Inovasi Standing Desk, baru-baru ini dikembangkan. Simplenya, produk yang satu ini didesain untuk memudahkan aksesibilitas manusia saat bekerja . Selain itu, Standing Desk diklaim sebagai meja kerja untuk ergonomi posisi kerja berdiri. Hal ini karena Standing Desk meminimalisir gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi saat bekerja pada posisi duduk. Namun, apakah Standing Desk benar-benar ergonomis ? Berikut adalah penjelasannya!
Apa itu Standing Desk ?
Secara harfiah, Standing Desk berarti meja kerja berdiri. Namun hal ini tidak dapat diartikan demikian saja. Standing Desk juga dikenal sebagai Adjustable Desk atau meja yang dapat disesuaikan dengan kegiatan bekerja kita. Hal ini dipercaya dapat meningkatkan aksesibilitas manusia saat bekerja, terutama pada bidang yang memerlukan akses ruang yang luas seperti kepolisian dan arsitektur.
Standing Desk pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk bergantian antara duduk dan berdiri dengan dapat menurunkan atau menaikkan platform kerja (meja). Artinya, Standing Desk memang didesain untuk mengurangi resiko dari duduk dalam jangka waktu yang lama. Dipercaya, jika dalam posisi bekerja kita secara bergantian berdiri dan duduk, kita dapat mevariasikan posisi tubuh. Dengan begitu, tingkat stress pada otot dapat berkurang.
Meskipun di Indonesia, Standing Desk merupakan produk yang masih asing, namun Penelitian oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional telah mengarah kesana. Dengan menguatkan riset terhadap dimensi tubuh manusia atau Antropometri, BRIN berusahan membentuk standard Antropometri terhadap fasilitas meja dan kursi, salah satunya adalah Standing Desk atau adjustable desk.
Baca juga : Kenali Posisi Kerja Duduk dan Berdiri Yang Tepat Untuk Kesehatan
Apakah Standing Desk Ergonomi Untuk Posisi Kerja Berdiri ?
Sebelum berkesimpulan apakah standing desk ergonomis, kita perlu kembali pada pertanyaan “apa itu ergonomi ?”. Secara teoritis, ergonomi adalah studi mengenai tingkat kenyamanan dan keamanan pada manusia terhadap instrumen disekitarnya. Kedua faktor tersebut dapat meningkatkan efektifitas dan memaksimalkan energi saat manusia melakukan kerja. Lalu, apakah standing desk ergonomis ?
Perlu diperhatikan bahwa terdapat prinsip ergonomi yang menjadi indikator untuk menentukan apakah desain produk tersebut ergonomis. Berikut adalah indikator untuk menentukan ergonomi pada desain produk :
- Bekerja dalam posisi netral
- Meminimalisir fatigue atau kelelahan dan cedera selama bekerja
- Aksesibilitas gerak yang tidak terbatas
Lalu, apakah bekerja dengan standing desk berarti kita bekerja dalam posisi netral ?
Mengenal Posisi Kerja Netral Dalam Ergonomi
Postur netral adalah memposisikan tubuh sedemikian rupa sehingga memiliki tulang belakang yang netral. Posisi ini akan tercapai ketika tulang belakang lurus, tidak bengkok, dan persendian tidak bengkok. Postur netral juga menciptakan keselarasan antara panggul, tulang rusuk, dan leher Anda. Posisi netral ini tidak hanya berdampak pada tulang belakang, namun juga berpengaruh terhadap keseimbangan dalam tubuh. Postur kerja netral dapat meminimalisir energi yang anda gunakan saat bekerja, alhasil efek jangka panjang pun kemungkinan kecil terjadi.
Posisi kerja netral dapat dicapai dengan syarat berikut :
Dengan mengikuti dimensi tersebut, standing desk dapat membantu tubuh anda mencapai postur tubuh yang netral. Namun,postur netral ini tidak sepenuhnya tercapai karena tubuh tetap memberi beban pada kedua lengan. Sehingga alat bantu untuk bersandar perlu menjadi pelengkap standing desk.
Baca Juga : Dimensi Antropometri Dalam Membuat Kursi Ergonomis, Penting Dalam Desain Produk!
Desain Standing Desk atau Adjustable Desk Yang Ergonomis dengan Alat Ukur Antropometri
Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Indonesia terutama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang gencar melakukan riset terhadap adjustable desk atau yang dikenal sebagai standing desk. Selain itu, BRIN juga memiliki wacana untuk membuat standard atas dimensi orang Indonesia terutama untuk produk meja dan kursi.
Salah satu Instrumen penting untuk membangun standing desk yang ergonomis adalah dengan berbekal sample dimensi tubuh kelompok dalam satu cakupan wilayah tertentu atau yang dikenal dengan Antropometri. Alat untuk mengumpulkan dimensi tubuh manusia disebut dengan Antropometri Portable.
Antropometri Portable adalah alat ergonomi paling banyak digunakan di Laboratorium Ergonomi dan Sistem Kerja. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengukur lebih dari 100 dimensi tubuh manusia dalam dua posisi kerja. Posisi kerja pada manusia sendiri terdiri atas posisi duduk dan berdiri serta rasio wajah.
Dengan data yang dihasilkan oleh Antropometri Portable, industri dapat mengetahui lingkungan dan instrumen pendukung kerja yang sesuai dengan beban kerja hingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai. Data inilah yang kemudian diperlukan dalam melakukan Riset Ergonomi. Namun, sebelumnya para peneliti perlu mengumpulkan sample dari sebuah ras tertentu dalam suatu daerah. Data yang dinilai telah cukup mewakili rerata dimensi tubuh tersebut dapat dibentuk menjadi standard antropometri.
Antropometri Portable merupakan alat ukur ergonomi terbaik untuk melakukan riset ergonomi. Antropometri Portable memiliki 4 tipe caliper , yakni Sliding Caliper, Small Spreading Caliper, Large Spreading Caliper, Branches Measurement Curves dan satu set Anthropometer. Kelima instrumen tersebut dapat digunakan di berbagai bidang, baik pendidikan, K3, otomotif, hingga aviasi dan militer. Kebutuhan riset ergonomi dapat dipermudah dengan desain antropometri portable yang dapat dibawa kemanapun.
Solo Abadi Indonesia secara penuh mendukung Pemerintah Indonesia untuk menciptakan inovasi dan memperdalam riset ergonomi serta menerapkannya pada kehidupan sehari-hari dengan memproduksi alat ukur antropometri buatan dalam negeri. Selaku sektor privat kami senantiasa terbuka atas kolaborasi riset ergonomi dan antropometri demi mendukung ekosistem ergonomi yang baik di Indonesia.
Hubungi admin kami untuk melakukan konsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp serta dapatkan informasi lebih lanjut melalui www.soloabadi.com.