Informasi terkait kunjungan ANC menurut WHO yang ideal untuk ibu hamil dapat disimak melalui artikel ini. ANC atau kepanjangan dari antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan fisik dan mental ibu hamil, sejak dari masa persalinan, nifas, pemberian ASI, hingga kesehatan alat reproduksi secara alami.
ANC dapat mencegah terjadinya kasus kematian ibu dan bayi setelah melahirkan. Juga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Lantas berapa kunjungan ANC yang ideal menurut WHO? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Baca Juga: Inilah Beberapa Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit
Mengenal Pentingnya ANC Kehamilan
Anteatal Care (ANC) merupakan pemeriksaan kahamilan yang ditujukan untuk memantau status kondisi kesehatan ibu dan bayi. Sejak masa kehamilan, persiapan ibu untuk persalinan, masa nifas, pemberian ASI eksklusif, dan juga kembalinya kesehatan reproduksi secara alami dan bertahap. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh dokter atau pun bidan dalam meningkatkan dan mengoptimalkan kesehatan fisik pada ibu hamil.
Pemeriksaan kehamilan atau ANC ini penting dilakukan secara rutin karena memiliki tujuan sebagai berikut:
- Dapat memantau proses kehamilan dan memastikan kondisi kesehatan ibu selama masa hamil dan pertumbuhan janin dalam rahim.
- Dapat mendeteksi gangguan atau masalah kehamilan sejak dini, termasuk penyakit ibu hamil dan tindakannya.
- Dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
- Dapat mempersiapkan proses persalinan dan meminimalkan trauma pada masa persalinan.
- Dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu hamil.
- Dapat mempersiapkan ibu dalam menerima kehadiran anak dan mempersiapkan pertumbuhan serta perkembangannya dengan normal.
- Dapat mempersiapkan ibu dalam menjalani masa nifas dan pemberian ASI eksklusif dengan lancar.
Kunjungan ANC Menurut WHO yang Ideal
Tingginya angka kematian ibu dan bayi disebabkan oleh salah satunya kurangnya pemantauan dan pemeriksaan di masa kehamilan. Untuk itu, melalui pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dapat mencegah terjadinya hal tersebut. Menurut standar WHO seorang ibu hamil minimal mendapatkan pelayanan anteatal care atau ANC selama 4 kali dalam masa kehamilannya. Satu kali pada trimester pertama, lalu satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga.
Dalam pemeriksaan kehamilan atau ANC menurut rekomendasi WHO ibu hamil akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1. Pengukuran berat badan dan tinggi badan
Pelayanan pengukuran berat badan dan tinggi badan rutin dilakukan setiap kunjungan ANC dengan tujuan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Indikator berat badan kurang dari 1 kg setiap bulannya dapat menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Sementara pengukuran tinggi badan digunakan untuk mengetahui faktor risiko pada ibu hami. Ibu denan tinggi badan kurang dari 145 cm dapat meningkatkan risiko terjadinya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).
2. Pelayanan tekanan darah
Setiap kunjungan ANC rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi pada kehamilan dan preeklampsia.
3. Pelayanan pengukuran lingkar lengan atas dan kepala (LILA)
Pengukuran LILA bertujuan untuk mengetahui kondisi ibu yang berisiko kurang energi kronis (KEK) yaitu kekurangan gizi yang dapat berpotensi melahirkan bayi dengan kondisi berat lahir rendah (BBLR). Indikator BBLR adalah kurang dari 23,5 cm.
4. Pengukuran tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri rutin dilakukan setiap kali kunjungan ANC. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi pertumbuhan janin yang sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Standar pengukurannya dapat menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
5. Pelayanan pemeriksaan presentasi janin dan denyut jantung janin
Pemeriksaan presentasi janin dan denyut jantung janin dapat dilakukan pada ANC trimester kedua dan setiap kunjungan ANC selanjutnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui letak janin. Apabila di trimester ketiga kepala belum di bawah atau kepala janin belum ke panggul menandakan adanya kalainan letak. Sementara untuk denyut jantung janin dilakukan pada trimester pertama dan setiap kali pada kunjungan ANC selanjutnya. Indikatornya apabila denyut jantung janin lambat kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit menandakan adanya gawat janin.
6. Pelayanan skrining status imunisasi tetanus
Pelayanan skrining status imunisasi tetanus dilakukan untuk mencegah terjadinya neonatorum. Pemberian imunisasi tetanus ini maksimal dengan status imunisasi T5 (TT Long Life).
7. Pemberian tablet tambah darah (TTD)
Pemberian tablet tambah darah dilakukan untuk mencegah anemia gizi besi. Ibu hamil harus mendapatkan TTD minimal 90 tablet pada masa kehamilannya.
8. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan secara rutin yang meliputi pemeriksaan golongan darah, hemoglobin darah, pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, HIV, dan lain-lain).
Baca Juga: Kategori Anak Stunting Menurut WHO Yang Perlu Dipelajari
Menyediakan Antropometri Kit Untuk Pemeriksaan ANC
Dalam menunjang pemeriksaan ANC secara maksimal dapat dilakukan menggunakan pemeriksaan pengukuran antropometri melalui antropometri kit. Seperti yang kita ketahui bahwa antropometri kit digunakan dalam pengukuran berat badan, tinggi badan, hingga pengukuran pengukuran lingkar lengan atas dan kepala.
Berikut rekomendasi alat ukur antropometri paling akurat yang telah terstandarisasi oleh KEMENKES dan telah digunakan oleh lebih dari 1000 fasilitas kesehatan. Metrisis Paket Antropometri Kit dari PT Solo Abadi Indonesia merupakan rekomendasi paling tepat untuk Anda. Dapatkan paket antropometri kit ini bersama kami dengan menghubungi WhatsApp Admin. Juga telah tersedia di E-Katalog pemerintah. Selalu dapatkan informasi terbaru dari kami di www.soloabadi.com.