Perlu diketahui stunting dalam SDGs sudah sejak lama menjadi isu yang terus digaungkan untuk bisa segera diselesaikan. Ditambah dengan target ambisius pada 2024 untuk menekan angka prevalensi stunting hingga 14%. Selain Indonesia, berbagai belahan dunia juga menghadapi permasalahan stunting.
Agenda dunia yang dibentuk oleh PBB pada 2015 silam. Sustainable Development Goals (SDGs) telah disepakati oleh 193 negara, meliputi berbagai aspek kehidupan untuk People, Planet, and Prosperity serta untuk penguatan perdamaian universal. Penanggulangan stunting yang tak luput dari rancangan target SDGs, meskipun tidak secara spesifik disebutkan dalam tujuh belas tujuan. Penanggulangan stunting menjadi bagian dan membawa pengaruh terhadap beberapa tujuan serta target SDGs.
Stunting dalam SDGs berada di tujuan kedua.
Stunting termasuk dalam tujuan ke-2 yakni mengakhiri kelaparan, secara spesifik pada indikator target 2.2.1 (Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak di bawah lima tahun/balita). Tercapainya tujuan kedua dari SDGs akan memberi dampak pada permasalahan stunting yang dihadapi saat ini. Pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dapat terselamatkan serta mereka dapat menjalani kehidupan dengan baik.
Untuk mencapai indikator 2.2.1 memerlukan pendekatan komprehensif oleh berbagai pihak dari beragam sektor. Negara, organisasi, sektor swasta, dan seluruh lapisan masyarakat memiliki peran yang sama dalam kontribusi mencapai tujuan ini sesuai dengan keahlian serta kemampuan mereka. Melalui keterlibatan ini, kita semua bisa turut menurunkan angka prevalensi stunting dan membangun kehidupan yang lebih sehat.
Baca juga: Kapan Anak Dikatakan Stunting? 3 Hal Yang Perlu Anda Tahu!
Permasalahan stunting mempengaruhi tujuan SDGs lainnya.
Stunting sangat memengaruhi tumbuh dan kembang anak, banyak dampak yang dapat terjadi apabila tidak segera ditangani sejak awal. Dampak stunting berpotensi pada perlambatan pertumbuhan seperti mengganggu perkembangan otak, penurunan kemampuan belajar, hingga peningkatan risiko penyakit kronis. Tentu tidak ada orangtua yang ingin hal tersebut terjadi pada anak-anak bukan?
Terdapat beberapa indikator target SDGs yang berkaitan dengan isu stunting seperti
- Mencegah angka kematian anak dibawah 5 tahun (Target 3.2.1)
- Setiap anak perempuan dan laki-laki memiliki akses ke pendidikan prasekolah berkualitas (Target 4.2.1)
- Mengurangi setidaknya setengah dari proporsi pria, wanita, dan anak-anak dari segala usia yang hidup dalam kemiskinan ekstrem (Target 1.2)
Setelah mengetahui tingginya urgensi isu stunting dengan target SDGs, penting untuk mengetahui tanda-tanda stunting sejak dini. Mengetahui tanda-tanda stunting cukup mudah dilakukan, salah satunya dengan mengukur ukuran tubuh. Gunakan Antropometri Kit untuk mengukur secara lengkap dan akurat. Segera dapatkan alat ukurnya dengan hubungi kami di Whatsapp atau kunjungi langsung website kami www.soloabadi.com untuk melihat variasi produk lebih lengkap!
Metrisis – Antropometri Kit telah terstandarisasi oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan telah digunakan lebih dari 1000 instansi kesehatan. Antropometri Kit Stunting produksi PT Solo Abadi Indonesia hadir dengan satu set lengkap berisi:
- Pengukur tinggi badan (stadiometer)
- Pengukur panjang badan (infantometer board)
- Pengukur lingkar lengan atas dan kepala (LILA)
- Pengukur berat badan (timbangan dewasa digital)
- Pengukur berat badan bayi (timbangan bayi digital)
- Tas penyimpanan
Hubungi Kami dan Dapatkan Tawaran Menarik!
Segera dapatkan dengan langsung hubungi kami melalui Whatsapp dan sampaikan kebutuhan Anda! Tersedia juga untuk pembelian jumlah besar dan dapatkan penawaran terbaik bersama kami. Anda berasal dari instansi pemerintahan? Cek E-Katalog untuk beragam alat kesehatan lainnya!
Dibuat oleh: Jocelyna Beneta P.A (Administrasi Bisnis – Universitas Diponegoro)