Menurut definisi stunting mengacu pada sebuah permasalahan gizi kronis yang terjadi dalam jangka waktu yang lama. Apabila diruntut, permasalahan gizi merupakan permasalahan yang kompleks. Permasalahan ini dimulai dari urbanisasi, sosial ekonomi hingga pola asuh orang tua. Namun ada satu hal krusial yang sering diabaikan yakni, sanitasi yang baik. Bagaimana sanitasi yang baik dapat berpengaruh dalam pencegahan stunting ? Yuk simak 5 pilar sanitasi total untuk cegah stunting!
WASH Jadi Fokus Organisasi Kesehatan Dunia
Sebelum mengenal bagaimana sanitasi yang baik dapat berdampak pada penurunan angka stunting, perlu diketahui bahwa sanitasi merupakan salah satu program Organisasi Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO) dalam Sustainable Development Goals (SGDs) sebagai isu kesehatan publik dunia. Bersamaan dengan stunting, terdapat dua isu lain yang juga saling berhubungan yakni kelayakan air dan kebersihan atau dalam programnya, WHO merangkumnya dalam WASH (Safe Drinking Water, Sanitation and Hygiene).
Penyediaan WASH yang baik akan berdampak pada pencegahan penularan penyakit seperti infeksi bakteri, virus dan protozoa enterik. Menurut WHO, kematian akibat pengelolaan WASH yang buruk menyebabkan 800.000 kematian dunia atau sama dengan 1,5% dari total beban kematian global. Termasuk terhitung 5,5% diantaranya merupakan anak-anak.
Bagaimana Sanitasi yang Baik Dapat Mencegah Stunting ?
Menurut para akademisi, pengaruh pengelolaan sanitasi pada pencegahan stunting merupakan hal yang kompleks serta melibatkan aspek lain seperi sosial ekonomi dan aksesibilitas dan keterjangkauan air, serta persediaan fasilitas sanitasi. Namun yang perlu digaris bawahi, infeksi yang diakibatkan oleh sanitasi yang buruk dapat menyebabkan malnutrisi. Namun jika ditarik kebelakang, malnutrisi ini diakibatkan oleh infeksi diare, cacing, trachoma dan schistosomiasis.
Studi yang dilakukan oleh WHO, mengkategorikan efek WASH pada kekurangan gizi sebagai efek langsung dan tidak langsung. Efek langsung menyebabkan kematian akibat malnutrisi dan efek tidak langsung yang berarti kematian yang diatribusikan sebagai akibat dari peningkatan infeksi. Stunting merupakan penyakit yg diatribusikan dari peningkatan infeksi akibat sanitasi yang buruk. Perlu digaris bawahi, bahwa infeksi yang diakibatkan dari sanitasi yang buruk, terutama diare akan menyebabkan tubuh ibu hamil dan anak-anak tidak dapat menyerap nutrisi secara sempurna sehingga dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan masalah gizi kronis pada janin dan anak.
5 Pilar Sanitasi Total Untuk Cegah Stunting
Pemerintah Indonesia telah mengkategorikan pengelolaan WASH sebagai fokus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah menyediakan sarana sanitasi dan air bersih melalui program Penyediaan Air minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kedua program ini ditargetkan akan rampung pada 2024. Hal ini sesuai dengan target program penurunan angka stunting di Indonesia yang juga ditargetkan rampung pada 2024. Sehingga Pemerintah Indonesia menerapkan 5 Pilar Sanitasi Total sebagai berikut :
- Cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan fasilitas umum serta sebelum menyusui anak.
- Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, seperti rebus air sebelum dikonsumsi dan tutup makanan agar terhindar dari lalat.
- Pengelolaan sampah rumah tangga, buang sampah rumah tangga pada Tempat Pembuangan Akhir
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga, seperti air mandi dan cuci yang pembuangannya jauh dari resapan air tanah.
- Berhenti buang air besar sembarangan. BAB seharusnya dilakukan pada toilet serta pembuangannya harus dijauhkan dari resapan air tanah.
Satu hal yang tidak dapat diabaikan adalah monitoring secara berkala pada fasilitas kesehatan seperti Posyandu. Pasalnya, Posyandu memiliki program pemeberian vitamin A serta pengukuran badan bayi untuk mencegah stunting dini.
Monitor Tumbuh Kembang Bayi, Cegah Stunting Lebih Dini
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menekan jumlah anak stunting di Indonesia. Salah satu upayanya adalah mengkampanyekan monitor rutin pada perkembangan anak sejak 1000 (HPK) Hari Pertama Kehidupan serta menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan mengenai standar alat pengukuran bayi, yakni Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 Tahun 2019 seperti rangkain produk dari Stunting Kit. Alat-alat tersebut telah digunakan di berbagai lembaga posyandu di Indonesia.
Solo Abadi Indonesia, merupakan produsen utama Alat Kesehatan di Indonesia yang terus mendukung program #IndonesiaCegahStunting dengan menerapkan standar Peraturan Menteri Kesehatan pada produksinya. Untuk info lebih lanjut silahkan kunjungi website kami di www.soloabadi.com dan hubungi kami di WhatsApp untuk berkonsultasi lebih lanjut.