Pastinya kita semua sudah mengetahui bahwa desain arsitektur dalam membuat sebuah bangunan, hunian, maupun gedung akan memiliki peran penting dalam proses pembuatannya. Desain arsitektur pada saat ini sudah berkembang dengan menerapkan desain yang cukup kompleks dan unik agar lebih menarik dan tidak bosan dipandang mata. Tapi apakah teman teman juga tahu bahwa dalam membuat desain arsitektur bukan hanya faktor keindahan dan keunikan saja yang menentukan terbentuknya sebuah desain, namun banyak faktor yang mempengaruhi dan mendukung prosesnya.
Maka dari itu seorang arsitek dituntut untuk bisa mempertimbangkan dan memikirkan konsep arsitektur dari berbagai faktor. Salah satu faktor yang menjadi poin penting dalam menentukan desain arsitektur adalah hal yang berkaitan dengan kenyamanan atau lebih dikenal dengan istilah antropometri dan ergonomi.
Detail desain arsitektur yang menggunakan konsep antropometri dan ergonomi juga akan sangat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan dari sebuah bangunan. Hal ini sangat berkaitan dengan proses cara membangun, perawatan, tata letak ruangan, serta kenyamanan dan ketepatan posisi yang akan mempengaruhi kenyamanan dalam penggunaan bangunan tersebut.
Bagaimana detail desain konsep bangunan yang baik, dan hubungannya dengan Antropometri
Dalam ilmu perancangan (desain) untuk Arsitektur khususnya ruangan atau bangunan menerapkan ilmu Antropometri sangat berguna untuk menciptakan ruangan yang benar-benar ergonomi bagi penghuninya. Dengan demikian kenyamanan sebuah ruang akan bertambah dan fungsi ruang bisa lebih optimal.
Detail dalam arsitektur dapat meningkatkan nilai bangunan dengan memberikan kemudahan dalam membangun dan merawat bangunan. Hal tersebut dapat dicapai dengan pemikiran yang lebih mendalam tanpa mengorbankan nilai estetika dan fungsional dari objek yang akan didetailkan.
Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah antropometri. Dengan kata lain, antropometri ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan dari pengguna/pemilik dari hasil arsitektur, yang diwujudkan dalam sebuah bangunan. Bisa berupa pemilihan material, nilai estetika, mekanik dan juga kelistrikan, kekuatan struktur, fungsi utilitas, dan yang lainnya.
Faktor-faktor yang termasuk Ke dalam design arsitektur :
1. Pembuatan Desain/Gambar Rancangan Bangunan
Hal yang pertama dilakukan dalam pembangunan sebuah gedung/rumah/bangunan adalah pembuatan desain/gambar rancangan bangunan. Dari gambar/desain ini akan terlihat beberapa hal yang berkaitan dengan detail desain arsitektur ini.
Baik itu yang berupa bentuk bangunan, material bangunan, sistem kelistrikan, dan yang lainnya, yang disesuaikan dengan kekuatan struktur bangunan dan juga nilai estetika yang sengaja disematkan pada bangunan/gedung/rumah tersebut.
Pembuatan desain/gambar bangunan tersebut dilakukan oleh seorang drafter atas instruksi dari seorang arsitek. Barulah kemudian, setelah desain arsitektur tersebut telah selesai dibuat, seorang arsitek akan mengaplikasikan gambar desain tersebut dalam bentuk riil, dengan melakukan perintah dan pengawasan terhadap semua tukang/pekerja proyek.
2. Pemilihan Material
Langkah kedua yang bisa dilakukan dalam proses detail arsitektur yaitu pemilihan material. Beberapa material yang digunakan tentunya harus memiliki standar yang kuat, tahan lama, dan memiliki nilai estetika yang baik.
Dalam arti, saat bangunan tersebut telah dibangun, hendaknya bangunan tersebut haruslah kokoh, kuat, dan tahan lama. Namun juga memiliki nilai estetika yang indah dan menarik untuk dilihat. Hal yang mempengaruhi semua itu tentunya, salah satunya berasal dari material yang digunakan.
3. Kekuatan Struktur
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa sebuah bangunan hendaknya bersifat kokoh dan kuat. Dalam arti, bangunan tersebut bisa tahan terhadap angin kencang, getaran seperti gempa, dan yang lainnya.
Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh dan kuat tersebut, tentunya selain bergantung pada pemilihan material yang tepat, Juga dipengaruhi oleh kekuatan struktur yang diaplikasikan pada bangunan tersebut. Adapun tugas untuk membuat sebuah desain dan juga pembangunan gedung yang berkaitan dengan kekuatan struktur tersebut, pastinya merupakan tanggung jawab dari seorang arsitek.
4. Fungsi Utilitas
Sebuah bangunan tentunya memiliki fungsi yang berbeda-beda (fungsi utilitas). Baik itu gedung/bangunan yang diperuntukkan untuk kawasan industri, perkantoran, sekolah, rumah sakit maupun rumah tinggal. Maka dari itu, seorang arsitek dituntut untuk memahami fungsi utilitas dari bangunan/gedung yang akan dibangunnya.
5. Mekanik dan Juga Kelistrikan
Selain faktor-faktor diatas, seorang arsitek hendaknya memikirkan juga mengenai sistem kelistrikan yang akan digunakan pada bangunan tersebut. Karena tentunya, sebuah bangunan yang tidak dilengkapi dengan sumber penerangan, bisa dianggap sebagai sebuah bangunan yang gagal.
