Jenis vaksin anak dan dampaknya yang perlu diantisipasi. Vaksin adalah produk biologis yang digunakan untuk merangsang sisstem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan penyakit tertentu. Kandungan yang terdapat dalam vaksin adalah bakteri/virus yang telah dilemahkan yang akan membentuk antibodi agar tidak mudah papar virus.

Menurut badan Kesehatan Dunia, pemberian vaksin biasa dilakukan pada anak hingga dewasa sehingga dapat memberikan perlindungan dari berbagai penyakit menular yang berbahaya. Vasinasi dimulai dari sejak bayi baru lahir dan dilanjutkan secara bertahap sesuai usia dan risiko paparan penyakit. Selain itu WHO juga menekan pentingnya imunisasi pada remaja, orang dewasa, lansia, serta kelompok rentan seperti ibu hamil dan penderita penyakit kronis, agar terciptanya kekebalan pada tubuh. Berikut 13 jenis vaksin anak yang perlu Ibu ketahui.
13 Jenis Vaksin Anak Yang Wajib diberikan
Beriukt jenis vaksin anak yang wajib diberikan sesuai dengan jadwal pemberiannya.
- Vaksin Hepatitis B: diberikan setelah bayi lahir, sekitar 12 jam setelah kelahiran
- BCG: Vasin ini bermanfaat untuk mencegah tuberkulosis atau biasa dikenal dengan TBC. Diberikan saat anak berusia 2-3 bulan.
- Vaksin Polio Oral (OPV) dan Vaksin Polio Suntik (IPV): mencegah terjadinya penyakit polio, yang bisa menyebabkan kelumpuhan permanen dan kematian pada anak. OPV Diberikan sejak bayi lahir dan diulang saat berusia 2, 3, dan 4 bulan. IPV diberikan pada saat anak berusia 6 hingga 18 bulan
- DPT (DIfteri, Pertusis, Tetanus): diberikan pada anak saat berusia 2, 3 dan 4 bulan dan diulang setahun setelah anak menerima imunisasi DPT yang ketiga
- HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B): vaksin ini untuk mencegah penyakit miningitis dan pneumonia. Diberikan 2, 3, dan 4 Bulan.
- PCV (Vaksin Pneumokokus): vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae. Dilakukan sebanyak 4 kali sebelum anak berusia 3 tahun.
- Rotavirus: virus yang menyebabkan diare atau gangguan pencernaak berat pada anak. Jenis vaksin diberikan sebanyak 3 kali hingga anak berusia 3-6 tahun.
- Measles, Mumps, and Rubella (MMR): diberikan untuk pencegahan penyakit campak, gondongan dan rubella. Diberikan pada anak di bawah usia 3 tahun
- Varicella: mencegah terjadinya penyakit cacar air dan herpes zoster di kemudian hari. Diberikan pada usia 1-4 tahun atau sebelum memasuki sekolah dasar.
- Hepatitis A: mencegah virus Hepatitis A yang menginfeksi organ hati (liver). Vaksin diberikan pada anak berusia 1 tahun.
- Tifoid: vaksin digunakan untuk mencegah penyakit tifus dan demam tifoid, yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typi. Diberikan sebanyak satu kali pada anak berusia di bawah 3 tahun.
- Japanese Encephalitis: mencegah terjadinya radang otak, kecacatan, hingga kematian
- Dengue: untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini disebabkan oleh virus degue yag ditularkan oelh nyamuk Aedes Aegypti. Diberikan pada usia 6-45 Tahun.
Baca Juga: Bulan Imunisasi Anak Sekolah 2024, Apa Saja Vaksin dan Target Usianya?
Efek yang Terjadi Setelah Dilakukan Vaksinasi
Efek umum yang mungkin terjadi pada anak setelah dilakukan vaksinasi dan cara mengantisipasinya:
- Bengkak, Kemerahan, nyeri, atau gatal pada area yang disuntik. Hal ini dapat diantisipasi dengan mengopres area suntikan dengan kain yang telah dibasahi air dingin untuk meredakan rasa tidak nyaman.
- Demam merupakan efek samping yang sering terjadi pada anak setelah dilakukan vaksin. Biasanya muncul 24 jam setelah vaksin dan berlansung 1-2 hari. Ibu bisa sediakan obat penurun panas dan langsung berikan kepada anak untuk negantisipasi terjadinya demam tinggi.
- Reaksi alergi ringan seperti ruam kulit dan bengkak pada wajah atau leher, namun efek ini mungkin terjadi hanya pada beberapa anak. Apabila terjadi efek tersebut segera lakukan pemeriksaan kepada dokter.
Apabila efek samping tidak kunjung reda, ibu perlu segera konsultaiskan kepada dokter untuk memantau kondisi anak.
Pemberian jenis vaksin anak atau Imunisasi pada anak bisa dilaksanakan di rumah sakit, klinik, puskesmas, dan posyandu. Imunisasi di posyandu disediakan secara gratis sebagai program pemerintah sehingga meringankan ekonomi keluarga. Imunisasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah diatur secara teratur dan sesuai dengan kalender imunisasi nasional, sehingga anak dapat menerima vaksin tepat waktu.
Selain itu, anak juga mendapatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan secara teratur melalui penimbagan berat badan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), dan edukasi gizi untuk orang tua. Kami memberikan rekomendasi alat kesehatan Antropometri-kit yang berkualitas dari PT Solo Abadi Indonesia, merupakan produsen alat kesehatan yang telah berpengalaman dalam menyediakan perlengkapan untuk kebutuhan kkesehatan masyarakat.
Produk kami telah digunakan di berbagai fasilitas layanan kesehatan termasuk posyandu dengan lebih dari 10.000 unit yang telah terjual dan tersebar di seluruh posyandu di Indonesia. Perusahaan telah mendukung penuh terkait penurunan angka stunting pada anak. Dalam 1 paket antropometri kit terdiri dari 5 jenis alat kesehatan, sebagai berikut:
- Timbangan bayi digital
- Timbangan dewasa digital
- Stadiometer
- Alat Ukur LiLA
- Infantometer Board
Berikut produk paket Antropometri Kit dari PT Solo Abadi Indonesia.

Hubungi Kami Untuk Dapatkan Produk Dari PT Solo Abadi Indonesia
Hubungi untuk dapatkan produk Antropometri kit, melalui WhatsApp admin kami. Konsultasikan kebutuhan anda secara Gratis. Selain itu anda bisa lakukan pembelian langsung melalui E-Katalog resmi kami. Produk kami sudah terjamin berkualitas dan banyak direkomendasikan oleh para Dinas Kesehatan dan telah memiliki Sertifikat TKDN.