Dalam dunia kesehatan, kita mengetahui istilah kekurangan energi protein (KEP). KEP merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kurangnya gizi pada anak. KEP tersebut, dapat terjadi pada mayoritas negera berkembang seperti Indonesia. Dampak dari gangguan KEP ini dapat menyebabkan anak stunting. Sebenarnya apa itu KEP? Bagaimana penyebabnya? Dan bagaimana pencegahannya? Simak dalam ulasan berikut ini.
Apa Itu Kurang Energi Protein (KEP)?
Kurang energi protein (KEP) adalah salah satu penyakit gangguan gizi yang diderita oleh anak-anak balita, ibu yang sedang mengandung dan menyusui. KEP ini disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein. Kurang energi protein (KEP) atau dalam Bahasa Inggris Calory Protein Malnutrition (CPM) yang kemudian diubah menjadi Protein Energi Malnutrition (PEM). KEP ini lebih dikenal dengan kwashiorker atau yang disebut dengan penyakit rambut merah.
Menurut beberapa ahli kesehatan menyebutkan bahwa KEP adalah kekurangan gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari memenuhi kecukupan yang dianjurkan. Menurut Kemenkes RI, KEP dapat diklasifikasikan terhadap indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan indeks masa tubuh berdasarkan umur (IMT/U).
Berdasarkan faktor gejalanya, kurang energi protein (KEP) dibagi menjadi dua jenis, yaitu KEP ringan dan KEP berat. Gejala KEP ringan sering terjadi pada masa pertumbuhan anak-anak. Gejala ini ditandai dengan terganggunya atau terhentinya pertumbuhan linier, naiknya berat badan, menurunnya ukuran lingkar lengan atas (LILA), dan terhambatnya maturasi tulang. Nilai z-skor indeks berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB) juga menunjukkan nilai yang normal atau menurun. Selain itu, berkurangnya tebal lipatan kulit, anemia ringan, berkurangnya aktivitas dan konsentrasi, serta kelainan kulit dan rambut.
Sementara, gejala KEP berat terdiri dari tiga jenis yaitu kwashiorker, marasmus, dan marasmik-kwashiorker. Kwashiorker adalah kondisi yang diakibatkan oleh kekurangan makanan sumber protein. Kondisi ini rentan terjadi pada anak-anak usia 1 sampai 3 tahun.
Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat. Hal ini disebabkan karena makanan yang dikonsumsi tidak menyediakan energi yang cukup sehingga badan menjadi sangat kecil, atau bahkan tinggal kulit pembalut tulang. Gejala marasmus dapat terjadi pada bayi usia satu tahun.
Marasmik-Kwashiorker merupakan kondisi yang disebabkan oleh kekurangan energi dan protein pada konsumsi makanan sehari-hari. Gejala ini ditandai dengan berat badan anak terlihat sangat kurus, gejala edema, kelainan rambut, kulit mengering dan kusam, otot menjadi lemah, serta menurunnya kadar protein dalam darah.
Penyebab Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang energi protein (KEP) disebabkan oleh defisiensi konsumsi makanan yang mengandung kalori maupun protein sehingga menghambat utilisasi zat gizi. KEP dapat secara langsung disebabkan antara lain:
1. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi yang dapat menyebabkan KEP yaitu cacar air, batuk rejang, TBC, malaria, diare, dan cacing yang dapat menghambat absorbsi dan utilisasi zat-zat gizi sehingga dapat menurunkan daya tahan tubuh.
2. Konsumsi makanan
Konsumsi makanan yang menyebabkan KEP sering dijumpai pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Pada usia tersebut, tubuh sangat membutuhkan zat gizi yang tinggi. Apabila zat gizi tersebut tidak terpenuhi akan mengakibatkan terjadinya kekurangan yang secara klinis.
3. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi ditentukan oleh metabolisme basal tubuh, umur, aktivitas, fisik, suhu, lingkungan, dan kesehatan.
4. Kebutuhan protein
Kebutuhan protein merupakan zat penting yang diperlukan oleh tubuh. Apabila kebutuhan protein ini tidak terpenuhi maka anak akan mengalami kekurangan gizi.
5. Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu merupakan faktor penting dalam tumbuh dan berkembangnya tubuh anak. Hal ini akan berdampak pada pemberian gizi terhadap anak. Apabila gizi yang diberikan kurang, maka dapat menyebabkan KEP.
6. Tingkat pendapatan dan pekerjaan orangtua
Tingkat pendapatan dan pekerjaan orangtua merupakan salah satu faktor yang menentukan pemberian gizi pada anak. Antara penghasilan dan gizi memiliki hubungan yang menguntungkan. Selain itu, pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga akan mempengaruhi status gizi.
7. Besar anggota keluarga
Besar anggota keluarga juga menjadi penentu terjadinya KEP. Apabila jumlah anak yang dimiliki banyak akan mengakibatkan perlakukan kasih sayang yang berbeda. Terlebih lagi jika kondisi ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak juga akan menyebabkan gizi dan perhatian yang diberikan kurang.
Penyebab lain kurang energi protein (KEP) antara lain pendapatan yang rendah yang dapat menyebabkan daya beli terhadap makanan berprotein rendah. Selain itu, penyebab tidak langsung adalah ekonomi negara, apabila ekonomi negara mengalami krisis moneter akan menyebabkan kenaikan pada harga barang yang berdampak pada defisiensi konsumsi terhadap makanan yang berenergi dan berprotein. Juga rendahnya terhadap pendidikan umum dan pendidikan gizi yang diberikan kepada orang tua.
Cegah KEP Dengan Paket Stunting Kit
Kurang energi protein (KEP) yang dapat terjadi pada anak-anak usia kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan stunting. Maka cara mencegah terjadinya KEP adalah pemenuhan gizi dan protein yang cukup. Selain itu, pemantauan tumbuh dan kembang anak dapat dilakukan melalui pengukuran secara berkala.
Untuk mencegah terjadinya KEP yang dapat menyebabkan stunting, dapat diatasi dengan paket stunting kit. Stunting kit merupakan alat-alat yang digunakan untuk mendeteksi stunting dengan metode pengukuran pada tubuh bayi. Stunting kit terdiri dari alat ukur berat badan, alat ukur tinggi badan dan pengukur lingkar kepala dan lingkar lengan, serta timbangan berat badan digital.
Paket stunting kit ini diproduksi oleh PT Solo Abadi Indonesia, yang merupakan produsen antropometri terbesar di Indonesia. Paket stunting kit ini sudah tersedia di marketplace Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak. Anda juga bisa mengunjungi akun sosial media kami di Instagram Solo Abadi dan Stunting Kit. Anda juga bisa mengunjungi akun YouTube Solo Abadi. Anda juga bisa tanya-tanya dulu dengan kami melalui nomor WhatsApp yang tersedia. So, tunggu apalagi ayo buruan dapatkan paket stunting kit ini dari Solo Abadi Indonesia ya!
Baca artikel selengkapnya Metode Terbaik Mengukur Berat Anak di Bawah 2 Tahun Untuk Deteksi Stunting.