6. Nilai Estetika
Seiring dengan perkembangan zaman, nilai estetika juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. Nilai estetika yang dimaksud disini yaitu nilai seni, dan juga hal-hal yang berkaitan dengan unsur keindahan lainnya. Dimana dalam detail arsitektur ini, nilai estetika ataupun nilai seni/dan unsur keindahan ini sama pentingnya dengan kekuatan struktur, fungsi utilitas dan juga pemilihan material pada sebuah bangunan.
Penerapannya bisa dilihat pada penataan ruang (layout), penataan furniture serta bentuk atau desain furniture yang akan dibuat. Jika sebuah ruang atau furniture tidak ergonomi maka seindah apapun desainnya akan terasa kurang fungsional.
Pengukuran Antropometri dan Ergonomi sebagai Pedoman Menentukan Desain Bangunan
Antropometri memengaruhi berbagai industri, proses, layanan, dan produk dan memiliki pengaruh besar dalam mengoptimalkan desain bangunan.Dimensi dan kemampuan manusia adalah faktor kunci dalam menentukan proporsi dan desain keseluruhan bangunan. Prinsip dasar dari antropometri adalah bahwa desain bangunan harus sesuai dengan tubuh manusia, tidak ada konsep bahwa orang yang harus sesuai dengan bangunan.
Ada dua bidang utama antropometri:
- Antropometri statis (Ergonomi) adalah pengukuran ukuran tubuh saat istirahat dan ketika menggunakan furnitur & perangkat seperti kursi, meja, tempat tidur, perangkat mobilitas, dll.
- Antropometri fungsional adalah pengukuran kemampuan yang terkait dengan tugas-tugas gerakan, seperti mencapai, bermanuver dan bergerak, dan aspek lain dari penggunaan ruang dan peralatan.
Antropometri dalam desain bangunan bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengguna bangunan bisa tinggal senyaman mungkin. Secara praktis, ini berarti bahwa dimensi harus sesuai, langit-langit cukup tinggi, pintu dan lorong cukup lebar, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, ini memiliki arti khusus untuk desain tempat kerja.
Antropometri menyediakan berbagai persyaratan standar dan solusi yang disetujui untuk desainer untuk membantu memastikan desain yang sesuai. Namun, penting untuk mempertimbangkan tujuan dan kebutuhan spesifik pengguna.
Antropometri juga berdampak pada kebutuhan ruang untuk perabot dan perlengkapan, misalnya :
- Kamar tidur harus memiliki ruang yang cukup untuk memasang furnitur yang diperlukan dengan nyaman
- Kamar mandi harus memiliki ruang yang cukup agar sesuai dengan aksesori mandi dengan nyaman
- Jarak dan tinggi anak tangga harus sesuai dengan kenyamanan dan keamanan penggunanya
- Gedung kantor harus memiliki ruang yang cukup agar sesuai dengan kebutuhan kerja di kantor
- Dapur harus memiliki sirkulasi dan jarak antar furnitur yang tepat untuk memudahkan penggunanya
Jadi, Antropometri membantu untuk menemukan dimensi standar minimum yang dibutuhkan manusia untuk kecocokan di area kerja tertentu dan melakukan aktivitas rutin secara ergonomi dan efisien.
Apa saja yang dibutuhkan untuk menentukan ergonomi itu?
Alat ukur antropometri adalah salah satu komponen penting dalam menentukan tingkat ergonomi sebuah bangunan karena desain arsitektur yang dibuat akan diimplementasikan dalam sebuah bangunan, ruangan atau gedung yang tentu nantinya akan digunakan oleh manusia dalam kegiatan sehari hari.
Antropometri dikembangkan sebagai metode yang diterapkan oleh antropolog fisik untuk mempelajari ukuran tubuh manusia. Secara khusus, pengukuran antropometri melibatkan beberapa hal berikut :
- Ukuran (mis., Tinggi, berat, luas, dan volume),
- Struktur (mis. Tinggi, lebar, panjang berbagai bagian tubuh), dan
- Komposisi (mis., Persentase lemak tubuh, kadar air, dan massa tubuh) manusia.
Berbagai alat khusus (seperti yang digambarkan berikut ini) digunakan untuk mendapatkan pengukuran antropometri:
- Stadiometer: tinggi
- Antropometer: panjang dan keliling segmen tubuh
- Kaliper Bicondylar: diameter tulang
- Kaliper lipatan kulit: ketebalan kulit dan lemak subkutan
- Timbangan: berat
Solo Abadi Produsen Alat Ukur Atropometri Terbaik di Indonesia
Desain rumah, bangunan atau ruangan impian yang nyaman dan juga indah adalah idaman semua orang, namun dibalik itu ada banyak hal yang sangat mempengaruhi dalam proses pembuatannya .
Tantangan utama yang dihadapi para arsitek, yang mencoba menerapkan antropometri pada arsitektur bangunan, adalah terkait dengan data dimensi tubuh manusia. Hal ini terutama karena ukuran tubuh manusia bervariasi menurut usia, jenis kelamin, ras dan bahkan faktor sosial ekonomi; maka pengukuran yang dilakukan juga bervariasi. Selain itu, pengukuran ini tidak hanya statis tetapi juga dinamis – sehingga arsitek perlu memiliki data dimensi tubuh ketika seseorang bergerak, melakukan aktivitas atau berpartisipasi dalam pekerjaan. Ukuran tubuh bervariasi sesuai dengan fungsi yang kita lakukan. Ada perbedaan dalam dimensi cara kita duduk, berdiri, atau melakukan aktivitas apa pun.
Apabila kamu tertarik untuk melakukan pengukuran antropometri guna kebutuhan arsitektur. Maka penggunaan alat ukur yang sesuai dapat membantu proses kerja semakin mudah. Kami menyediakan alat ukur antropometri yang modern dan mudah digunakan yaitu kursi antropometri dan portable antropometri kit.