Deteksi Dini Tumbuh Kembang atau DDTK adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendeteksi penyimbangan tumbuh kembang sejak dini. Kegiatan DDTK biasanya dilakukan secara serentak melalui fasilitas kesehatan di masyarakat seperti Puskesmas dan Posyandu. Lalu, apa saja kegiatan DDTK dan alat-alat yang dibutuhkan ?
Apa Itu DDTK atau Deteksi Dini Tumbuh Kembang?
Deteksi Dini Tumbuh Kembang atau DDTK yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah inisiatif untuk memantau dan mendukung perkembangan kesehatan anak-anak secara menyeluruh sejak dini. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini potensi masalah kesehatan dan perkembangan anak-anak dari usia 0-6 tahun.
Mengenal Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tumbuh kembang dan perkembangan anak adalah dua hal yang berbeda yang masih dinilai sama oleh masyarakat umum. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda. Perkembangan Anak mengacu pada proses kecakapan yang dapat dilakukan oleh anak. Dengan kata lain, perkembangan anak tidak berpengaruh pada kondisi fisik anak. Sedangkan, tumbuh kembang adalah pertambahan struktur, ukuran tubuh anak.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dapat memengaruhi satu sama lain. Misalnya, anak yang terindikasi stunting atau gagal tumbuh biasanya memiliki kecenderungan dalam keterlambatan perkembangan anak, seperti Speech Delay (terlambat berbicara) ataupun berjalan.
Oleh karena itu, DDTK berfungsi untuk mencegah seluruh potensi masalah pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak.
Kapan DDTK Dilakukan?
Deteksi Dini Tumbuh Kembang wajib dilakukan secara berkala tergantung pada usia si kecil.
- Usia 0-12 Bulan : 1 Bulan Sekali
- Usia 1-3 Tahun : 3 Bulan Sekali
- Usia 3-6 Tahun : 6 Bulan Sekali
- Usia 6 Tahun ke atas : 1 Tahun Sekali
Baca Juga : 4 Alat Antropometri Kit Berstandar Kemenkes, Wajib Dimiliki Posyandu!
Cara Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) dan Alat yang Dibutuhkan
Indikator tumbuh kembang telah dijelaskan oleh World Health Organization (WHO). Kementerian Kesehatan pun telah melakukan standarisasi DDTK di Dinas Kesehatan, Puskesmas hingga Posyandu yang didasarkan pada rekomendasi WHO. Diantaranya adalah :
1. Indikator BB/TB
Indikator Berat Badan per Tinggi Badan adalah indikator yang digunkana untuk menentukan gizi anak. Petugas kesehatan akan membandingkan berat badan dan tinggi badan si kecil lalu mengklasifikasikannya pada 6 kategori gizi anak.
Adapun 4 kategori gizi anak yang dapat ditentukan dengan indikator BB/TB adalah :
- Gizi Buruk (Malnutrition)
- Gizi Kurang (Undernutrition)
- Gizi Baik
- Gizi Lebih (Overnutrition)
Alat yang digunakan untuk mengukur Indikator BB/TB adalah Timbangan Bayi (untuk anak usia 0-2 tahun), Timbangan Injak (untuk anak usia diatas 2 tahun).
Sedangkan untuk mengukur Tinggi Badan, dapat menggunakan Infantometer Board (untuk anak usia 0-2 tahun) dan Stadiometer Portable (untuk usia diatas 2 tahun)
2. Indikator TB/U
Indikator Tinggi Badan per Umur adalah indikator untuk menentukan status perawakan anak dengan membandingkan tinggi badan dan umur sesuai dengan jenis kelaminnya. Indikator ini merepresentasikan status gizi yang dihasilkan atas akumulasi nutrisi dalam jangka waktu yang lama.
Intepretasi yang dihasilkan adalah :
- Perawakan sangat pendek (Severly Stunted)
- Pendek (Stunting)
- Normal
- Tinggi
Alat yang digunakan untuk mengukur Indikator TB/U adalah Timbangan Bayi (untuk anak usia 0-2 tahun), Timbangan Injak (untuk anak usia diatas 2 tahun).
3. Indikator BB/U
Indikator Berat Badan per Usia adalah indikator untuk menentukan status berat badan anak dengan membandingkan berat badan dengan usianya. Indikator berat badan ini mengintepretasikan indikator gizi terkini si kecil. Mengingat, berat badan dapat mudah naik dan turun saat anak terkena infeksi.
Adapaun intepretasi dari indikator BB/U adalah :
- Berat Badan Sangat Kurang (Severly Underweight)
- Berat Badan Kurang (Underweight atau Wasting)
- Berat Badan Normal
- Berat Badan Lebih (Overweight)
Alat yang digunakan untuk mengukur Indikator BB/U adalah Timbangan Bayi (untuk anak usia 0-2 tahun), Timbangan Injak (untuk anak usia diatas 2 tahun).
4. Indikator Lingkar Kepala
Indikator Lingkar Kepala adalah salah satu indikator terpenting untuk memastikan tidak ada gangguan pertumbuhan otak pada anak.
Intepretasi dari pengukuran lingkar kepala adalah :
- Lingkar kepala kecil (mikrosefali)
- Lingkar kepala normal
- Lingkar kepala besar (markosefali)
Alat yang digunakan untuk mengukur Indikator Lingkar Kepala adalah Pita Lingkar Lengan Atas dan Kepala.
Dapatkan Alat DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang) yang Telah Dipercaya KEMENKES!
Untuk memaksimalkan pemeriksaan KIA dan KB, Puskesmas perlu memenuhi kebutuhan set pemeriksaan KIA dan KB. PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak serta stunting di Indonesia.
Kami telah dipercaya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) untuk mengirimkan ribuan paket ke lebih dari 1000 Posyandu di Indonesia. Kami menyediakan seluruh instrumen set Pemeriksaan KIA dan KB terlengkap di Indonesia dengan standarisasi KEMENKES!
Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.