Posbindu PTM atau yang dikenal sebagai Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular adalah program yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) di masyarakat. Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular melalui pemeriksaan rutin, serta memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Simak lengkap informasi mengenai Posbindu PTM dan Unit Kegiatannya yuk!
Mengenal Posbindu PTM
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan kanker merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia. Penyakit-penyakit ini sering kali disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dicegah, seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang terpadu dan berkelanjutan melalui deteksi dini, pengendalian faktor risiko, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Posbindu PTM hadir sebagai solusi untuk mengimplementasikan upaya tersebut di tingkat masyarakat.
Pelaksanaan Posbindu PTM
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang ada atau oleh individu dari kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia mengelola posbindu PTM. Mereka dilatih secara khusus untuk memantau faktor risiko PTM di komunitas mereka. Kriteria kader Posbindu PTM adalah minimal mampu membaca dan menulis, dengan prioritas pada mereka yang berpendidikan minimal SLTA atau sederajat.
Posbindu PTM terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan:
- Posbindu PTM Dasar: Melakukan deteksi dini faktor risiko melalui wawancara terarah, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks Massa Tubuh (IMT), analisis lemak tubuh, pemeriksaan tekanan darah, dan penyuluhan.
- Posbindu PTM Utama: Melakukan semua kegiatan Posbindu PTM Dasar, ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total, trigliserida, pengukuran arus puncak ekspirasi (APE), konseling, pemeriksaan IVA, serta pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan terlatih seperti dokter, bidan, atau perawat.
Tujuan Posbindu PTM
- Deteksi Dini: Mendeteksi faktor risiko PTM secara dini melalui pemeriksaan rutin.
- Edukasi: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan PTM dan bagaimana cara mengelola faktor risiko.
- Pengendalian Faktor Risiko: Membantu masyarakat dalam mengelola dan mengendalikan faktor risiko PTM.
- Pelayanan Kesehatan: Memberikan pelayanan kesehatan dasar terkait PTM di komunitas.
- Peningkatan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan pencegahan PTM.
Apa Saja Unit Kegiatan Posbindu PTM ?
Sistem 5 Meja di Posbindu PTM adalah mekanisme layanan yang diterapkan untuk memantau dan mengendalikan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) di masyarakat. Sesuai dengan namanya, sistem 5 meja terdiri atas 5 mekanisme yang perlu diikuti secara terstruktur oleh masyarakat. Berikut adalah penjelasan lengkap sistem 5 kerja di Posbindu PTM :
Meja 1: Registrasi dan Administrasi
Meja Registrasi dan Administrasi bertujuan untuk memastikan semua data individu yang diperiksa terdokumentasi dengan baik untuk mempermudah pemantauan dan tindak lanjut.
Tugas dan Fungsi:
- Registrasi: Mencatat data individu yang datang untuk pemeriksaan. Data ini penting untuk memantau riwayat kesehatan dan perkembangan individu dari waktu ke waktu.
- Administrasi: Memasukkan data ke dalam buku monitoring faktor risiko PTM. Informasi yang dicatat mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, dan informasi dasar lainnya yang relevan.
- Monitoring: Pada setiap sesi monitoring, kondisi faktor risiko PTM harus diketahui oleh pasien yang diperiksa dan petugas yang memeriksa. Ini mencakup data seperti hasil pemeriksaan sebelumnya dan riwayat kesehatan.
Meja 2: Wawancara Faktor Risiko PTM
Setelah melewati Meja Registrasi, tenaga kesehatan ataupun kader kesehatan kemudian membantu dalam memberikan saran dan intervensi yang tepat berdasarkan riwayat kesehatan dan gaya hidup individu.
Tugas dan Fungsi:
- Wawancara: Mengumpulkan informasi tentang kebiasaan dan gaya hidup yang dapat menjadi faktor risiko PTM. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi:
- Merokok: Riwayat merokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari.
