Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan program pelayanan yang dapat diperoleh maupun ditujukan untuk ibu yang sedang hamil, bersalin, nifas, keluarga berencana, hingga bayi. Program pelayanan tersebut bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu maupun bayi melalui pelayanan kesehatan yang intensif yang disediakan puskesmas. Mengingat angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi.
Sejak masa kehamilannya, ibu harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang intensif untuk mempersiapkan kelahiran bayinya. Di puskesmas, ibu hamil dapat mengikuti beberapa KIA yang disediakan. Apa saja program KIA yang dapat ibu hamil ikuti? Simak selengkapnya pada artikel berikut ini.
Baca Juga: Perbedaan Poli KIA dan KB yang Perlu Kalian Ketahui Sekarang!
15 Program Kesehatan Ibu dan Anak
Program KIA merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat yang fokus pada kesehatan ibu, bayi, balita, dan pelayanann KB. Melalui pelayanan ANC dan PNC, persalinan dengan tenaga kesehatan yang kompeten, imunisasi, hingga inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif. Berikut merupakan 15 program kesehatan ibu dan anak yang dapat diikuti pada puskemas setempat berdasarkan panduan Buku KIA dari Kemenkes:
1. Kelas Ibu Hamil
Kelas ibu hamil merupakan program KIA yang bertujuan sebagai informasi seputar kehamilan, persalinan, perawatan masa nifas, perawatan bayi baru lahir, kebutuhan dan pemenuhan gizi, serta pelayanan kesehatan yang harus diterima. Program ini dapat ibu hamil ikuti minimal satu kali dan dapat didampingi oleh suami. Pada kelas ibu hamil didampingi dengan kader akan memberikan informasi secara lengkap.
2. Pemantauan Ibu Hamil Beresiko
Program pemantauan ibu hamil beresiko menjadi salah satu program KIA dengan tujuan untuk mengedukasi ibu hamil beresiko dengan menjaga kesehatan dan asupan gizi selama masa kehamilan. Edukasi yang diberikan meliputi tanda-tanda bahaya pada masa hamil, ibu nifas, ibu pasca salin, bayi baru lamir, kemana dan di mana harus mencari pertolongan. Program pendampingan ini dilakukan secara intensif dengan pemberian perawatan dan tindakan yang cepat disesuikan dengan kondisi ibu hamil. Sehingga ibu dapat melahirkan bayi dengan sehat dan selamat didampingi dengan tenaga kesehatan.
3. Pemantauan Ibu Nifas Beresiko
Pemantauan ibu nifas beresiko berfungsi untuk mengedukasi ibu tentang kesehatan kehamilan dan persalinan melalui pemberian makanan tambahan (PMT). Masa nifas merupakan masa pemulihan organ reproduksi ibu setelah melahirkan yang berlansgung sekitar 42 hari. Pada masa nifas ini tubuh ibu mengalami perubahan fisik hingga mental seperti rasa tidak nyaman pada payudara, vagina, kram nyeri perut, keputihan, hingga perubahan pada kulit dan rambut, serta perubahan emosi.
Selama masa nifas, ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada bidan desa atau ke puskesmas. Pemeriksaan kesehatan bagi ibu nifas dibagi menjadi beberapa tahapan, di antaranya:
- Pemeriksaan pertama pada 6 jam sampai 3 hari sesudah melahirkan.
- Pemeriksaan kedua pada 4 sampai 28 hari.
- Pemeriksaan ketiga pada 29-42 hari.
Pemeriksaan ibu nifas dimulai dengan wawancara oleh tenaga kesehatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan tanda vital, rahim, payudara, hingga psikis.
4. Pemantauan Neonatus Beresiko
Program pemantauan neonatus atau bayi baru lahir beresiko termasuk dalam program KIA. Program ini tentunya berguna untk memantau kesehatan bayi baru lahir.
Pemantauan ini meliputi penilaian APGAR (appearance, pulse, grimace, activity, and respiration) sebanyak 2 kali pada menit pertama dan 5 menit setelah kelahiran. Selain itu pemeriksaan juga terhadap kelainan kongenital yaitu ada atau tidaknya kelainan perkembangan pada tubuh bayi. Selanjutnya juga dilakukan pemeriksaan fisik meliputi panjang, tinggi, lingkar kepala, anus, mulut, kaki, tangan, hingga berat badan.
