Apa saja kategori anak stunting? Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh sejak hari pertama kehidupan 0-1000 hari akibat kekurangan gizi pada masa pertumbuhannya. Akibatnya perkembangan anak mengalami keterlambatan dibandingkan teman sebayanya.
Kemenkes sendiri mengklasifikasikan stunting menjadi 2 yaitu nilai Z-Scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3.00 SD (severely stunted). Sementara WHO mengkategorikan stunting menjadi 4 yaitu early onset persistand, early onset recovered, late onset persistant dan late onset recovered. Lantas apa itu kategori stunting? Dan bagaimana penjelasannya? Simak detail informasinya melalui artikel berikut ini!
Kategori Anak Stunting
Bagaimana cara mengatahui anak stunting? Di Indonesia sendiri stunting dapat diketehui menggunakan kurva pertumbuhan yang acuannya dari WHO dan kurva center for disease control prevention (CDC 2000). Acuan penggunaan indikator ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan ukuran lingkar lengan atas dan kepala.
Penyebab utama dari stunting merupakan masalah gizi yang mengganggu pertumbuhan anak hingga periode usia 5 tahun. Berikut klasifikasi status gizi berdasarkan Z-Score:
Selain kondisi gizi pada anak yang dapat dilihat pada anak dengan indikasi stunting, terdapat beberapa ciri-ciri anak yang mengalami stunting di antaranya:
- Keterlambatan pertumbuhan dan pubertas
- Kurangnya perhatian dan memori belajar
- Menjadi pendiam dan sulit melakukan kontak mata saat usia 9-10 tahun
- Wajah tampak lebih muda dari usianya
- Mudah mengalami penyakit infeksi
Sementara stunting dapat dikategorikan berdasarkan kemampuan kognitifinya. Menurut The Wechsler Preschool Primary Scales of Intelligence (WPPSI) menyebutkan 4 katerogi stunting, yaitu:
Baca Juga: Mengenal 4 Kategori Stunting Menurut Dokter Spesialis Anak. Apa Saja Ya?
1. Kategori stunting early onset persistant
Kategori anak stunting yang pertama adalah early onset persistant. Kategori ini merupakan terjadi pada anak usia 1-6 bulan dengan rentang waktu usia 60 bulan atau pada usia 5 tahun. Kondisi ini disebabkan akibat faktor ekonomi, sanitasi yang buruk, hingga kurangnya stimulasi fisik.
2. Kategori stunting early onset recovered
Kategori kedua ini adalah early onset recovered yang terjadi pada anak usia 1-6 bulan hingga 5 tahun. Penyebabnya adalah keterlambatan pertumbuhan yang dialami anak saat usia 2 tahun yang berlanjut hingga usia 5 tahun. Akibat penanganan dan intervensi yang lambat mengakibatkan kondisi stunting pada anak.
3. Kategori stunting late onset persistent
Ketiga ada kategori dengan kondisi late onset persistent yang terjadi pada usia 7-24 bulan hingga usia 5 tahun. Penyebabnya adalah kurangnya pemberian ASI eksklusif dan kurangnya MPASI. Sehingga mengakibatkan anak telambat dalam pertumbuhan kognitif dan anak mudah terpapar virus.
4. Kategori stunting late onset only
Kategori selanjutnya adalah late onset only yang terjadi pada usia 7-24 bulan. Penyebab kategori stunting pada tahap ini adalah kurangnya pemberian nutrisi yang cukup hingga anak usia 2 tahun. Akibatnya anak mudah terkena infeksi dan turunnya berat badan anak.
Namun, Kemenkes mengkategorikan anak dengan stunting terbagi menjadi berikut:
1. Kategori stunting balita pendek (stunted)
Kategori stunting dengan kondisi balita pendek yang dikenal dengan stunted. Kondisi ini dikatakan apabila balita berada di nilai z-scorenya kurang dari -2SD. Indikator ini didasarkan pada ambang batas status gizi berdasarkan tinggi badan dan panjang badan.
2. Kategori stunting balita sangat pendek (saverely stunted)
Kategori saverely stunted merupakan kondisi pada balita usia 2 tahun yang dikelompokkan dalam kurangnya z-scorenya kurang dari -3 SD.
Alat Deteksi Stunting, Cegah Anak Masuk Kategori Stunting
Dalam mengkategorikan anak stunting atau tidak dapat diketahui dengan alat antropometri. Antropometri sendiri merupakan pengukuran dimensi tubuh manusia yang meliputi pengukuran tinggi badan dan panjang badan, berat badan, hingga pengukuran lingkar lengan atas dan kepala.
Pengukuran antropometri dapat dilakukan sejak balita usia 0-2 tahun yang dapat dilakukan pada posyandu, puskesmas, hingga klinik kesehatan anak. Berikut rekomendasi alat pengukuran antropometri kit yang akurat dan telah terverikasi oleh Kemenkes sejak tahun 2022 yaitu Metrisis Antropometri Kit.
Satu paket antropometri kit terdiri dari alat stadiometer, infantometer board, timbang berat badan digital, timbangan bayi digital, dan pengukur LILA. Produk buatan dalam negeri yang telah digunakan di lebih dari 1000 instansi kesehatan di Indonesia.Dapatkan penawaran harga khusus paket Antropometri Kit bersama kami melalui WhatsApp Admin. Tersedia juga di E-Catalog pemerintah. Selalu dapatkan informasi terbaru dari kami di www.soloabadi.com.