Pada akhir tahun 2023 kemarin, masyarakat dibuat tertarik dan bersemangat karena kemunculan series yang berasal Netflix berjudul Gadis Kretek. Karya yang diadaptasi daripada sebuah novel dengan judul yang sama, menjadi sebuah kesuksesan hingga memukau para penikmat series tersebut. Series Gadis Kretek yang ditulis oleh Ratih Kumala menceritakan sejarah industri rokok rumahan di Jawa Tengah di era tahun 1960-an.
Series Gadis Kretek yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Dasiyah atau Jeng Yah menjadi peran utama dalam series Gadis Kretek. Dasiyah merupakan anak pertama keluarga Idroes Muria, yang suka bergelut dalam dunia tembakau sejak kecil. Ia dipercayai oleh ayahnya untuk membantu usaha rokok, namun satu pantangan yang tidak boleh dilakukannya yaitu masuk ke ruangan pembuatan saus rokok.
Ada beberapa hal yang menarik perhatian dalam series Gadis Kretek ini, terutama pada perjalanan industri rokok rumahan di kala itu. Berikut hal menarik industri rokok rumahan yang kami kulik dalam artikel ini!
Fakta Menarik Industri Rokok Rumahan di Gadis Kretek
Pesatnya Industri Rokok Rumahan Milik Keluarga Idroes Muria
Keluarga Idroes Muria menjadi salah satu pengusaha rokok rumahan yang sukses dalam series tersebut. Ia bersama anaknya, Dasiyah mengembangkan rokok rumahan di Kota M. Digambarkan bahwa Idroes Muria dan Dasiyah memilih tembakau dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan cita rasa rokok kretek yang dibuatnya.
Dalam pembuatan rokok kretek, saus rokok menjadi bahan kompetitif untuk mempertahankan usaha rokok. Saus rokok diracik dengan ramuan keluarga yang dijaga akan kasliannya dan kerahasiaannya. Saus dengan cita rasa terbaik, maka akan memenangkan penjualan rokok di pasaran.
Diceritakan pula dalam series ini Dasiyah menjadi peracik saus rokok dengan cita rasa manis dan disukai oleh masyarakat. Konon, air ludahnya berasa manis sehingga saus yang dihasilkan sangat manis dan tak tertandingi.
Pekerja Industri Rokok Rumahan Masih Menggunakan Alat Manual
Digambarkan bahwa industri rokok rumahan milik Keluarga Idroes Muria memiliki banyak pekerja, terutama pekerja wanita. Pekerjaan melinting rokok masih dilakukan secara manual yang kebanyakan dari kaum perempuan. Proses pembuatan rokok kretek dimulai dari pengolahan tembakau hingga proses pelintingan rokok.
Menariknya dalam series ini, mesin yang digunakan untuk produksi rokok masih manual, serta kental akan keakraban antar pekerja. Mesin produksi rokok yang digunakan masih berbahan kayu dan digerakkan menggunakan tangan. Para pekerja dengan riangnya melakukan aktivitas melinting rokok sambil bercengkerama dengan temannya.
Mesin Pencetak Kode Produksi Rokok Masih Manual
Terlihat juga dalam pembuatan mesin kode produksi pada bungkus etiket rokok yang digunakan masih manual. Terlihat pada scane adegan Soeraja mengambil etiket rokok di pasar. Terlihat pembuatan dan pencetakan kertasnya masih menggunakan alat yang manual.
Mesin Pendukung Industri Rokok, Memudahkan Pekerja Dalam Produksi Masal
Mesin pendukung rokok di Indonesia kini telah hadir yaitu mesin Light Cigaretes Slitting dan Light Emboss. Mesin ini diproduksi oleh PT Solo Abadi Indonesia, sebuah perusahaan manufaktur yang terletak di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Mesin Light Cigarettes Slitting merupakan mesin pendukung dalam industri rokok yang digunakan untuk memisahkan tembakau dengan ambri rokok pada batang rokok yang mengalami kerusakan. Mesin ini sering disebut dengan mesin oncek dengan cara kerjanya yaitu disudet agar rokok dapat digunakan kembali.
Sementara mesin Light Emboss merupakan mesin yang digunakan untuk memberikan code dater pada etiket rokok dengan cara diembos. Code dater digunakan sebagai tanggal produksi rokok.
Dapatkan mesin pendukung rokok Light Cigarettes Slitting dan Light Emboss hanya di PT Solo Abadi Indonesia. Anda dapat menghubungi Admin kami melalui WhatsApp. Dapatkan informasi terbaru seputar mesin pendukung industri rokok di www.soloabadi.com.
Baca Juga: Tertarik Menjadi Produsen Rokok? Inilah Beberapa Hal Yang Perlu Diketahui