Baca Juga: Isi Set Pemeriksaan KIA dan KB, Terbaru 2024 Sesuai Arahan Kemenkes!
5. Penyuluhan Keluarga Berencana
Program penyuluhan keluarga berencana setelah melahirkan. Program ini dimanfaatkan untuk penggunaan alat kontrasepsi langsung setelah melahirkan hingga 42 hari. Tujuan program ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengatur jarak dan mencegah kehamilan terlalu dekat. Dianjurkan jarak melahirkan sebaiknya 2 tahun.
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
- Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi, dan balita.
- Ibu dapat memiliki waktu yang cukup untuk dirinya sendiri, anak, dan keluarga.
6. Pelayanan Gizi (PMBA dan Vit A) & Obat Cacing
Pelayanan gizi dalam pemberian PMBA (pemberian makanan bayi dan anak), vitamin A, serta obat cacing juga termasuk dalam pemantauan kesehatan ibu dan anak. Pemberian vitamin A digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare. Sementara pemberian obat cacing digunakan untuk:
- Pengoptimalan penyerapan karbohidrat, protein, vitamin A, dan zat besi.
- Mengurangi stunting pada anak.
- Membunuh berbagai jenis cacing.
7. Pelayanan SDIDTK
Pelayanan SDIDTK atau kepanjangan dari stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang adalah kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita usia 0-72 bulan atau 5 tahun. Pemantauan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali yang bertempat di puskesmas maupun posyandu. Kegiatan pelayanan SDIDTK ini meliputi penimbangan balita, pengukuran tinggi badan, panjang badan balita, hingga pengukuran lingkar lengan atas dan kepala sebagai status perkembangan anak.
Kegiatan SDIDTK bertujuan untuk mengetahui penyimpangan pertumbuhan pada anak. Penyimpangan ini misalnya gizi buruk, maka dapat dicegah sedini mungkin agar tidak terjadi kondisi gagal tumbuh dalam jangka panjang sehingga dapat terjadi stunting.
8. Pelayanan Imunisasi
Seringkali saat bunda datang ke puskesmas maupun posyandu terdapat pelayanan imunisasi. Apalagi ada bulan imunisasi nasional serentak, di mana balita mendapatkan imunisasi di posyandu. Ternyata pelayanan imunisasi ini merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan anak terhadap suatu penyakit sehingga anak tidak rentan terkena penyakit dalam masa pertumbuhannya. Imunisasi dilakukan dari usia 0-12 bulan. Imunisasi ini meliputi vaksin HB hingga campak.
Baca Juga: Apa Saja Layanan Pemeriksaan KIA dan KB di Puskesmas?
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi juga dapat menjadi program KIA di puskesmas. Pasalnya kesehatan reproduksi merupakan kondisi kesehatan secara fisik, mental, sosial, bebas dari penyakit pada fungsi dan proses produksi. Pelayanan ini bertujuan untuk mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual yang dapat berpengaruh pada kesehatan reproduksi. Selain itu juga untuk mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan persiapan menjadi orang tua yang matang. Program kesehatan produksi ini dilakukan dengan edukasi untuk remaja melalui posyandu remaja.
10. Kelas Ibu Balita
Program selanjutnya adalah kelas ibu balita. Program ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait pola asuh sesuai dengan usia anak. Sehingga para orang tua dapat teredukasi dan dapat memantau perkembangan anak secara terstruktur. Selain itu program ini dapat memberikan informasi penting tumbuh kembang anak, seperti pemberian gizi, imunisasi, perawatan balita, hingga pengobatan anak ketika sakit.
Pendampingan kelas ibu balita ini dilakukan oleh kader posyandu maupun petugas puskesmas. Di sini bunda dapat berdiskusi, tukar pendapat, tukar pengalaman antar orang tua dalam mengasuh anak.
11. Pemenuhan Gizi dan Perawatan Anak Setelah Lahir
Setalah anak usia 6 bulan wajib diberikan MPASI yaitu makanan pendamping ASI. Dalam memberikan MPASI, bunda wajib tahu makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh diberikan pada anak. Untuk itu sangat penting ibu mengikuti kelas pemenuhan gizi ini di puskesmas. Program ini dilakukan seperti kelas pembuatan MPASI dari bahan wortel, daging, sayur, tempe, dan lain-lain.
