Antroposkopi adalah metode analisis tubuh manusia berdasarkan ciri-ciri fisik. Metode ini sering digunakan dalam studi antropologi forensik. Analisis ciri fisik manusia ini hanya dapat ditentukan melalui Antropometri atau pengukuran dimensi tubuh manusia.
Beberapa titik pada tubuh atau landmarks antropologi forensik dapat merepresentasikan ciri-ciri fisik yang informasinya dapat dipergunakan untuk kebutuhan di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa landmark antropologi forensik dalam antroposkopi!
Mengenal Peran Antroposkopi dalam Antropologi Forensik
Dalam artikel kami sebelumnya, Mengenal Somatometri, Banyak Digunakan Dalam Antropologi Forensik! telah kami singgung mengenai Antropologi Forensik. Keilmuan yang merupakan bagian dari studi forensik berdampingan dengan keilmuan lainnya, terutama Antropometri. Antropometri adalah studi untuk mengukur dimensi tubuh manusia demi mendapatkan ciri fisik yang kemudian dapat diklasifikasikan. Klasifikasi ciri fisik ini dibahas dalam Somatometri.
Jika dalam Somatometri, Antropologi Forensik diperlukan untuk mengetahui letak geografis sekelompok individu. Mengingat, setiap wilayah memiliki standard Antropometrinya sendiri, pengukuran Antropometri berguna untuk mengklasifikasikan lewat pengukuran pada objek hidup. Berbeda dengan Somatometri, Antroposkopi dapat dilakukan pada objek hidup dan mati, bergantung pada kasus yang sedang ditangani.
Layaknya Somatometri, Antroposkopi juga berperan dalam melakukan identifikasi dalam Antropologi Forensik. Jika Somatometri adalah memasukan sejumlah sampe data antropometri pada kelompok tertentu, Antroposkopi memanfaatkan data antropometri untuk dibandingkan ciri fisiknya satu sama lain. Dengan artian, Antroposkopi menggunakan standarsasi yang telah dikalsifikasikan dalam Somatometri.
Identifikasi Antroposkopi Dalam Kasus Kriminal
Pada umumnya, antroposkopi digunakan dalam bidang kedokteran forensik untuk melakukan identifikasi pada korban yang telah meninggal. Identifikasi menggunakan antroposkopi seringkali dibutuhkan dalam kasus tertentu, misalnya pada kasus kecelakaan massal dan mutilasi yang menyebabkan kerusakan fatal pada tubuh korban, sehingga diperlukan identifikasi pada bagian tubuh tertentu atau yang biasa disebut sebagai Landmark Antropometri.
Landmark Antropometri atau penanda antropometri adalah bagian tubuh tertentu manusia yang dapat menunjukan kondisi seperti ras, umur, jenis kelamin hingga penyebab kematian. Salah satu landmark antropometri yang termasuk identifikasi primer adalah odontologi. Odontologi adalah turunan dari antropologi forensik yang berbasis pada anatomi tubuh yang biasanya digunakan untuk menjalaskan jenis ras seorang.
Selain kasus kematian, identifikasi antroposkopi juga digunakan dalam menganalisis wajah pelaku kejahatan yang telah terekam kamera CCTV. Analisis ini berfungsi dalam rekonstruksi wajah atau yang dikenal dengan The Bertillon System. Dalam artikel kami, Identifikasi Antropometri Forensik Dalam Kasus Kriminal kami telah menjelaskan beberapa Landmark Antropometri yang diperlukan.
Mengutip artikel yang ditulis oleh Kewal Krishan, Asisten Professor Departemen Antropologi Punjab University, India, Para ilmuwan melakukan identifikasi manual terhadap hasil video dan database antropometri yang ada. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa landmark antropologi forensik yang diperlukan.
Beberapa Landmark Antropologi Forensik Dalam Identifikasi Antroposkopi
Dalam identifikasi Antroposkopi, landmark antropometri yang menghasilkan informasi penting adalah sebagai berikut :
a. Bagian Kepala dan Wajah
Dalam proses identifikasi kasus kriminal, beberapa bagian dari kepala dan wajah menyiratkan banyak informasi yang berguna pada penyelesaian kasus kriminal. Seperti pada bagian pipi atau lebar pipi (os zygomaticum) dan tinggi tulang hidung (nassal height) yang dapat memberikan informasi terkait ras.
Selain itu, terdapat pula Glabella, Frontal dan Tulang Belakang Telinga (Prosessus Mastoideus) yang dapat menginformasikan jenis kelamin.
b. Bagian Panggul
Tulang panggul menunjukkan perbedaan signifikan pada laki-laki dan perempuan. Terutama pada Foramen obturator, asetabulum dan lebar femur. Selain itu, tulang illium shivel dan jarak antara illium yang lebar dapat memberikan kesan jenis kelamin perempuan.
c. Bagian Kaki dan Tangan
Tinggi Badan adalah identifikasi yang juga diperlukan untuk menentuka kesan akhir perkiraan pada umur. Berikut adalah salah satu contoh pengukuran pada beberapa Landmark Antropometri yang perlu dilakukan :
Alat Ukur Antropologi Forensik
Dari narasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa data antropometrik tubuh manusia sangat berperan dalam pemecahan kasus kriminalitas. Diperlukan instrumen yang presisi, mudah mobilitasnya dan memiliki fungsi yang lengkap. Beberapa alat ukur yang paling banyak digunakan dalam dunia antropologi forensik dan anatomi tubuh manusia adalah Sliding Caliper, Small Spreading Caliper dan Anthropometer yang dapat ditemukan dalam Antropometri Portable.
Antropometri Portable dari PT. Solo Abadi Indonesia adalah inovasi 100 pengukuran Antropometri dalam satu set alat Antropometri. Instrumen ini juga dapat digunakan untuk melakukan pengukuran dalam posisi duduk dan berdiri, sesuai dengan fitur tubuh yang diperlukan dalam Antropometri Forensik.
Hubungi tim kami untuk berkonsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp. Informasi lebih lanjut mengenai detail produk dan informasi edukatif mengenai pengukuran antropometri dapat diakses melalui official website kami di www.soloabadi.com.