Dalam pemecahan kasus tindak pidana, Antropometri Forensik berperan penting. Proses identifikasi adalah proses krusial untuk menentukan kejelasan identitas biologis seseorang. Bukan hanya terhadap korban namun juga pelaku tindak kekerasan. Berikut adalah fungsi identifikasi antropometri forensik dalam kasus kriminal
Mengenal Identifikasi Antropometri Forensik Komparatif dan Rekonstruktif
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan oleh ahli Antropometri Forensik untuk membantu penyidik dalam menentukan identitas seseorang yang dimiliki secara personal. Hal ini banyak diaplikasikan dalam identifikasi jenazah yang tidak dikenal, telah membusuk, rusak atau dalam huru hara yang mengakibatkan kematian dalam jumlah besar.
Namun, Ilmu Kodekteran Forensik juga berperan dalam Kriminologi. Pemecahan tindak pidana seperti penculikan anak, pencurian dan pembunuhan perlu dilakukan identifikasi forensik terhadap identitas personal. Pada umumnya, identifikasi ini dilakukan pada tanda-tanda yang ditinggalkan seperti sidik jari. Namun, terkadang satu-satunya bukti yang tersedia adalah video kamera pengawas.
Identifikasi forensik sendiri dibagi menjadi identifikasi rekonstruktif dan komparatif. Identifikasi rekonstruktif memerlukan data postmortem, seperti jenis kelamin, umur, ras, tinggi dan bentuk spesifikasi tubuh kemudian menuangkannya dalam berbagai perkiraan. Sedangkan, identifikasi komparatif dilakukan dengan membandingkan data orang yang masuk dalam kriteria. Perkiraan ini dapat mempersempit arah penyidikan.
The Bertillon System, Identifikasi Fitur Biologis Manusia Dalam Kasus Kriminalitas
The Bertillon System adalah sistem yang juga dikenal sebagai Bertillonage. Sistem ini dikenalkan oleh Alphonse Bertillon, seorang Anthropologist asal Perancis pada 1879. Sistem ini dideskripsikan sebagai teknik untuk mengukur tubuh manusia sebgai pembanding dan klasifikasi antropologi.
Dalam Kriminologi, sistem ini digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi tersangka dan penjahat. Alphonse Bertillion sendiri telah mengelompokan bagian tubuh manusia untuk diidentifikasi dalam suatu kasus kriminal, diantaranya adalah :
- Tinggi badan
- Panjang dan lebar kepala
- Rentang Lengan
- Tinggi duduk
- Panjang jari tengah dan kelingking tangan kiri
- Panjang telapak kaki kiri
- Panjang lengan kiri
- Panjang telinga kanan
- Lebar pipi
Polisi menggunakan instrumen pengukur seperti Caliper dan Anthropometer untuk mengukur berbagai bagian dari tubuh tersebut. Setiap data yang dihasilkan dari pengukuran dicatat sesuai dengan standar dan diarsipkan. Dengan kata lain dilampirkan bersamaan dengan mugshot.
“Every measurement slowly reveals the workings of the criminal. Careful observation and patience will reveal the truth.”
Alphonse Bertillon
Instrumen Pengukur Antropometri Tubuh Terlengkap, Lakukan 100 Pengukuran Dalam 1 Alat
Dari narasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa data antropometrik tubuh manusia sangat berperan dalam pemecahan kasus kriminalitas. Diperlukan instrumen yang presisi, mudah mobilitasnya dan memiliki fungsi yang lengkap. Antropometri Portable dari PT. Solo Abadi Indonesia adalah inovasi 100 pengukuran Antropometri dalam satu set alat Antropometri. Instrumen ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengukuran dalam posisi duduk dan berdiri, sesuai dengan fitur tubuh yang diperlukan dalam Antropometri Forensik.
Simak Tutorial Pengukuran Posisi Duduk dan Berdiri dengan Antropometri Portable disini.
Hubungi tim kami untuk berkonsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp. Informasi lebih lanjut mengenai detail produk dan informasi edukatif mengenai pengukuran antropometri dapat diakses melalui official website kami di www.soloabadi.com.