Apa Itu Standar Deviasi Antropometri? Simak Info Lengkap Disini!

Standar Deviasi Antropometri (SD) adalah salah satu alat statistik yang digunakan untuk menilai distribusi data antropometri dalam sebuah populasi. Ini memberikan gambaran tentang seberapa tersebar atau bervariasinya ukuran tubuh dalam sampel yang diukur. Oleh karena itu, metode ini digunakan dalam beberapa bidang seperti kesehatan, teknik industri dan studi lain yang berhubungan dengan prinsip ergonomi. Lalu, bagaimana standar deviasi ini bekerja? mari simak informasinya disini!

Mengenal Apa Itu Standar Deviasi Antropometri

Dalam konteks antropometri atau pengukuran fisik tubuh manusia, standar deviasi digunakan untuk memahami sebaran atau variasi ukuran tubuh di dalam sebuah populasi.

Ini memungkinkan kita untuk melihat variasi fisik individu atau kelompok dalam hal tinggi badan, berat badan, lingkar tubuh, dan dimensi tubuh lainnya. Semakin besar standar deviasi, semakin besar pula variasi ukuran tubuh antarindividu dalam populasi tersebut. Dalam pengukuran antropometri, data yang dikumpulkan dari kelompok populasi (misalnya, anak-anak atau orang dewasa) kemudian dianalisis untuk menghasilkan nilai rata-rata.

Standar deviasi memberikan wawasan tentang berapa banyak orang yang berada di sekitar rata-rata dan berapa banyak yang berada di luar batas normal tersebut. Pengukuran antropometri dengan standar deviasi juga digunakan untuk menetapkan persentil dalam analisis status gizi dan pertumbuhan.

Lebih ringkasnya, Standar deviasi adalah ukuran statistik yang menunjukkan tingkat penyebaran atau variasi data dari nilai rata-rata (mean). Semakin kecil standar deviasi, semakin dekat data berkumpul di sekitar rata-rata; semakin besar standar deviasi, semakin tersebar data dari rata-rata.

  • Mean (Rata-rata): Nilai rata-rata dari seluruh data dalam satu populasi atau sampel.
  • Standar Deviasi (SD): Mengukur seberapa besar data menyimpang dari rata-rata.

Fungsi Standar Deviasi Antropometri Dalam Berbagai Studi

Penggunaan standar deviasi dalam analisis antropometri sangat penting untuk memahami distribusi ukuran tubuh dalam populasi dan menetapkan batas-batas kategori seperti status gizi (misalnya, malnutrisi, gizi baik, atau obesitas). Berikut beberapa aplikasi standar deviasi dalam antropometri menurut jurnal internasional:

1. Penilaian Status Gizi Anak dan Dewasa

Penggunaan standar deviasi dalam pengukuran seperti berat badan untuk tinggi badan, indeks massa tubuh (BMI), dan lingkar lengan atas digunakan untuk menilai status gizi seseorang. Menurut standar yang ditetapkan oleh WHO, seseorang dianggap memiliki status gizi normal jika berada dalam ±2 SD dari nilai rata-rata populasi.

Di bawah -2 SD menunjukkan malnutrisi, sedangkan di atas +2 SD menunjukkan obesitas atau kelebihan berat badan.Dalam penelitian tentang gizi buruk pada anak-anak di berbagai negara, standar deviasi digunakan untuk mengklasifikasikan anak-anak berdasarkan tinggi badan untuk usia (stunting) atau berat badan untuk usia (wasting). Studi-studi internasional sering menggunakan Z-score (bentuk lain dari SD) untuk menentukan prevalensi malnutrisi di suatu wilayah.

Dalam ilmu kesehatan, terutama gizi klinis dan kesehatan masyarakat, standar deviasi antropometri adalah alat yang sangat berguna untuk mengidentifikasi kelompok rentan. Misalnya:

  • Pengukuran lingkar lengan atas (LLA) pada balita dapat digunakan untuk menentukan status gizi akut. Anak yang memiliki nilai LLA lebih dari -2 SD dari rata-rata populasi dianggap mengalami wasting (kurus).
  • Tinggi badan untuk usia (HAZ) digunakan untuk menentukan stunting, yang menunjukkan malnutrisi kronis. Nilai di bawah -2 SD menunjukkan bahwa anak mengalami stunting.

2. Pemantauan Pertumbuhan Anak

Penggunaan antropometri dalam pemantauan pertumbuhan anak sangat umum di bidang kesehatan anak. Nilai standar deviasi digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh sesuai dengan standar populasi atau tidak.