- Konsumsi Minuman Manis dan Kopi: Kebiasaan minum minuman manis, kopi, dan alkohol.
- Aktivitas Fisik/Olahraga: Frekuensi dan jenis aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan.
- Pola Makan: Konsumsi sayur dan buah setiap hari.
- Riwayat Kesehatan: Riwayat tekanan darah tinggi, penyakit diabetes, penyakit jantung, dan riwayat penyakit dalam keluarga.
Meja 3: Pengukuran Antropometri Berupa Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, Lingkar Perut
Pengukuran Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh untuk menentukan status gizi seseorang. Status gizi ditentukan oleh Berat Badan, Tinggi Badan dan Lingkar Perut didasarkan pada jenis kelamin dan usia. Tujuan dan fungsi dari pengukuran Antropometri ini adalah untuk
- Berat Badan: Menggunakan timbangan yang akurat.
- Tinggi Badan: Menggunakan alat pengukur tinggi badan.
- Indeks Massa Tubuh (IMT): Menghitung IMT berdasarkan berat dan tinggi badan untuk menilai status gizi (underweight, normal, overweight, atau obesitas).
- Lingkar Perut: Mengukur lingkar perut untuk mendeteksi risiko obesitas sentral yang berhubungan dengan berbagai penyakit tidak menular.
Meja 4: Pemeriksaan Kesehatan
Setelah melakukan pemeriksaan Antropometri dengan Antropometri KIT yang berstandar KEMENKES, perlu pemeriksaan kesehatan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang kesehatan individu dan resiko yang mungkin dihadapi. Berikut adalah pemeriksaan lanjutan yang diperlukan :
- Pemeriksaan Tekanan Darah: Mengukur tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi.
- Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah: Mengukur kadar gula darah untuk mendeteksi diabetes.
- Pemeriksaan Kolesterol dan Trigliserida: Mengukur kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah untuk menilai risiko penyakit jantung.
- Pemeriksaan Klinis Payudara: Dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk mendeteksi kanker payudara.
- Pemeriksaan Fungsi Paru: Mengukur arus puncak ekspirasi (APE) untuk menilai fungsi paru dan mendeteksi masalah pernapasan.
Meja 5: Konseling dan Edukasi
Setelah melakukan pemeriksaan lengkap, Tenaga Kesehatan perlu memberikan konseling dan edukasi dalam proses kegiatan Posbindu PTM.
Tugas dan Fungsi:
- Konseling: Memberikan nasihat dan panduan tentang bagaimana mengelola dan mengurangi faktor risiko PTM. Ini mencakup saran tentang pola makan sehat, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan meningkatkan aktivitas fisik.
- Edukasi: Menyampaikan informasi tentang pentingnya gaya hidup sehat dan bagaimana mencegah PTM. Penyuluhan ini harus dilakukan setiap kali Posbindu PTM diselenggarakan.
- Aktivitas Fisik: Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga bersama yang sebaiknya dilakukan rutin setiap minggu, bukan hanya saat ada kegiatan Posbindu PTM.
Alat Ukur Antropometri Untuk Pusat Pelayanan Kesehatan
Antropometri Kit adalah rangkaian alat yang berfungsi untuk mendeteksi stunting pada anak melalui pengukuran berat badan, panjang dan tinggi badan serta lingkar lengan atas dan kepala. Untuk mendeteksi stunting, Antropometri Kit harus berstandar Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dan mengacu pada Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) No. 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
Adapun 4 alat yang wajib ada dalam Antropometri Kit berstandar Kemenkes adalah :
- Stadiometer (Alat ukur Tingi Badan)
- Infantometer (Alat ukur Panjang Badan)
- Alat ukur lingkar kepala atau LiLA (Alat ukur Indeks Massa Tubuh)
- Timbangan Digital (Alat ukur Berat Badan)
PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kami menyediakan berbagai Antropometri Kit dengan kualitas dalam negeri yang tidak perlu diragukan lagi.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.
Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri