Pengukuran antropometri atau dimensi tubuh untuk stunting haruslah akurat, pasalnya data hasil ukur ini akan dipakai sebagai tolak ukur indikasi stunting. Untuk itu, penghimpunan data antropometri pun tidak asal-asalan, terdapat sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi. Salah satunya dengan mengacu pada tabel status gizi anak menurut WHO.
WHO atau World Health Organization sendiri merupakan organisasi kesehatan dunia yang beroperasi di bawah naungan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa). Sebagai badan kesehatan terbesar di dunia, WHO memiliki aturan mengikat dalam melakukan pendataan untuk deteksi kasus stunting pada anak. Aturan inilah yang kemudian akan menjadi pedoman dalam melakukan pengukuran di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Kendati, standar pengukuran di Indonesia juga memiliki ketetapan sendiri dalam menentukan indeks massa tubuh. Indeks Massa Tubuh dilihat berdasarkan Z score TB/U dan PB/U untuk menentukan apakah pertumbuhan antropometri anak naik atau stagnan.
Sekilas Tentang WHO
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization pertama kali berdiri pada 7 April 1948 dengan basis kantor di Jenewa, Switzerland. WHO memiliki sebanyak 6 kantor regional dan 150 kantor lapangan yang tersebar di seluruh dunia. Sebagai badan kesehatan terbesar di dunia, sudah menjadi kewajiban WHO untuk menyebarluaskan informasi kesehatan termasuk hal-hal yang berkenaan dengan stunting.
WHO memiliki ketentuan dan standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan standar anak dapat dikatakan stunting. Informasi terkait stunting sendiri dijelaskan secara rinci dalam unggahan dalam laman resmi WHO dengan judul “Stunting in A Nutshell”. Dalam unggahan yang ditulis pada 2015 silam tersebut, dipaparkan bahwa Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak. Penyebabnya sendiri antara lain adalah gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat.
Standar Pengukuran Antropometri Menurut WHO
Anak-anak dapat dikatakan terkena stunting jika tinggi badan pada usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO. Tinggi badan sendiri merupakan salah satu bagian dari antropometri.
Stunting pada awal kehidupan – khususnya pada 1000 hari pertama sejak konsepsi hingga usia dua tahun – gangguan pertumbuhan memiliki konsekuensi fungsional yang merugikan pada anak. Beberapa konsekuensi tersebut termasuk kognisi dan kinerja pendidikan yang buruk, upah orang dewasa yang rendah, kehilangan produktivitas dan, bila disertai dengan kenaikan berat badan yang berlebihan di masa kanak-kanak, peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi di masa dewasa.
Pertumbuhan linier pada anak usia dini merupakan penanda kuat pertumbuhan yang sehat mengingat hubungannya dengan risiko morbiditas dan mortalitas, penyakit tidak menular di kemudian hari, serta kapasitas belajar dan produktivitas. Hal ini juga terkait erat dengan perkembangan anak dalam beberapa domain antara lain kemampuan kognitif, bahasa dan sensorik-motorik.
Tabel Antropometri dari WHO
Untuk mengatur standar pengukuran antropometri anak WHO telah merilis tabel status gizi anak berdasarkan usia dan berat badan. Perlu diketahui bahwa antropometri atau dimensi tubuh mencakup tinggi badan dan juga berat badan. Berikut adalah wujud tabel baku antropometri dari WHO berdasarkan berat badan anak :
Dalam tabel tersebut terdapat sejumlah kolom berisi kategori yang dibutuhkan dalam menentukan status gizi anak. Meliputi umur, jenis kelamin, berat anak gizi buruk, berat anak gizi kurang, berat anak gizi baik dan berat anak gizi lebih. Tabel tersebut dapat dijadikan acuan dalam menilai status gizi anak. Lantas setelah status gizi anak diketahui, langkah apa yang perlu diambil?
Penanganan setelah kemungkinan stunting terdeteksi dapat berupa intervensi di fasilitas kesehatan, atau dengan mengatur asupan nutrisi yang dikonsumsi buah hati. Langkah lanjutan ini dapat didiskusikan ibu dan ayah dengan kader Posyandu, atau petugas Puskesmas yang berwenang.
Tentunya langkah lanjutan akan sangat berpengaruh untuk kondisi anak di masa depan, langkah ini bahkan dapat mencegah anak stunting. Maka itu, proses deteksi gizinya harus menggunakan alat ukur antropometri yang akurat. Berikut adalah rekomendasi alat ukur antropometri terakurat untuk deteksi stunting sejak dini dari tim Solo Abadi:
Alat Ukur Antropometri Terakurat untuk Deteksi Stunting Sejak Dini
Antropometri Kit – SK 17 produksi PT Solo Abadi Indonesia adalah paket alat ukur antropometri untuk mendeteksi stunting sejak anak usia batita. Paket ini terdiri dari Stadiometer Portable, Infantometer Board, Timbangan Dewasa Digital, Timbangan Bayi Digital, Pita LILA dan juga Tas Antropometri.
Spesifikasi dari antropometri Kit – SK 17 telah disesuaikan dengan KMK HK 01.07/MENKES/1919/2022 mengenai spesifikasi lengkap paket antropometri kit. Timbangan Bayi dan juga Timbangan Dewasa Digital dari Solo Abadi telah terrhubung dengan aplikasi MetrisisApp yang dapat diunduh di Google Play Store.
Kontak Kami untuk Pemesanan Produk Antropometri
Dapatkan dan pesan alat ukur antropometri dengan harga terbaik dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Pembelian untuk keperluan instansi dapat langsung membeli melalui etalase e-katalog konsolidasi antropometri dari Kementerian Kesehatan. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp, kami siap untuk menghubungi anda segera.