Apa Itu Gangguan Muskuloskeletal dan Bahaya Ergonomi?

Gangguan Muskuloskeletal atau Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah gangguang jaringan ikat, saraf, sendi, ligamen yang disebabkan oleh bahaya ergonomi. Bahaya ergonomi sendiri adalah kesalahan dalam melakukan kerja.

Gangguan muskuloskeletal (MSD) dapat muncul akibat adanya faktor risiko ergonomi yang tidak sesuai dalam lingkungan kerja atau aktivitas sehari-hari. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan stres fisik pada tubuh, menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan, dan pada akhirnya, dapat menyebabkan cedera kronis.

Jika dibiarkan dalam jangka yang lama, pengidap gangguan mukuloskeletal perlu penanganan medis yang intensif hingga terapi dalam jangka waktu tertentu.

Apa itu Sistem Muskuloskeletal ?

Sistem Muskuloskeletal juga dikenal sebagai sistem rangka atau sistem gerak. Sistem ini berfungsi untuk memberikan dukungan struktural pada tubuh, memungkinkan gerakan, dan melindungi organ-organ internal. Selain itu, sistem muskuloskeletal juga berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Kedua, sistem ini juga mendukung berbagai fungsi fisiologis seperti produksi sel darah di sumsum tulang.

Oleh karena itu, memelihara kesehatan sistem muskuloskeletal sangat penting untuk menjaga mobilitas, kekuatan, dan kesejahteraan umum tubuh. Latihan fisik, asupan nutrisi yang baik, dan perawatan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan sistem muskuloskeletal.

Selain itu, memelihara sistem muskuloskeletal dapat dilakukan dengan menjaga postur dan memilih alat bantu kerja yang ergonomis.

Bahaya Ergonomi, Faktor Resiko Gangguan Muskuloskeletal

Faktor Resiko gangguan muskuloskeletal biasanya disebut sebagai bahaya ergonomi atau kesalahan dalam melakukan aktivitas kerja. Beberapa kegiatan yang menyebabkan gangguan muskuloskeletal adalah :

  • Paksaan: Penggunaan kekuatan untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti mengangkat, mendorong, menarik, atau membawa benda-benda berat tanpa bantuan alat dan diluar kemampuan tubu.
  • Pengulangan: Melakukan tindakan yang sama berulang kali dengan melibatkan otot atau sendi yang sama.
  • Postur: Posisi tubuh yang membungkuk atau memutar untuk jangka waktu yang lama.
  • Peralatan Tidak Ergonomis: Penggunaan peralatan kerja yang tidak dirancang dengan prinsip-prinsip ergonomi, seperti meja dan kursi yang tidak sesuai atau peralatan yang sulit dijangkau, dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan muskuloskeletal.

Contoh Gangguan Muskuloskeletal Akibat Bahaya Ergonomi

Gejala pada gangguan muskuloskeletal biasanya dimulai dengan kram, nyeri, kesemutan hingga gangguan fungsi otot. Adapun contoh gangguan Mukuloskeletal sebagai berikut :

  1. Osteoarthritis: Ausnya tulang rawan di sendi, menyebabkan gesekan antar tulang.
  2. Osteoporosis: Kondisi di mana kepadatan tulang menurun, membuat tulang menjadi rapuh dan rentan patah.
  3. Tendonitis: Peradangan pada tendon, struktur yang menghubungkan otot dengan tulang.
  4. Bursitis: Peradangan pada bursa, kantong berisi cairan yang melumasi area di antara tulang, tendon, dan otot untuk mengurangi gesekan.
  5. Skoliosis: Kelainan postur tulang belakang yang ditandai dengan lengkungan abnormal tulang belakang.

Cara Mencegah Gangguan Muskuloskeletal

Penggunaan Forklift dalam mengangkat barang memudahkan pekerja dan menghindari gangguan muskuloskeletal

Cara mencegah gangguan muskuloskeletal paling tepat adalah mengerti prinsip ergonomi. Prinsip ergonomi adalah mengurangi beban pada tubuh manusia. Pengurangan beban ini dapat digunakan dengan meilih peralatan yang ergonomis. Beberapa peralatan yang ergonomis dapat membantu anda mengurangi resiko cedera ini adalah :

Desain Meja dan Kursi yang Ergonomis:

  • Pastikan meja dan kursi dapat diatur tinggi sesuai dengan kebutuhan individu.
  • Gunakan kursi yang mendukung kurva alami tulang belakang.
  • Pastikan adanya dukungan untuk punggung bagian bawah.
  • Letakkan keyboard dan mouse pada tinggi yang memungkinkan pengguna untuk menjaga pergelangan tangan dalam posisi yang nyaman

Pengelolaan Ruang Kerja:

  • Atur peralatan dan bahan-bahan yang sering digunakan agar mudah dijangkau tanpa harus melakukan gerakan berulang yang tidak perlu.
  • Hindari tumpukan benda di atas meja kerja yang dapat mengganggu ruang kerja.

Instrumen Ukur Untuk Desain Ruang dan Alat Ergonomis

Perencanaan alat yang baik berdasar pada bagaimana manusia dapat mengoptimalkan kinerjanya dan meminimalisir tenaga kerja. Seperti yang dijelaskan di atas, butuh alat ukur dimensi tubuh manusia untuk menciptkan alat yang ergonomis.

1. Kursi Antropometri, Alat Ukur Untuk Kursi Ergonomis

antropometri-teknik-industri

Kursi Antropometri dari PT Solo Abadi Indonesia merupakan kursi antropometri pertama di dunia. Dengan spesifikasi yang berkualitas, Kursi Antropometri telah melalui proses kalibrasi yang memverifikasi data antropometri yang dihasilkannya. Tidak hanya itu, Kursi Antropometri mampu mengukur hingga 34 dimensi tubuh manusia.

2. Portable Antropometri, Promo 25%!

Portable Anthropometry adalah alat pengukur antropometri yang dapat mengukur hingga 100 dimensi tubuh manusia. Berbeda dengan Kursi Antropometri, Portable Anthropometry dapat digunakan di mana saja karena memiliki desain yang portabel.

Kedua alat ini telah digunakan di berbagai lembaga baik di dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai lembaga ini berfokus pada beberapa bidang ilmiah seperti pendidikan, lembaga pemerintahan, militer, arsitektur, hingga forensik.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami melalui email di admin@soloabadi.com atau WhatsApp di 08510888111.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?