Pengertian dari intervensi sensitif dan spesifik pada penanganan stunting. Pasalnya target capaian nasional prevelensi stunting hingga tahun 2024 tersebut adalah 14%. Sasaran dalam penanganan stunting selanjutnya, meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 2 tahun. Pemerintah dalam penanganan stunting ini meliputi kebijakan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif. Lantas apa yang dimaksud dengan hal tersebut? Simak detailnya di sini!
Definisi Intervensi Sensitif dan Spesifik
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang disebabkan kekurangan gizi kronis pada masa 1000 hari pertama kehidupan hingga usia dua tahun. Stunting terjadi sejak dalam kandungan hingga anak usia dua tahun. Hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya kurangnya asupan gizi di masa 1000 hari pertama kehidupan. Konvergensi penanganan stunting ini dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-sama. Penanganan stunting melibatkan lintas sektor untuk mempercepat penurunan stunting secara efektif.
Salah satu kebijakan dalam penanganan stunting adalah intervensi gizi sensitif dan spesifik. Intervensi sensitif adalah program kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan gizi kesehatan. Sementara intervensi spesifik adalah program kegiatan untuk meningkatkan akses layanan sanitasi dan penyediaan air bersih. Menurut Kementerian Kesehatan tahun 2022, kebijakan ini akan bergantung 70% pada intervensi sensitif dan 30% pada intervensi spesifik.
Baca Juga: 7 Prioritas Dana Desa Tahun 2024, Pemdes Wajib Tahu!
Program Kegiatan Intervensi Sensitif dan Spesifik
Berikut beberapa program kebijakan untuk intervensi sensitif dan spesifik untuk percepatan penurunan stunting.
Program Kegiatan Intervensi Sensitif
1. Penyediaan air minum dan sanitasi yang layak
Stunting dapat diakibatkan karena kekurangan air minum dan sanitasi yang layak. Faktor ini terjadi apabila air yang dikonsumsi mengandung bakteri yang dapat menyebabkan anak diare atau cacingan hingga membuat nafsu makan anak menurun. Selain itu, sanitasi yang tidak layak juga dapat mempengaruhi kesehatan anak. Anak dapat mudahnya terserang penyakit hingga membuat kondisi kesehatan menurun.
Untuk itu ketersediaan air minum dan sanitasi yang layak perlu dicanangkan untuk mencegah stunting. Mengkonsumsi air bersih dan penyediaan sanitasi yang layak mampu menurunkan angka stunting.
2. Pelayanan gizi dan kesehatan
Program selanjutnya adalah fasilitas pelayanan gizi dan kesehatan. Program ini meliputi keluarga berencana (KB), jaminan kesehatan nasional (JKN), dan program keluarga harapan (PKH). Program KB bertujuan untuk mengatur jarak kelahiran anak, usia ideal melahirkan, perlindungan, dan mewujudkan hak-hak reproduksi untuk keluarga yang berkualitas.
Sementara program jaminan kesehatan nasional (JKN) bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan tanpa terhambat oleh biaya. Jaminan ini dapat meliputi konsultasi kehamilan, proses persalinan, imunisasi anak, dan pemeriksaan anak. Sedangkan program keluarga harapan (PKH) bertujuan untuk mencukupi kebutuhan keluarga agar dapat memperoleh akses kebutuhan pangan yang berkualitas.
3. Peningkatan kesadaran pola asuh dan gizi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi kepada orang tua akan pentingnya pola asuh dan pemberian gizi pada anak. Hal ini dapat dilakukan di antaranya:
- Penyebaran informasi kesehatan melalui media sosial.
- Konseling terhadap ahli gizi.
- Konseling pengasuhan untuk orang tua.
- Pendidikan anak usia dini (PAUD).
- Konseling kesehatan reproduksi untuk remaja.
- Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PPA)
4. Meningkatkan akses pangan yang bergizi
Program ini bertujuan untuk mendorong akses pangan yang bergizi untuk ibu hamil dan anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya:
- Menyediakan akses bantuan pangan untuk keluarga kurang mampu seperti bantuan pangan non tunai (BPNT).
- Mengembangkan pertanian dan peternakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi di rumah tangga seperti program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
- Memberikan fortifikasi bahan pangan utama seperti garam, tepung terigu, dan minyak goreng.
- Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan.
Baca Juga: Mengenal Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif, Kunci Atasi Stunting
Program intervensi spesifik
Dalam intervensi spesifik terdapat tiga kelompok sasaran. Ketiga kelompok ini terbagi menjadi:
- Intervensi prioritas yaitu intervensi yang langsung memiliki dampak untuk menjangkau pada pencegahan stunting. Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri dan wanita usia subur, hingga anak usia 24-59 bulan.
- Intervensi pendukung yaitu intervensi yang secara tidak langsung pada pencegahan stunting melalui perbaikan gizi dan kesehatan.
- Intervensi prioritas sesuai dengan kondisi tertentu yaitu intervensi yang langgsung menyasar pada kelompok dengan kondisi tertentu, termasuk pada saar darurat bencana.
Jual Alat Ukur Untuk Cegah Stunting
Berikut kami rekomendasikan alat ukur antropometri untuk mencegah stunting yaitu Metrisis Paket Antropometri Kit SK-17. Alat ini terdiri dari pengukur tinggi badan (stadiometer), pengukur panjang badan bayi (infantometer board), pengukur lingkar lengan atas dan kepala (LILA), timbangan dewasa digital bluetooth (digital weight scale bluetooth), dan timbangan bayi digital bluetooth (digital baby weight scale bluetooth) produksi PT Solo Abadi Indonesia. Alat ini memiliki kelebihan di antaranya:
- Dilengkapi dengan sertifikat TKDN, AKD, dan izin edar.
- Telah digunakan oleh berbagai instansi kesehatan di Indonesia.
- Terbuat dari bahan material plastik ABS berkualitas.
- Akurat dalam pengukuran.
- Sudah tersedia di E-Catalog.
Apabila Anda tertarik dengan alat kami, silakan menghubungi kami melalui WhatsApp Admin. Atau Anda dapat mengisis tautan ASK FOR PRICE apabila pembelian langsung. Tersedia juga di marketplace Shopee, Lazada, dan Tokopedia. Selalu dapatkan informasi terbaru melalui www.soloaabadi.com.
Baca Juga: Dukung Penurunan Stunting di Tangerang Selatan, Solo Abadi Lakukan Pelatihan Antropometri Kit