Pelayanan MTBS di Puskesmas, Orang Tua Perlu Tahu!
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di puskesmas sebagai pendekatan pengelolaan balita sakit. Pelayanan MTBS ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita yang terhitung masih tinggi. Pelayanan MTBS ini telah dimulai sejak tahun 1997 yang diawali dengan sosialisasi dan pelatihan pada staf puskesmas sebagai pelaksana program. Lalu, bagaimana pelayanan MTBS yang ada di puskesmas saat ini? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Baca Juga: Pengertian, Tujuan dan Fungsi Ruang MTBS Terbaru 2024!
Tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen Terpadu Balita Sakit atau MTBS merupakan metode pendekatan dalam penanganan balita usia 0-5 tahun dengan kondisi sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Tujuan adanya pelayanan MTBS ini di antaranya:
- Mampu menurunkan angka kematian balita.
- Dapat meningkatkan kualitas hidup balita.
- Dapat meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat balita sakit.
Sementara manfaat adanya pelayanan MTBS di puskesmas adalah sebagai berikut:
- Balita mendapat penanganan yang komprehensif.
- Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih terjamin.
- Dapat meningkatkan kepuasan pasien, khususnya orang tua dalam merawat anak balita.
Anak balita harus dibawa ke pelayanan MTBS ketika mengalami beberapa hal sebagai berikut:
- Anak demam lebih dari 3 hari
- Anak batuk pilek lebih dari 2 minggu
- Anak diare lebih dari 3 kali sehari
- Anak muntah terus menerus
- Anak tidak mau makan dan minum
- Anak tampak lemas dan tidak aktif
- Anak mengalami kesulitan bernapas
- Anak mengalami kejang
- Anak tidak sadarkan diri
Pelayanan MTBS di Puskesmas, Apa Saja?
Dalam mencapai pelayanan yang maksimal di puskesmas, khususnya MTBS. Berikut pelayanan yang ada dalam program MTBS di puskesmas:
1. Pengelompokan dan Klasifikasi Penyakit
Pengelompokan dan klasifikasi penyakit merupakan pelayanan dalam menentukan penanganan yang tepat dalam balita sakit. Klasifikasi ini berdasarkan pada gejala dan tanda yang ditemukan pada saat pemeriksaan. Tujuan adanya pengelompokan dan pengklasifikasian ini adalah:
- Menentukan tingkat keparahan penyakit sehingga petugas dapat mengetahui cara penanganan pada balita sakit berat, sakit ringan, maupun tidak sakit.
- Menentukan pemberian obat-obatan yang tepat bagi petugas untuk balita sakit sesuai dengan jenis penyakit yang diderita.
- Menentukan tindakan rujukan sebagai keputusan petugas dalam pengarahan pelayanan kesehatan pada balita yang sakit secara maksimal.
Pada pengelompokan dan pengklasifikasian penyakit ini dibedakan menjadi tiga kategori di antaranya:
- Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat yang biasanya diperlukan penanganan yang darurat dan harus dirujuk pada rumah sakit. Contoh penyakit klasifikasi ini adalah balita dengan demam tinggi yang disertai dengan kejang, kesulitan bernapas, maupun tidak sadarkan diri.
- Penyakit yang mungkin bukan malaria misalnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, atau campak.
- Penyakit bukan malaria yang diklasifikasin sebagai penyakit tidak malaria dan penyakit berat lainnya.
Baca Juga: Lengkap! Inilah Alur Pelayanan MTBS di Puskesmas Terbaru di 2024
2. Pengobatan
Pelayanan berikutnya adalah pengobatan, di mana pada alur ini petugas puskesmas memberikan penanganan penyakit berupa pemberian obat berdasarkan hasil klasifikasi penyakit yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan. Tujuan pelayanan ini adalah untuk memberikan penanganan yang tepat dan efektif sesuai dengan kondisi balita. Pengobatan yang diberikan pada pelayanan ini meliputi sebagai berikut:
- Obat-obatan seperti antibiotik untuk infeksi bakteri, obat penurun panas untuk demam, dan obat antidiare untuk diare.
- Cairan rehidrasi oral (CRO) yang digunakan pada balita yang mengalami diare atau muntah agar tidak mengalami dehidrasi.
- Terapi nutrisi untuk mengatasi masalah gizi pada balita dengan kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
- Tindakan rujukan pada kondisi balita yang tidak memungkinkan ditangani di puskesmas maka dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi seperti rumah sakit.
3. Konseling
Pelayanan selanjutnya ialah konseling yang diperuntukkan bagi orang tua maupun pengasuh balita yang sakit. Tujuan konseling ini untuk meningkatkan pengetahuan orang tua, meningkatkan keterampilan orang tua, meningkatkan kepercayaan diri orang tua, dan meningkatkan kepatuhan orang tua. Sementara topik yang ada dalam pelayanan konseling ini bervariasi berdasarkan pada penyakit yang diderita balita. Pemberian konseling ini dilakukan secara individual atau kelompok
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan pelayanan yang terakhir diberikan oleh petugas puskesmas. Pada tahapan ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan pengobatan dan perawatan balita yang sakit sehingga dapat memantau kondisi balita, memberikan dukungan pada orang tua, dan mencegah kekambuhan penyakit pada balita sakit. Tindak lanjut ini dilakukan dengan cara kunjungan ulang, rujukan, kunjungan rumah, hingga melalui telepon dan SMS.
Jual Alat Ukur Antropometri Kit Untuk Pelayanan MTBS di Puskesmas
Dalam memberikan pelayanan MTBS secara maksimal, maka diperlukan alat penunjang yang akurat, salah satunya alat ukur antropometri kit. Antropometri kit merupakan alat ukur yang diperuntukkan untuk mengukur dimensi tubuh manusia secara akurat sehingga dapat memantau status gizi. Paket Antropometri Kit lengkap berisi alat-alat sebagai berikut:
- Alat ukur tinggi badan (stadiometer)
- Alat ukur panjang badan (infantometer board)
- Alat ukur lingkar lengan atas dan kepala (LILA)
- Alat ukur berat badan untuk dewasa (digital weight scale/timbangan dewasa digital)
- Alat ukur berat badan untuk bayi (digital weight scale/timbangan bayi digital)
Apabila Anda sedang mencari alat penunjang fasilitas kesehatan MTBS di puskesmas dapat dengan mudah bekerja sama dengan kami, PT Solo Abadi Indonesia. Anda dapat dengan mudah menghubungi Admin kami melalui WhatsApp terkait negosiasi harga dan biaya kirim. Anda juga dapat mengunjungi etalase E-Katalog kami. Selalu dapatkan informasi terbaru dari kami di www.soloabadi.com.