Diharapkan melalui program ini ibu dapat teredukasi dan dapat menerapkan pemberian MPASI pada anak. Selain itu pemberian MPASI yang baik tentunya harus tepat waktu, adekuat, aman, dan diberikan dengan benar.
Selain pemenuhan gizi, juga didampingi dengan edukasi perawatan anak setalah lahir. Perawatan pada anak ini dilakukan dengan perawatan tubuh, gigi, hingga mulut. Biasakan juga pada anak untuk mencuci tangan dan menggunting kuku.
12. Pemeriksaan fisik antropometri anak
Hal yang tidak boleh dilewatkan dalam tumbuh kembang anak memantau pertumbuhannya melalui pemeriksaan fisik antropometri. Hal ini bertujuan untuk mengatahui status gizi pada anak. Pemeriksaan antropometri dapat melalui pengukuran tinggi badan dan panjang badan, berat badan, serta pengukuran lingkar lengan atas dan kepala.
Melalui pemeriksaan antropometri maka dapat diketahui grafik pertumbuhannya sesuai usianya yang hasilnya dicatat melalui buku KIA. Juga dapat mengidentifikasi apakah anak stunting atau tidak. Sehingga sangat penting melakukan pemeriksaan antropometri sejak usia 0-5 tahun.
13. Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan
Untuk menciptakan keluarga yang aman dan nyaman, orang tua dapat melakukan pemantauan keselamatan lingkungan pada anak. Hindarkan anak dari bahan-bahan berbahaya seperti api, listrik yang dapat membahayakan.
Selain itu, lindungi anak dari kekerasan fisik, psikis, seksual, dan penelantaran. Jauhkan anak dari kekerasan seperti:
- Mencubit dan memukul
- Mengejek dan mangancam
- Kekerasan seksual
- Penelantaran, tidak pemenuhan gizi, kesehatan, dan pendidikan.
Untuk menghindari hal tersebut, orang tua dapat membangun komunikasi pada anak. Misalnya mengajak anak bercerita, mendengarkan keluh kesah anak, dan menghargai pendapat anak.
14. Pelayanan Ramah Anak
Pelayanan ramah anak adalah pelayanan yang bertujuan untuk memenuhi, melindungi, dan menghargai hak-hak anak sesuai dengan prinsip perlindungan anak. Dengan adanya ini diharapkan kesehatan anak dapat terpenuhi sehingga permasalahan pada anak dapat menurun.
15. Perawatan Anak Sakit
Program selanjutnya adalah perawatan anak sakit. Mungkin sebagian orang tua masih kebingungan dalam merawat anak ketika sakit. Di puskesmas ibu dapat mengikuti kelas perawatan anak sakit sehingga ibu dapat terdukasi. Misalnya anak sakit demam, ibu dapat melakukan kompres dengan air hangat atau memberikan obat penurun panas. Namun apabila demam tidak kunjung turun, ibu harus membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Baca Juga: Apa Itu Posyandu Kit ? Cek Fungsi dan Tips Memilih Alat Kader Kit.
Fasilitas Penunjang Pelayanan KIA di Puskesmas
Dalam memaksimalkan pelayanan kesehatan ibu dan anak di puskesmas, maka diperlukan peralatan kesehatan yang menunjang KIA set. Di antaranya adalah peralatan:
- Meja periksa
- Tempat tidur periksa
- Meja tindakan
- Tensimeter
- Meja ginekologi
- Fetal doppler
- Tiang infus
- Lampu periksa
- Kursi roda
- Baby basket atau baby box
Apabila Anda sedang mencari peralatan penunjang pelayanan KIA di puskesmas, kami PT Solo Abadi Indonesia menyediakan berbagai kebutuhan Anda. Anda dapat dengan mudah mendapatkan peralatan ini melalui kami dengan menghubungi Admin kami melalui WhatsApp. Selain itu tersedia juga di E-Katalog kami di sini. Jangan lupa dapatkan informasi terbaru dari kami di www.soloabadi.com.