Penting! Pernikahan Dini Dapat Memicu Lahirkan Anak Stunting

pernikahan dini dapat memicu lahirkan anak stunting
Sumber: Pixabay.com

Penyebab stunting pada anak sudah seringkali kita bahas, salah satunya penyebabnya adalah kekurangan gizi kronis ketika 1000 hari kehidupan. Namun, ternyata faktor penyebab stunting bukan hanya persoalan gizi kronis, melainkan ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Penyabab lain terjadinya stunting pada anak dapat dipicu oleh pernikahan dini. Mengapa demikian? Simak ulasan berikut ini.

Kasus Pernikahan Dini di Indonesia

Pada tahun 2021, sebuah penelitian menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-2 dalam kasus perkawinan anak. 22 dari 34 provinsi di Indonesia memiliki angka perkawinan anak yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Di masa pandemi covid-19 yang belum berakhir ini, kasus pernikahan dini melonjak drastis. Mengapa tidak? Kita senter mendengar anak SD tidak melanjutkan sekolah, melainkan melakukan pernikahan dini karena stress menghadapi pandemi yang belum berakhir ini. Kita tahu bahwa pandemi covid-19 berdampak pada pembelajaran jarak jauh (PJJ). Semua aktivitas pekerjaan yang mengharuskan tatap muka beralih semua dalam jaringan atau virtual. Anak-anak sekolah diwajibkan memiliki handphone (HP) untuk menunjang pembelajaran, akibatnya bukannya digunakan untuk mengikuti pelajaran di sekolah melainkan digunakan untuk keperluan yang lain.

kasus pernikahan dini di Indonesia
Sumber: Pixabay.com

Salah satu contoh provinsi dengan kasus pernikahan dini tertinggi di Indonesia adalah Jawa Tengah. Pada tahun 2021, Jawa Tengah mengalami kasus pernikahan sebanyak 8.700 dari total 290.000 pernikahan. Dalam kasus pernikahan dini, banyak yang mengajukan dispensasi pernikahan. Dispensasi pernikahan adalah pemberian hak kepada seseorang untuk menikah meskipun belum mencapai batas minimum usia pernikahan. Artinya seseorang boleh menikah diluar ketentuan tersebut apabila menghendaki dan tidak ada pilihan lain (ultimatum remedium).

Rata-rata anak-anak yang melakukan pernikahan dini berada di usia 18 tahun dan masih pelajar. Namun, data dari Bappenas mengungkapkan bahwa selama pandemi covid-19 ini sekitar 400-500 anak perempuan usia 10-17 tahun berisiko menikah dini. Hal ini juga berakibat pada peningkatan angka kehamilan yang tidak direncanakan dan pengajuan dispensasi pernikahan.

Korelasi Antara Pernikahan Dini Dengan Stunting

Pernikahan dini tanpa persiapan yang matang dapat memicu terjadinya stunting. World Health Organization (WHO) di Indonesia menyebutkan bahwa stunting disebabkan karena faktor pernikahan dini. Hal ini karena perempuan yang masih berusia remaja secara psikologis belumlah matang. Mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar.

persoalan pernikahan dini dapat memicu melahirkan anak stunting
Sumber: Pixabay.com

Para remaja umumnya masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Apabila mereka sudah menikah pada usia di bawah 21 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika nutrisi seorang ibu tidak mencukupi selama kehamilan akan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.

Wanita hamil di usia 18 tahun, organ reproduksinya belum matang. Organ rahim, misalnya belum terbentuk sempurna sehingga berisiko tinggi mengganggu perkembangan janin dan bisa menyebabkan keguguran. Selain itu, kesiapan kehamilan di usia ini belumlah matang sehingga pengatahuan akan kehamilan belum maksimal.

Sementara, faktor ekonomi dalam kasus pernikahan dini juga bisa memicu melahirkan anak stunting. Jika kondisi ekonomi berada di bawah rata-rata untuk pemenuhan gizi antara ibu hamil dengan bayi yang akan dilahirkan kurang tercukupi. Selain itu, rendahnya sanitasi dan perilaku hidup sehat juga menjadi salah satu faktor yang dapat memicu lahirkan anak stunting.

Antara pernikahan dini dan stunting adalah persoalan yang pelik saat ini. Diperlukan edukasi tentang dampak pernikahan dini di masa mendatang dan dampak stunting bagi calon ibu. Karena untuk menyongsong generasi emas 2045 diperlukan sinergi yang maksimal untuk menurunkan angka pernikahan dini dan stunting di Indonesia.

Usia remaja merupakan usia produktif dalam hal akademis dan non akademis yang positif. Jika pada usia tersebut digunakan untuk menikah maka akan membuat mental anak akan merasa tertekan dan mempengaruhi organ reproduksinya. Pengetahuan akan mengasuh anak juga belum sepenuhnya dipelajari hingga tuntas, maka anak akan diberikan nutrisi seadanya. Hal inilah yang akan ditakutkan dan dapat menjadi risiko stunting.

Cegah Stunting Dengan Antropometri Kit Solo Abadi

Untuk mengantisipasi terjadinya stunting pada anak, sebaiknya kita perlu tahu secara tuntas tentang bahaya stunting itu sendiri. Selain itu, para remaja juga harus tahu tentang dampak yang ditimbulkan dengan pernikahan dini. Sudah banyak saat ini remaja yang melakukan dini belum siap dalam mengasuh anak sehingga anak diberi gizi dengan seadanya tanpa mengesampingkan persoalan stunting.

Dengan demikian, diperlukan edukasi dan pencegahan dalam persoalan stunting dan pernikahan dini antara remaja, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Gerakan-gerakan edukasi dan sosialisasi terhadap pernikahan dini dan stunting telah banyak diupayakan oleh pemerintah untuk menekan angka stunting demi menyongsong generasi emas 2045.

Persoalan stunting dapat diketahui dengan pemeriksaan dan pemantauan secara berkala terhadap anak dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar kepala. Untuk menunjang itu, kami dari PT Solo Abadi Indonesia menyediakan paket antropometri kit dalam mendeteksi stunting pada anak. Isi dari paket antropometri kit ini terdiri dari timbangan digital, stadiometer, infantometer board, dan alat ukur LILA.

paket antropometri kit untuk deteksi stunting dari PT Solo Abadi Indonesia
Antropometri Kit dari PT Solo Abadi Indonesia

Apabila anda tertarik untuk memiliki paket antropometri kit dalam menuntaskan angka stunting, langsung saja menghubungi kami melalui WhatsApp. Antropometri kit kami juga sudah tersedia di toko online Shopee, Bukalapak, dan Tokopedia. Paket antropometri kit dari kami sudah digunakan oleh ratusan posyandu di Indonesia, lho. Kami juga menyapa Anda melalui Instagram, Facebook, dan YouTube.

Baca artikel selanjutnya Tunjang Kecerdasan Anak sejak Bayi, Penuhi Gizinya Dengan Ini

#Satu Desa, Satu Antropometri Kit

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?