Pengukuran antropometri pada bayi ialah hal paling krusial dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama. Pasalnya, pengukuran ini dapat menunjukan status gizi pada bayi dan mampu menampilkan kondisi kesehatan nya. Alhasil, hal ini perlu dilakukan dengan akurat. Berikut adalah tips melakukan pengukuran antropometri pada bayi dengan akurat!
Pentingnya Melakukan Pengukuran Antropometri Pada Bayi Dengan Akurat!
Tahu kah kamu bahwa pengukuran pada bayi di Indonesia diawasi oleh Pemerintah khususnya Dinas Kesehatan ?
Setiap bayi yang telah memiliki Nomor Induk Kependudukan serta tercatat medical recordnya di sebuah pusat kesehatan, termasuk posyandu telah diawasi oleh pemerintah. Alasannya hanya satu, untuk mendeteksi kasus stunting yang terjadi. Stunting adalah kondisi dimana seorang anak gagal tumbuh akibat asupan gizi yang kurang sejak berada di dalam kandungan. Stunting dapat dideteksi pada bayi dengan diatas usia 1 bulan.
Deteksi stunting membutuhkan pengukuran antropometri yang dilakukan secara reguler. Pada bayi, pengukuran antropometri dilakukan tiap 2 minggu, sedangkan pada balita, pengukuran ini dapat dilakukan 1 bulan sekali. Pengukuran tersebut harus dilakukan dengan 3 indikator berikut :
- Pengukuran Berat Badan Berdasarkan Umur
- Pengukuran Panjang Badan Berdasarkan Umur
- Pengukuran Lingkar Lengan Atas Berdasarkan Umur
Pengukuran antropometri ini dapat mencegah kasus stunting menjadi lebih buruk. Lebih awal sang anak diindikasikan stunting, maka penanganannya pun akan lebih cepat. Bayi dibawah usia 2 tahun dapat dikejar status gizinya. Oleh karena itu, perlu melakukan pengukuran antropometri dengan akurat!
Tips Melakukan Pengukuran Berat Badan Pada Bayi Dengan Akurat
Perlu diketahui bahwa berat badan pada bayi menggambarkan status gizi saat ini. Artinya, jika si kecil tiba-tiba mengalami penurunan berat badan, artinya ia sedang kekurangan asupan gizi atau terdapat infeksi didalam tubuhnya. Infeksi dapat membuat penyerapan nutrisi si kecil yang tidak maksimal. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan beberapa tips berikut :
1. Memilih Timbangan Digital Bayi Yang Tingkat Akurasinya Tinggi
Timbangan bayi digital seharusnya sangat sensitif terhadap pertumbuhan si kecil. Karena bagi Ibu, penambahan angka timbangan meskipun hanya 5gr. Oleh karena itu, tingkat tertinggi akurasi pada timbangan bayi adalah 5gr. Sehingga penting bagi petugas kesehatan atau ibu mengerti hal ini akan berdampak besar pada hasil pengukuran berat badan si kecil.
2. Hindari Mengenakan Pakaian Tebal Pada Si Kecil
Terkadang, seorang Ibu mencoba segala cara untuk menambah berat badan si kecil saat ditimbang. Salah satunya adalah dengan mengenakan pakaian tebal. Pakaian tebal memang akan membuat timbangan si kecil naik namun hal inilah yang dapat membuat data yang dihasilkan oleh timbangan bayi tidak akurat. Alhasil Ibu perlu menghindari mengenakan pakaian tebal pada si kecil saat ditimbang berat badannya.
Sedangkan penggunaan alas pada penompang timbangan dapat digunakan asalkan telah terlebih dahulu melalui proses taring atau tare.
3. Angka Timbangan Berubah-Ubah ? Pilih Timbangan Digital Bayi Dengan Tombol ‘Hold’
Terkadang petugas kesehatan di Posyandu sulit untuk melakukan pengukuran berat badan pada bayi karena si kecil yang terus bergerak dan angka timbangan yang berubah-ubah. Tombol “Hold” dapat menghentikan angka timbangan yang berubah-ubah ke angka yang valid. Sehingga penting untuk petugas kesehatan memilih timbangan digital bayi dengan tombol hold.
berikut, adalah standar berat badan bayi berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Baca Juga : Cara Menghitung BMI Pada Bayi
Cara Melakukan Pengukuran Panjang Badan Pada Bayi Dengan Benar
Panjang badan pada bayi adalah indikator gizi dalam jangka waktu yang lama. Artinya, jika panjang badan bayi tidak sesuai dengan usianya, maka hal ini dapat menjadi indikator gagalnya tumbuh kembang si kecil. Oleh karena itu penggunaan alat yang sesuai diperlukan. Alat untuk mengukur panjang badan pada bayi disebut dengan Infantometer Board. Penggunaan Infantometer Board lebih dianjurkan daripada menggunakan pita meteran.
