Informasi terkait tabel perhitungan REBA dan RULA penting untuk diketahui, utamanya bagi desainer dan arsitektur sebagai acuan memodifikasi dan menganalisis desain menysuaikan postur tubuh manusia.
Dalam bidang ergonomi kita mengenal istilah REBA dan RULA. Bidang ini erat kaitannya dengan MSDS atau Musculoskeletal Disorder yaitu penyakit yang diakibatkan oleh para pekerja karena kesalahan posisi tubuh saat bekerja tidak ergonomi. Sebenarnya apa itu REBA dan RULA? Dan bagaimana cara penghitungannya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Baca Juga: Metode REBA dan RULA, Memodifikasi Furnitur Agar Ergonomis
Mengenal REBA dan RULA
REBA dan RULA merupakan salah satu metode penghitungan MSDS dalam mengukur kesalahan posisi kerja yang diakibatkan karena tidak ergonomi suatu pekerjaan. REBA merupakan kepanjangan dari Rapid Entire Assessment sementara RULA adalah kepanjangan dari Rapid Upper Limb Assessment.
1. Rapid Entire Body Assessment (REBA)
REBA atau Rapid Entire Body Assessment merupakan metode yang digunakan dalam menganalisis pekerjaan berdasarkan posisi tubuh. Metode ini dibuat oleh Sue Hignett dan Lynn McAtemney yang digunakan untuk mengevaluasi sikap buruh. Metode REBA ini juga digunakan untuk menghitung tumpukan dalam kerangka kerja, kondisi pegangan, dan aktivitas yang dilakukan.
Penghitungan REBA dikaji berdasarkan faktor risiko ergonomi pada tubuh yang digunakan. Misalnya postur statis, postur dinamis, kecepatan perubahan, postur tidak stabil, pengangkatanyang sedang dilakukan, faktor frekuensi, modifikasi tempat kerja, peralatan, pelatihan dan perilaku pekerja.
2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
RULA atau kepanjangan dari Rapid Upper Limb Assessment merupakan metode penghitungan dan analisis tubuh bagian atas. Bagian yang dihitung seperti lengan, leher, hingga ke kaki akan memberikan perkiraan derajat pada kejadian Musculoskeletal Disorder (MSDs) yang memiliki tingkat pekerjaan tinggi. Analisis dengan metode RULA dilakukan ketika terdapat keluhan pada tubuh bagian atas yang disebabkan karena postur tubuh yang tidak ergonomis.
Terdapat beberapa tahapan dalam menentukan penghitungan postur kerja menggunakan metode RULA di antaranya:
- Pertama membagi tubuh menjadi kelompok A dan B
- Kedua mengevaluasi tiap tindakan kerja menggunakan struktur RULA menjadi score A dan B
- Ketiga memasukkan penghitungan score A dan B ke dalam tabel C untuk menentukan hasil akhir.
- Terakhir menentukan aksi level terhadap postur kerja.
Tabel Perhitungan REBA dan RULA
Berikut tabel perhitungan REBA dan RULA dalam menganalisis postur tubuh saat bekerja.
1. Tabel Nilai REBA
Hasil Nilai REBA | Tingkat Risiko | Keterangan |
Nilai 1 | Negligible | Tidak perlu perbaikan |
Nilai 2 – 3 | Rendah | Terjadi perubahan posisi yang perlu di semua posisi tubuh |
Nilai 4 – 7 | Sedang | Terjadi sikap kerja yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan perlu tindakan perubahan segera |
Nilai 8 – 10 | Tinggi | Sikap pekerja memerlukan pemeriksaan dan perbaikan posisi akibat posisi kerja yang berisiko tinggi |
Nilai 11 – 15 | Sangat tinggi | Sikap pekerja harus segera diubah karena memiliki tingkat risiko kecelakaan yang tinggi |
2. Tabel Nilai RULA
Skor Nilai RULA | Tingkat Risiko | Keterangan |
Nilai 1 – 2 | Acceptable Postur | Kondisi kerja yang dikategorikan baik dan ergonomis sehingga tidak memerlukan perubahan |
Nilai 3 – 4 | Further investigation | Diperlukan perubahan posisi |
Nilai 5 – 6 | Further may be needed | Diperlukan perubahan posis namun tidak semua posisi tubuh |
Nilai 5 – 6 | Further investigation change soon | Adanya sikap kerja yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan perlu dilakukan perubahan segera. |
Nilai 7+ | Investigate and implement change | Sikap pekerja memerlukan pemeriksaan dan perbaikan berisiko tinggi |
Jual Alat Ukur Antropometri Untuk Mengitung REBA dan RULA
Untuk memudahkan penggunaan tabel perhitungan REBA dan RULA diperlukan alat ukur yang akurat. Berikut kami rekomendasikan alat ukur antropometri dari PT Solo Abadi Indonesia yaitu Kursi Antropometri dan Metrisis Complete Set Series.
1. Kursi Antropometri
Kursi antropometri adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur dimensi tubuh manusia hingga 34 pengukuran. Alat ini dapat menjangkau pengukuran pada posisi duduk, berdiri, hingga area wajah. Terbuat dari bahan material stainless steel yang kuat dan kokoh saat digunakan. Berikut kelebihan kursi antropometri di antaranya:
- Pengukuran dimensi tubuh manusia dilakukan secara akurat
- Meminimalisir kesalahan pengukuran
- Optimalisasi sumber daya manusia
- Alat pengukuran yang akurat dan aman
- Pengukuran lebih efisien
Terkait detail alat atau pemesanan Anda dapat menghubungi WhatsApp Admin kami. Atau Anda juga dapat mengisi tautan ASK FOR PRICE untuk mendapatkan penawaran harga terbaik. Alat ini juga sudah tersedia E-Catalog.
2. Antropometri Portable Complete Set Series
Antropometri portable complete set series merupakan turunan dari kursi antropometri dalam versi portable. Alat ini dapat menjangkau hingga 100 dimensi tubuh manusia. Terbuat dari bahan material stainless steel yang kuat dan kokoh. Dilengkapi dengan koper penyimpanan secara portable. Berikut kelebihan antropometri portable complete set series adalah:
- Instrumen pengukuran paling lengkap, karena terdiri dari antropometer, large spreading caliper, dan small spreading caliper.
- Dapat melakukan pengukuran di mana saja.
- Barang dalam negeri dengan kualitas mumpuni.
- Dapat dibawa ke mana saja.
- Terbuat dari bahan stainless steel
- Tersedia manual book atau panduan pemasangan alat.
Terkait detail alat atau pemesanan Anda dapat menghubungi WhatsApp Admin kami. Atau Anda juga dapat mengisi tautan ASK FOR PRICE untuk mendapatkan penawaran harga terbaik. Alat ini juga sudah tersedia E-Catalog.