasta diperkaya dengan zat gizi berupa vitamin dan minera
2. Mengatasi Infeksi dan Penyakit Kronis yang Ada
Sejalan dengan pemberian MPASI yang berkualitas, tata laksana stunting yang selanjutnya perlu dilakukan adalah mengatasi infeksi dan penyakit kronis yang mungkin diderita oleh anak. Hal ini dapat terdeteksi apabila si kecil telah menerima asupan nutrisi yang adekuat namun tidak kunjung memperlihatkan hasil yang signifikan.
Pasalnya, infeksi dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh yang menganggu penyerapan nutrisi dan fungsi usus. Selain itu, tubuh memproduksi energi tambahan dan memobilisasi sumber daya untuk menghadapi infeksi. Terkadang, hal ini juga mengakibatkan anak mengalami penurunan nafsu makan. Beberapa infeksi yang sering terjadi adalah diare, riwayat Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan riwayat cacingan.
3. Perbaikan Sanitasi dan Lingkungan
Pola Hidup Sehat adalah salah satu kunci pencegahan stunting pula. Oleh karena itu, akses jamban dan air bersih diperlukan. Beberapa cara untuk meimplementasikan Pola Hidup Sehat adalah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air besih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur dan melakukan aktivitas fisik setiap hari serta menghindari rokok.
Selain itu, pola asuh dalam keluarga yang bahagia juga berdampak. Ibu memerlukan dukungan keluarga dan masyarakat sekitar agar management tata laksana stunting dapat berjalan dengan lancar. Hal ini biasa disebut sebagai stimulasi psikososial melaui perbaikan lingkungan hidup ibu dan anak.
4. Tata Laksana Stunting Melalui Edukasi Ibu
Tahap tata laksana akhir adalah dengan mengadakan promosi kesehatan kepada Ibu dan keluarga anak. Oleh karena itu, kegiatan seperti Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) perlu digalakan mengingat dalam rangkaian kegiatannya terdapat penyuluhan gizi, promosi praktik pemberian makanan yang baik, pemberian vitamin dan pemantaian pertumbuhan anak.
Pemantauan pertumbuhan anak juga merupakan faktor yang tidak dapat dilewatkan. Pemantauan pertumbuhan anak adalah salah satu cara untuk mengevaluasi pertumbuhan anak. Mengingat, indikator stunting adalah TB/U atau Tinggi Badan berdasarkan Usia. Selain itu, pengukuran Berat Badan/Tinggi Badan juga perlu dilakukan untuk mengetahui status gizi wasting atau tidak.
Dapatkan Alat Ukur Pertumbuhan Anak Rekomendasi KEMENKES
PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kami menyediakan berbagai Antropometri Kit dengan kualitas dalam negeri yang tidak perlu diragukan lagi.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.
Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri