Cedera olahraga adalah risiko yang kerap muncul akibat aktivitas fisik yang intens, terutama bagi para atlet yang berlatih secara rutin. Meskipun olahraga memberikan banyak manfaat bagi tubuh, gerakan berulang, benturan fisik, hingga postur yang kurang tepat dapat memicu berbagai jenis cedera.
Beberapa cedera mungkin tergolong ringan dan bisa sembuh dengan istirahat. Namun, tidak sedikit juga yang memerlukan perawatan medis jangka panjang, termasuk fisioterapi untuk mengembalikan fungsi tubuh secara optimal. Oleh karena itu, penting bagi atlet maupun masyarakat umum untuk memahami jenis-jenis cedera olahraga agar penanganannya bisa lebih cepat dan tepat.
Lalu, apa saja 7 jenis cedera olahraga yang paling sering dialami atlet? Simak penjelasannya berikut ini.
Apakah Fisioterapi Bisa Menyembuhkan Cedera Olahraga?

Fisioterapi merupakan salah satu metode paling efektif dalam menangani berbagai jenis cedera olahraga. Meskipun tidak semua cedera bisa langsung “sembuh total” hanya dengan fisioterapi, terapi ini berperan penting dalam mempercepat proses pemulihan, mengurangi nyeri, mengembalikan fungsi tubuh, serta mencegah cedera yang sama terulang di masa depan.
Dalam praktiknya, fisioterapi dilakukan oleh tenaga profesional yang akan menilai kondisi pasien secara menyeluruh. Program terapi akan disesuaikan dengan jenis cedera, tingkat keparahan, serta kebutuhan aktivitas fisik pasien. Penanganan bisa meliputi latihan gerak, terapi manual, penggunaan alat bantu, hingga teknik rehabilitasi yang ditujukan untuk memperkuat otot dan sendi yang terkena cedera.
Bagi atlet, fisioterapi bukan hanya bagian dari pemulihan, tetapi juga strategi pencegahan. Dengan terapi yang tepat, tubuh akan lebih siap menghadapi tekanan latihan, menjaga performa, serta meminimalkan risiko cedera berulang. Oleh karena itu, fisioterapi menjadi salah satu elemen penting dalam dunia olahraga profesional.
Apa Jenis Cedera Olahraga yang Dapat Disembuhkan dengan Fisioterapi?
Berikut adalah daftar cedera olahraga yang dapat disembuhkan dengan terapi fisioterapi :
1. Sprain Injury
Sprain Injury atau dikenal dengan keselo adalah kondisi saat ligamen atau jaringan yang menghubungkan tulang satu dengan yang lain mengalami peregangan berlebihan atau robek. Ini biasanya terjadi di pergelangan kaki, lutut, atau pergelangan tangan, akibat gerakan mendadak atau posisi yang salah saat bertumpu.
Keseleo ringan bisa ditangani dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), tapi untuk cedera yang parah diperlukan evaluasi medis untuk memastikan tidak ada robekan serius pada ligamen.
2. Ketegangan Otot (Strain Injury)
Jenis Cedera Olahraga ini disebabkan oleh peregangan atau robeknya serat otot atau tendon, biasanya karena penggunaan otot secara berlebihan atau teknik olahraga yang salah. Bagian tubuh yang sering terkena antara lain punggung, paha belakang (hamstring), dan bahu.
Gejalanya berupa nyeri, kejang otot, dan pembengkakan. Penanganannya mirip dengan keseleo, namun pada kasus yang berat bisa dibutuhkan fisioterapi untuk pemulihan.
3. Cedera Lutut (Knee Injury)
Lutut adalah salah satu sendi paling kompleks dan sering mengalami cedera, terutama pada atlet yang melakukan olahraga lari, sepak bola, basket, dan bela diri. Jenisnya bisa berupa robeknya meniskus, cedera ACL, hingga peradangan tempurung lutut.
Karena fungsinya yang vital dalam mobilitas, cedera lutut sering memerlukan evaluasi medis dan bisa berdampak jangka panjang bila tidak ditangani serius.
4. Shin Splints (Nyeri Tulang Kering)
Shin splints adalah rasa nyeri di sepanjang tulang kering (tibia), umum terjadi pada pelari atau atlet yang meningkatkan intensitas latihan secara tiba-tiba. Penyebabnya bisa karena otot dan tendon yang menegang atau peradangan jaringan di sekitar tulang.
Biasanya membaik dengan istirahat, pengompresan, dan penggantian sepatu olahraga yang sesuai. Jika dibiarkan, bisa berkembang menjadi cedera yang lebih serius seperti fraktur stres.
5. Cedera Bahu (Shoulder Injury)
Gerakan berulang seperti melempar, berenang, atau mengangkat beban dapat menyebabkan cedera pada sendi bahu, termasuk dislokasi, robeknya rotator cuff, atau peradangan.
Ciri khas cedera ini adalah rasa nyeri saat mengangkat tangan atau berputar. Rehabilitasi bahu biasanya membutuhkan waktu lebih lama karena area ini memiliki pergerakan yang luas dan kompleks.
6. Cedera Hamstring
Hamstring adalah kelompok otot di bagian belakang paha yang sangat rentan cedera saat melakukan sprint atau gerakan eksplosif. Cedera ini ditandai dengan rasa sakit tiba-tiba di paha belakang, kadang disertai memar.
Pencegahannya adalah dengan pemanasan yang cukup dan menjaga fleksibilitas otot. Perawatan bisa berkisar dari istirahat ringan hingga rehabilitasi fisik intensif, tergantung tingkat keparahannya.
7. Fraktur Stres (Stress Fracture)
Fraktur stres adalah retakan kecil pada tulang akibat tekanan berulang, biasanya terjadi pada kaki, tulang kering, atau panggul. Atlet yang melakukan latihan berat tanpa istirahat cukup sangat rentan mengalaminya.
Gejalanya sering kali samar di awal, seperti nyeri ringan yang semakin parah saat aktivitas. Diagnosis biasanya menggunakan X-ray atau MRI, dan penyembuhan bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga bulan.
Sport Science dan Fisioterapi Tidak Lengkap Tanpa Data Antropometri yang Akurat!
Di era sport science modern, pemahaman tentang tubuh atlet tidak hanya sebatas latihan dan pemulihan. Data antropometri seperti tinggi badan, panjang tungkai, lebar bahu, dan proporsi tubuh lainnya memegang peran penting dalam mendesain program latihan, pencegahan cedera, hingga proses rehabilitasi dalam fisioterapi.
Salah satu alat vital untuk mengumpulkan data tersebut adalah Portable Antropometri
PT Solo Abadi Indonesia sebagai produsen alat ukur antropometri terbesar di Indonesia juga menyediakan berbagai kebutuhan penunjang dalam praktikum program studi Fisioterapi. Kami menyediakan Goniometer Set dan Alat Ukur Antropometri Portable yang telah digunakan di berbagai universitas dan badan penelitian sepeti Badan Riset dan Inovasi Nasional serta seluruh balai K3 di Indonesia.

Ingin laboratorium kampus, klinik fisioterapi, atau fasilitas sport science Anda lebih profesional dan data-driven?
Gunakan Kursi Antropometri dari Solo Abadi, Teruji di berbagai institusi pendidikan dan olahraga di seluruh Indonesia!
Hubungi kami melalui WhatsApp. Dapatkan informasi terbaru dari kami lebih lanjut di www.soloabadi.com.




