Alat ukur ialah satu instrumen yang tak terpisahkan dalam setiap tahap proses fisioterapi. Pada tahap awal, alat-alat ini digunakan untuk melakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi pasien, sehingga fisioterapis dapat mengidentifikasi masalah yang mendasarinya.
Setelah diagnosis ditegakkan, alat ukur digunakan untuk merancang program terapi yang spesifik dan terukur. Selama proses terapi berlangsung, alat ukur digunakan secara berkala untuk memantau kemajuan pasien dan melakukan penyesuaian program terapi jika diperlukan. Pada akhirnya, alat ukur juga digunakan untuk mengevaluasi hasil akhir dari terapi dan menentukan apakah tujuan rehabilitasi telah tercapai. Lantas, apa saja alat apa saja yang dibutuhkan dalam fisioterapi?
Macam-macam Alat Praktikum Fisioterapi
Tidak hanya melakukan pengukuran pada tulang saja, alat fisioterapi pun beragam seperti:
1. Hand Dynamometer
![alat fisioterapi](https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2025/01/thumbnail-artikel-33-550x389.jpg)
Hand Dynamometer merupakan alat praktikum yang digunakan untuk mengukur kekuatan genggaman tangan dengan menilai seberapa kuat seseorang dapat memeras alat tersebut. Tes kekuatan ini dinyatakan dalam satuan kligoram (kg) atau Newton.
2. Goniometer
![Alat Fisioterapi](https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2025/01/thumbnail-artikel-8-550x389.png)
Goniometer memiliki peran yang sangat krusial dalam fisioterapi yaitu untuk mengukur rentang gerak (range of motion/ROM) pada sendi tubuh. Alat ini memiliki bentuk seperti busur derajat dengan dua lengan, di mana satu lengan tetap sebagai referensi dan lengan lainnya bergerak mengikuti pergerakan sendi yang diukur.
Baca juga: Goniometer, Alat Praktikum Fisioterapi Yang Penting di Gunakan
3. TENS
![alat fisioterapi](https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2025/01/thumbnail-artikel-34-550x389.jpg)
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), ataupun stimulasi saraf perkutan, merupakan tata cara pengobatan yang digunakan untuk meredakan nyeri. Pemberian terapi ini dilakukan dengan memanfaatkan elektrostimulator yang mengirimkan impuls listrik dengan amplitudo rendah melalui kulit langsung ke saraf perifer penderita. Adapun penempatan elektroda yang wajib diketahui yaitu:
- Di sekitar lokasi nyeri: cara ini menjadi cara umum yang paling sering digunakan karena kesederhanaannya, yakni dengan langsung menstimulasi area yang terasa sakit. Namun, pendekatan ini kurang memperhatikan karakteristik nyeri yang spesifik dan hubungannya dengan jaringan yang mendasarinya.
- Dermatome: Penempatan pada area dermatome yang terlibat, penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu.
- Area trigger point dan motor point.
Terapi TENS tidak dapat diberikan pada semua kondisi, berikut merupakan kontraindikasi pada terapi TENS:
- Seseorang yang menggunakan peacemaker
- Pendarahan yang tidak terkontrol
- Penyakit Infeksi
- Pada area mata, area kanker
- Luka Terbuka
- Metal implants
- Riwayat kejang
- Gangguan sensory
- Fraktur
4. Infrared Rays Radiation (IRR)
![alat fisioterapi](https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2025/01/thumbnail-artikel-35-550x389.jpg)
Sinar infrared (IR) merupakan sebuah pancaran gelombang elektromagnetik yang dalam penggunaannya sinar tersebut diarahkan ke lokasi nyeri secara langsung. Fisioterapi dengan metode ini merupakan modalitas fisioterapi yang sering digunakan untuk penanganan nyeri punggung bawah. Radiasi infrared ini dapat meningkatkan aliran darah dan melemahkan jaringan sehingga dapat mengurangi nyeri dan memaksimalkan aktivitas fungsional. Adapun indikasi dari terapi ini yaitu:
- Nyeri otot, sendi, dan jaringan lunak sekitar sendi (nyeri punggung bawah, nyeri leher, nyeri punggung atas, nyeri sendi tangan, dan sendi lutut)
- Kekakuan sendi
- Ketegangan otot atau spasme otot
- Peradangan kronik yang disertai dengan pembengkakan.
- Penyembuhan luka di kulit.