1. Gunakan Infantometer Board, Jangan Gunakan Pita Meteran
Tubuh bayi bukan permukaan yang datar sehingga penggunaan pita ukur atau meteran tidak akan mendapatkan data yang valid. Pasalnya, pita ukur dapat dengan mudah berubah bentuk menyesuaikan permukaan tubuh bayi. Pemerintah Indonesia pun menyarankan untuk menggunakan Infantometer Board. Infantometer Board yang disarankan adalah papan ukur yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi hingga pembatas kepala dan kaki.
2. Pastikan Kaki Bayi Lurus Saat Diukur
Dalam mengukur panjang badan dan tinggi badan postur adalah hal paling utama. Dengan postur yang baik, maka pengukuran akan menghasilkan data yang valid pula. Oleh karena itu, perlu bagi petugas kesehatan meluruskan kaki bayi saat menggunakan infantometer board
3. Hindari Penggunaan Sepatu Pada si Kecil
Layaknya pengukuran berat badan, penambahan aksesoris dapat berefek pada hasil pengukuran panjang badan bayi. Oleh karena itu, Ibu perlu melepas sepatu si kecil sebelum melakukan pengukuran panjang badannya.
Berikut adalah Standar Panjang Badan Bayi Laki-Laki dan Perempuan berdasarkan Lembaga Kesehatan Dunia
Baca Juga : 4 Alat Antropometri Kit Berstandar Kemenkes, Wajib Dimiliki Posyandu!
Cara Mengukur Lingkar Lengan Atas Dengan Benar
Lingkar lengan atas secara umum menjelaskan cadangan lemak yang ada didalam tubuh seseorang. Pada bayi usia 0 tahun atau new born baby, pengukuran lingkar lengan atas perlu dilakukan. Hal ini karena bayi dengan berat badan rendah berisiko tinggi mengalami morbiditas dan mortalitas dan lingkar lengan atas juga merupakan salah satu cara untuk melakukan indikasi tersebut. Namun, penggunaan lingkar lengan atas hanya sebagai pendukung. Pengukuran ini perlu dilakukan secara reguler setelah anak menginjak usia 6 bulan.
1. Pastikan Mengukur Ditengah Lingkar Lengan Kiri
Lengan kiri adalah standard paling dasar dalam melakukan pengukura lingkar lengan atas. Hal ini karena lengan kanan mengalami perkembangan otot trisep dan bisep mungkin asimetris, lebih besar pada lengan dominan daripada lengan non-dominan (diasumsikan kiri). Selain itu, pastikan petugas gizi telah menentukan titik tengah dari lengan atas.
2. Gunakan LiLA dengan Kaitan Yang Kuat
Alat untuk mengukur lingkar lengan atas adalah LiLA. LiLA adalah alat yang telah terverifikasi oleh Kementerian Kesehatan. Dengan LiLA, pengukuran dapat dengan mudah dilakukan dengan baik karena LiLA dilengkapi dengan kaitan otomatis yang kuat.
Dapatkan Alat Ukur Antropometri Untuk Bayi Sesuai Dengan Standar Kemenkes!
PT Solo Abadi Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam usaha Pemerintah Indonesia dalam menurunkan angka prevelansi stunting. Kami memproduksi Antropometri Kit dalam negeri dan mempersembahkannya dengan kualitas yang telah memenuhi standar Kementerian Kesehatan. Kami juga bermitra dengan berbagai instansi pemerintah dan pihak swasta sebagai bentuk kontribusi kami.
Untuk info lebih lanjut dapat anda dapatkan melalui admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.comuntuk info mengenai Stunting. Timbangan Bayi Digital METRISIS juga dapat anda dapatkan di E-KATALOG.
Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri