Keselamatan kerja pada warehouse artinya melindungi pekerja dan aset perusahaan dari suatu kecelakaan kerja di area gudang. Artinya, dalam pengorganisir warehouse, perlu dipastikan bahwa area kerja tersebut ergonomis. Warehouse yang ergonomis artinya berpegang pada standard keselamatan kerja dan telah disesuaikan dengan kemampuan fisik pekerjanya. Berikut adalah 5 tips penting dalam keselamatan kerja area warehouse yang perlu kamu ketahui!
Apa Itu Ergonomic Warehouse ?
Ergonomic Warehouse secara harfiah berarti keselamatan kerja di area gudang (warehouse). Jenis pekerjaan yang dilakukan cenderung repetitif seperti mengangkat, membungkuk dan meraih sesuatu. Alhasil, pekerjanya cenderung memiliki kemungkinan untuk cedera otot maupun tulang yang biasa kita kenal dengan musculoskeletal disorders.
Sehingga, dalam melakukan pekerjaannya, pekerja gudang perlu memahami konsep ergonomi ataupun ditunjang dengan peralatan yang memudahkan pekerjaannya. Pada dasarnya, ergonomi berkaitan dengan design fasilitas, sistem kerja dan postur yang dapat mengurangi kemungkinan cedera.
Baca Juga : Ergonomi Jadi Standar K3, Ini Alat Ukur Ergonomi Paling Tepat
Apa Itu Standard Ergonomi OSHA ?
OSHA adalah singkatan dari Occupational Safety and Health Administration, yang merupakan badan pemerintah Amerika Serikat di bawah Departemen Tenaga Kerja AS. OSHA bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menegakkan standar keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja di Amerika Serikat.
Di Indonesia, badan yang bertanggung jawab untuk masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Kementerian ini memiliki Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Ditjen PHI & Jamsosket) yang mengurusi berbagai aspek ketenagakerjaan, termasuk keselamatan dan kesehatan kerja.
Baca Juga : Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Meskipun tidak secara langsung setara dengan OSHA, Kementerian Ketenagakerjaan memiliki peran yang mirip dalam memastikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia. Mereka mengembangkan peraturan, pedoman, dan standar keselamatan kerja, serta melakukan inspeksi dan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Artikel ini merujuk pada OSHA karena literature yang internasional dan mudah diakses.
4 Tips Keselamatan Kerja Area Warehouse, Harus Mulai Dari Mana?
1. Pelatihan Alur Kerja
Terdengar sederhana, namun Anda perlu melibatkan ahli K3 dalam manajemen perusahaan demi menjaga produktivitas perusahaan Anda. Hal ini berlaku bagi pekerja manual atau operatur lift atau forklift. Area gudang menjadi area tersibuk, sehingga penandaan tiap-tiap area, seperti area mana yang tidak boleh dilalui oleh pekerja manual dan rel pengamanan di sekitar titik rentan dalam sistem rak palet membantu melindungi produk, orang hingga sistem itu sendiri.
2. Pemahaman Karyawan Tentang Dasar Mengangkat Barang
Pelatihan K3 adalah kewajiban perusahaan kepada tiap pekerjanya. Mulai dari dengan pemahaman yang dasar mengenai aktifitas mengangkat barang. Contohnya, Pekerja menggunakan sekitar 700 pon kekuatan otot punggung saat mengangkat sebuah kotak dengan berat 25 pon dari lantai.
Lalu bagaimana untuk meminimalisir kekuatan yg digunakan? pekerja perlu memahami teknik mengangkat barang yang benar.
Cara yang benar adah dengan bertumpu pada kaki dan menghindari membungkung dari pinggang. Pekerja juga perlu menjaga punggung tetap lurus tanpa memutar tulang belakang.
Contoh simple seperti ini yang terkadang masih dianggap remeh bagi pekerja maupun manajemen. Sehingga, menyebabkan tingkat kelelahan tinggi dan produktivitas menurun.
3. Evaluasi Lingkungan dan Beban Kerja
Saat Anda merasa telah mengikuti seluruh prosedur dan masih menemukan kecelakaan kerja, mungkin Anda bisa mempertanyakan hal berikut :
- Apakah pencahayaan cukup redup atau sudah cukup terang?
- Pelukah saya meminta bantuan teknis saat membawa beban ini?
- Apakah jenis barang ini memerlukan perlakukan khusus ? (saat berhadapan pada bahan kimia)
- Apakah ada bagian yang menonjol ataupun runcing?
- Dengan tinggi benda demikian, apakah akan menghalagi pengelihatan saya?
4. Lakukan Pengukuran Antropometri dan Penyesuaian Area Kerja
Penyesuaian area kerja dan alat bantu kerja akan maksimal jika Anda melakukan pengukuran Antropometri. Pengukuran Antropometri adalah pengukuran dimensi manusia yang dapat Anda lakukan pada tiap pekerja Anda. Hal ini berfungsi untuk mengukur kemampuan fisik tiap pekerja lalu disesuaikan dengan penyusunan area kerja. Selain itu, hal ini juga berfungsi untuk memilih alat bantu yang telah disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia.
Alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran Antropometri adalah Antropometri Portable Complete Set Series (CSS). Antropometri Portable adalah alat ukur antropometri yang dapat mengukur lebih dari 100 dimensi tubuh manusia dalam posisi berdiri hingga duduk.
Antropometri Portable, Alat Ukur Ergonomi Untuk Menguji Keselamatan Kerja
Dengan data yang dihasilkan oleh Antropometri Portable, industri dapat mengetahui lingkungan dan instrumen pendukung kerja yang sesuai dengan beban kerja hingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai. Pasalnya, penerapan data Antropometri dapat dengan mudah ditemui, seperti halnya dalam penerapan desain ruangan dan kursi serta meja kerja. Berbagai sektor pun telah menggunakan Antropometri Portable, mulai dari sektor pendidikan, terutama teknik industri dan kesehatan, sektor olahraga, militer hingga industri aviasi dan penelitian luar angkasa.
Dapatkan Instrumen Antropometri Terbaik!
Solo Abadi Indonesia secara penuh mendukung Pemerintah Indonesia untuk menciptakan inovasi pada penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di berbagai sektor di Indonesia. Kami merupakan produsen Antropometri Portable pertama di Indonesia yang kualitasnya telah diakui oleh berbagai institusi baik dalam maupun luar negeri,.
Hubungi admin kami untuk melakukan konsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp serta dapatkan informasi lebih lanjut melalui www.soloabadi.com.
