Apa Itu Reach Zone Dalam Ergonomi Area Kerja?

Reach Zone atau Zona Jangkauan adalah area yang dapat dijangkau oleh seseorang atau pekerja saat melakukan suatu aktivitas. Konsep ini biasanya hadir untuk menciptakan lingkungan kerja yang ergonomis. Umumnya, zona jangkauan ini dibagi menjadi 3 tipe reach zone, yakni Zona Jangkauan Primer (Netral), Zona Jangkauan Sekunder (Maximum Reach Zone) dan Zona Outer (Extended Reach Zone).

Mari kita simak informasi selengkapnya mengenai Reach Zone dan perannya dalam desain interior!

Apa Itu Reach Zone ?

Secara harfiah, Reach Zone atau Zona Jangkauan adalah area yang dapat dijangkau seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Namun, Reach Zone dalam desain produk berarti mengupayakan seseorang meraih neutral reach zone dimana tubuhnya berada pada titik netral saat sedang melakukan kegiatan. Oleh karena itu, Reach Zone juga disebut sebagai ergonomic reach zone.

Mengapa Reach Zone Penting?

Zona jangkauan sejatinya sangat sering kita temui dalam tugas sehari-hari. Contoh, meja pekerja CNC yang sesuai dengan tinggi operator CNC. Dengan kata lain, reach zone menjadi salah satu indikator untuk mencapai ergonomis. Jika ergonomis telah tercapai, maka tingkat kenyamanan dan keamanan akan terus meningkat.

Apa 3 Tipe Reach Zone Dalam Desain Interior

Apa Itu Reach Zone
Zona jangkauan ergonomis dibagai menjadi 3 tipe utama : 
- Zona 1 : Zona Utama atau Nuetral Zone
- Zona 2 : Zona Sekunder atau Maximum Reach Zone 
- Zona 3 : Zona Outer atau Extended Reach Zone

1. Zona 1 atau Zona Netral

Zona 1 atau yang juga dikenal sebagai zona netral adalah zona yang paling nyaman yang dirasakan pekerja. Area jangkauan netral berada pada bidang horizontal yang mudah diakses dari siku yang tertekuk. Zona netral juga mencakup area tepat diatas dan dibawah permukaan meja maksimal 7 cm.

Reach Zone Area Kerja
Gambaran Zona 1 atau Ergonomic Reach Zone yang sesuai dengan tinggi pekerja

Dalam area kerja perkantoran atau komputer, Zona 1 perlu diisi barang barang yang sering dibutuhkan seperti keyboard, mouse, kertas. Dalam dunia manufaktur, meja operator CNC yang sesuai dengan tinggi siku operator juga termasuk dalam zona netral.

2. Zona 2 atau Jangkauan Maksimum

Zona 2 atau Jangkauan Maksimum dapat dijangkau dengan merentangkan tangan dan pada ujung jari. Zona 2 biasanya berisi barang-barang yang digunakan sepanjang hari namun tidak dalam frekuensi yang tinggi. Sehingga, tidak banyak upaya untuk mengakses zona ini.

Maximum Reach Zone
Gambaran Zona 2 atau Maximum Reach Zone yang mengharuskan pekerja melakukan tambahan gerakan

Dalam area kerja komputer, zona ini biasanya mencakup penyimpanan buku ataupun map. Sedangkan dalam industri manufaktur, zona jangkauan maksimum ini biasanya berupa tempat penyimpanan barang yang lebih tinggi atau rendah dari jangkauan tekukan tangan pekerja.

Zona jangkauan maksimum ini berada pada bidang horizontal maksimal 48 cm dan memanjang maksimal 30 cm.

3. Zona 3 atau Extended Reach Zone

Extended Reach Zone
Gambaran Zona Extended atau diluar jangkauan manusia. Biasanya

Zona 3 berada pada luar jangkauan rata-rata pekerja. Jika pekerja terpaksa melakukan pekerjaan dalam posisi ini, maka akan menimbulkan resiko ergonomis seperti WMDs atau Work-Related Musculoskeletal Disorder. Biasanya, zona ini mengharuskan pekerja untuk beranjak dari tempatnya.

Zona diluar jangkauan rata-rata pekerja biasanya berada pada bidang horizontal maksimal 63 cm dan 30 cm pada bidang vertikal.

Baca Juga :  Apa Itu WMSDs atau Work-Related Musculoskeletal Disorder? 

Kursi Antropometri, Alat Ergonomi Untuk Desain Interior

Kursi Antropometri merupakan salah satu instrumen wajib dalam Laboratorium Ergonomi dan Sistem Kerja. Sesuai dengan namanya, Kursi Antropometri dibuat untuk mengetahui dimensi tubuh manusia agar dapat diterapkan dalam produk terapan, khususnya kursi. Namun, Kursi Antropometri dari PT Solo Abadi Indonesia dapat digunakan untuk mengukur dimensi manusia pada posisi berdiri dan bahkan rasio pada wajah.

Kursi Antropometri adalah alat ukur ergonomi yang paling familiar dalam keilmuan ergonomi. Awalnya, peneliti hanya menggunakan Kursi Antropometri yang dibuat sendiri menggunakan kayu dan pita baca, serta hanya dapat mengukur pada posisi duduk. Dengan menggunakan Kursi Antropometri, Riset Ergonomi yang saat ini tengah digencarkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat didukung sepenuhnya. Pasalnya BRIN sedang memiliki proyeksi untuk merilis Standard Nasional Indonesia (SNI) terutama pada kursi di institusi pendidikan.

Sejauh ini, Kursi Antropometri adalah instrumen yang paling banyak digunakan di institusi pendidikan di Indonesia, terutama pada program studi Teknik Industri. Selain itu, penerapan data Kursi Antropometri juga dilakukan oleh Sport Authority India (SAI) dalam Sport Science.

Antropometri Portable, 4 Tipe Caliper Dalam Satu Alat

Seluruh tipe caliper atau alat ukur dapat ditemukan di Antropometri Portable Complete Set Series. Instrumen ini dapat melakukan pengukuran hingga lebih dari 100 dimensi pengukuran tubuh. Data antropometri tersebut dapat dengan mudah diaplikasikan dalam berbagai keilmuan.

Antropometri Portable Complete Set Series telah digunakan oleh berbagai institusi baik dari dalam maupun luar negeri dalam berbagai bidang  seperti pendidikan, institusi pemerintahan, kemiliteran, arsitektur hingga forensik.

Dapatkan Alat Ukur Antropometri Untuk Kebutuhan Riset

Solo Abadi Indonesia  secara penuh mendukung Pemerintah Indonesia untuk menciptakan inovasi dan memperdalam riset ergonomi serta menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Selaku sektor privat kami senantiasa terbuka atas kolaborasi riset ergonomi dan antropometri demi mendukung ekosistem ergonomi yang baik di Indonesia.

Hubungi admin kami untuk melakukan konsultasi lebih lanjut melalui WhatsApp serta dapatkan informasi lebih lanjut melalui www.soloabadi.com.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?