5. Traksi
![Alat fisioterapi](https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2025/01/thumbnail-artikel-36-550x389.jpg)
Traksi memiliki bentuk menyerupai meja yang disertai dengan tenaga mekanik. Alat ini sering digunakan untuk mengobati nyeri punggung bawah dan nyeri leher. Alat ini bekerja dengan cara memisahkan sendi dan ruang antara dua ruas diskus di punggung bawah atau leher yang mengakibatkan tekanan pada saraf tulang belakang jadi berkurang dan meminimalisir rasa sakit. Indikasi diterapkannya terapi ini yaitu pada orang dengan kondisi tulang belakang tertentu seperti:
- Diskus yang bergeser
- Taji tulang
- Penyakit diskus degeneratif
- Diskus yang mengalami hernia
- Stenosis foramen
- Saraf terjepit
Apa Saja Peran Alat Ukur dalam Fisioterapi?
Penggunaan alat ukur dalam fisioterapi merupakan suatu keharusan. Alat-alat ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam seluruh spektrum layanan fisioterapi, mulai dari tahap asesmen hingga evaluasi hasil intervensi. Berikut merupakan penjelasan tentang peran alat ukur dalam fisioterapi:
1. Diagnosis dan Penilaian
Goniometer dan dinamometer adalah alat yang sangat penting dalam fisioterapi. Alat-alat ini membantu kita mengukur gerakan sendi dan kekuatan otot pasien, sehingga kita bisa menentukan diagnosis yang tepat.
2. Perencanaan Program Terapi dan Sebagai Alat Bantu Terapi
Data yang akurat dan objektif yang dihasilkan oleh alat fisioterapi sangat berharga dalam proses terapi. Dengan data ini, fisioterapis dapat menyusun program terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap pasien, termasuk menentukan target yang realistis dan memilih jenis latihan yang paling efektif.
3. Pemantauan Kemajuan Pasien
Selama terapi, alat ukur dapat digunakan untuk meninjau kemajuan pasien secara berkala. Misalnya, peningkatan kekuatan otot yang diukur dengan dinamometer menunjukkan efektifivitas program penguatan otot yang dijalankan. Jika selama terapi tidak adanya kemajuan secara signifikan, maka perlu adanya sedikit perubahan agar lebih efektif.
4. Evaluasi Hasil Terapi
Adanya alat ukur dalam fisioterapi dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas terapi, contohnya saja seperti goniometer yang dapat mengukur peningkatan rentang gerak sendi.
5. Pencegahan dan Edukasi
Selain untuk menegakkan diagnosis dan menentukan tindakan yang diterapkan, adanya alat ukur pada fisioterapi juga memiliki peranan penting dalam mencegah cedera dan mengedukasi pasien. Selain itu, alat ukur membantu pasien dalam memahami kondisi nya, memotivasi partisipasi dalam terapi, dan mencegah cedera atau kekambuhan.
6. Penelitian dan Pengembangan
Data objektif yang dihasilkan oleh alat ukur sangat krusial dalam penelitian fisioterapi. Data ini memungkinkan kita untuk mengukur efektivitas dari berbagai terapi baru dan mengembangkan protokol yang berbasis bukti.
Tentang PT Solo Abadi Indonesia
![Alat fisioterapi](https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2024/01/antropometri-portable-solo-abadi-6-550x550.jpeg)
Meskipun daftar alat praktikum di atas telah mencakup beberapa aspek penting dalam fisioterapi, ketergantungan disiplin ini pada antropometri jauh lebih luas. Antropometri, ilmu pengukuran dimensi tubuh manusia, memainkan peran krusial dalam menentukan diagnosis cedera atau penyakit. Oleh karena itu, pemilihan alat ukur yang presisi dan akurat menjadi sangat vital.
Sebagai respons terhadap kebutuhan ini, PT Solo Abadi Indonesia hadir dengan solusi inovatif berupa kursi antropometri dan antropometri portabel. Perangkat-perangkat ini tidak hanya dirancang untuk memenuhi standar akurasi tinggi dalam bidang kesehatan, tetapi juga telah diaplikasikan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu lain seperti antropologi, olahraga, forensik, teknik industri, desain produk, serta sektor pendidikan dan militer. Dengan demikian, PT Solo Abadi Indonesia memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas pengukuran antropometri dan mendukung penelitian serta praktik klinis yang lebih akurat
Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111