Grafik pertumbuhan yang diterbitkan oleh organisasi internasional seperti WHO atau CDC didasarkan pada persentil yang dihitung dari nilai standar deviasi, dengan 50% sebagai median (rata-rata) dan persentil 5 dan 95 mencerminkan dua standar deviasi dari rata-rata.

Jurnal internasional yang mempelajari pertumbuhan anak di negara berkembang menemukan bahwa penggunaan standar deviasi memberikan gambaran jelas tentang bagaimana pertumbuhan anak terpengaruh oleh faktor sosial-ekonomi, status gizi ibu, dan kesehatan lingkungan.

3. Penelitian Antropometri dalam Epidemiologi

Dalam studi epidemiologi yang mengevaluasi hubungan antara obesitas dan penyakit kronis, standar deviasi antropometri digunakan untuk melihat distribusi ukuran tubuh yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit.

Misalnya, jurnal-jurnal kesehatan menunjukkan bahwa peningkatan lingkar pinggang yang berada di atas +1 SD dari rata-rata populasi terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.Penggunaan standar deviasi memungkinkan peneliti untuk menentukan cut-off atau ambang batas yang dapat digunakan dalam intervensi kesehatan masyarakat. Misalnya, dalam studi tentang obesitas anak, anak-anak yang memiliki berat badan lebih dari +2 SD dari rata-rata dianggap memerlukan intervensi segera.

Pengukuran Standar Deviasi Antropometri dengan Alat Ukur Antropometri

1. Pengumpulan Data dengan Alat Antropometri

Langkah pertama adalah mengumpulkan pengukuran fisik dari sampel populasi. Beberapa alat antropometri yang umum digunakan meliputi:

  • Stadiometer Portable
  • Timbangan Digital
  • Pengukur Lingkar Lengan Atas dan Kepala
  • Pengukur ketebalan lipatan kulit atau Skinfold Caliper, Untuk mengukur ketebalan lipatan lemak subkutan.

Pengukuran dilakukan pada kelompok individu yang relevan (misalnya, anak-anak, dewasa, atau populasi tertentu) dan hasilnya dicatat.

2. Menghitung Standar Deviasi dari Hasil Pengukuran

Setelah mengumpulkan data pengukuran, standar deviasi dihitung menggunakan rumus statistik sederhana. Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk menghitung standar deviasi dari data pengukuran:

a. Menghitung Mean (Rata-rata)

Mean adalah rata-rata dari semua nilai data yang diukur. Berikut adalah rumus untuk menghitung rata-rata :

b. Menghitung Variansi

Setelah mengetahui mean, langkah berikutnya adalah menghitung variansi, yang merupakan rata-rata dari kuadrat perbedaan antara setiap data dengan mean. Rumus variansi adalah sebagai berikut :

c. Menghitung Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar kuadrat dari variansi. Berikut adalah rumus dari standar deviasi :

Standar deviasi memberikan informasi tentang seberapa jauh pengukuran dalam sampel menyimpang dari rata-rata.

3. Menginterpretasikan Standar Deviasi

Setelah menghitung standar deviasi, nilai ini digunakan untuk memahami distribusi pengukuran dalam sampel. Semakin kecil nilai standar deviasi, semakin dekat data pengukuran dengan rata-rata, yang menunjukkan distribusi yang lebih konsisten. Semakin besar standar deviasi, semakin besar variasi dalam ukuran tubuh di antara individu dalam populasi.

Dapatkan Alat Ukur Antropometri Untuk Ukur Standar Deviasi

Menurut Kemenkes, standar antropometri kit untuk mendeteksi stunting pada anak digunaka sebagai rujukan bagi petugas kesehatan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuh tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi . Oleh karena itu, pengukuran Antropometri untuk mendeteksi stunting pada anak harus meliputi :

  1. Berat Badan menurut umur (BB/U)
  2. Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)
  3. Berat Badan menurut Panjang atau Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
  4. Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Adapun 4 alat yang wajib ada dalam Antropometri Kit berstandar Kemenkes adalah :

  • Stadiometer (Alat ukur Tingi Badan)
  • Infantometer (Alat ukur Panjang Badan)
  • Alat ukur lingkar kepala atau LiLA (Alat ukur Indeks Massa Tubuh)
  • Timbangan Digital (Alat ukur Berat Badan)

PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kami menyediakan berbagai Antropometri Kit dengan kualitas dalam negeri yang tidak perlu diragukan lagi.

Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.

Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?