ILP ialah kepanjangan dari integrasi layanan primer di tingkat masyarakat desa atau kelurahan. Dalam pelaksanaannya dikenal dengan istilah ILP posyandu. Hal ini sendiri ialah pos pelayanan terpadu yang berada di tingkat desa sebagai fasilitas kesehatan pertama bagi masyarakat, khususnya ibu dan anak. Sebenarnya apakah itu ILP posyandu? Dan apa yang dimaksud 5 langkah ILP posyandu? Berikut artikel selengkapnya!
Baca Juga: Lengkap! Begini Tugas Kader Posyandu 5 Meja di Tiap Bagian!
ILP Posyandu
Dalam mendekatkan pelayanan kesehatan primer, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membentuk posyandu di tingkat desa atau kelurahan untuk menjangkau kesehatan di masyarakat. Salah satu pelayanan yang dikedepankan adalah melalui integrasi layanan primer atau disingkat dengan ILP. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan peran posyandu melalui pencegahan dan penanganan kesehatan, terutama ibu hamil dan balita.
Integrasi Layanan Primer atau ILP adalah merupakan perwujudan transformasi kesehatan dalam menunjang pemenuhan kebutuhan di posyandu. Juga untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan menjaga masyarakat tetap sehat. Dengan demikian, posyandu memiliki peran penting dalam kesehatan masyarakat. Dahulu posyandu berfungsi untuk melayani kesehatan ibu hamil dan balita saja, tetapi sekarang juga melayanin siklus kehidupan dari balita usia 0 sampai lansia.
Dalam pelaksanaan ILP posyandu dikenal dengan istilah 5 langkah. Apa saja 5 langkah tersebut? Berikut untuk detailnya!
Baca Juga: Pengukuran Balita Serentak Juni 2024, Tips Agar Hasilnya Akurat!
5 Langkah ILP Posyandu
1. Pendaftaran
Langkah pertama dalam pelaksaan ILP posyandu adalah pendaftaran. Pendaftaran merupakan langkah awal bagi ibu dan balita yang datang di posyandu. Pada langkah ini meliputi kebutuhan administratif, seperti mengisi formulir, identitas balita, dan catatan riwayat kesehatan. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan dan mencocokkan data informasi setiap pengunjung posyandu. Setiap pengunjung yang datang ke posyandu wajib membawa buku KIA, buku KB, hingga buku imunisasi anak.
2. Penimbangan dan Pengukuran
Setelah selesai mengisi formulir pendaftaran, ibu akan diarahkan pada langkah penimbangan dan pengukuran. Di sini, ibu dan balita melalui tahap penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, panjang badan bayi, hingga pengukuran lingkar lengan atas dan kepala. Peralatan yang digunakan pengukuran juga wajib ada di setiap kegiatan posyandu. Alat ini seperti timbangan dewasa, timbangan bayi, infantometer board, stadiometer, dan LILA.
Tujuan penimbangan dan pengukuran untuk mengetahui status perkembangan dan pertumbuhan gizi balita. Juga untuk mendeteksi kondisi stunting pada anak. Pada pelaksanaannya kader posyandu akan melakukan pengukuran dan penimbangan pada balita, ibu hamil, juga lansia.
3. Pencatatan Hasil Penimbangan dan Pengukuran
Setelah melakukan penimbangan dan pengukuran maka hasil atau angka pengukuran akan dicatat oleh kader posyandu. Langkah ini untuk memberikan informasi akurat terkait grafik pertumbuhan dan perkembangan anak. Serta memudahkan kader posyandu dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pencatatan ini ditulis pada buku KIA yang meliputi berat badan, tinggi badan, hingga ukuran lingkar lengan atas dan kepala.
4. Penyuluhan dan Pelayanan Gizi
Langkah selanjutnya dalam kegiatan ILP posyandu adalah penyuluhan dan pelayanan gizi untuk balita. Pelayanan gizi dilakukan oleh petugas puskesmas yang bertugas dalam pelaksanaan posyandu. Mengingat masa balita merupakan masa emas pertumbuhannya yang harus diperhatikan. Sebab, salah memberikan gizi juga dapat berpengaruh pada pertumbuhannya. Contoh gizi yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
- Karbohidrat yang meliputi beras sebagai sumber energi.
- Protein hewani sebagai makanan pelengkap sehari-hari seperti telur, daging sapi, daging ayam, ikan, hingga olahan susu.
- Protein nabati yang meliputi selai kacang, kacang merah, tahu dan tempe, jagung, jamur, hingga kacang hijau.
- Sayuran yang digunakan untuk memberikan sumber vitamin dan mineral yang bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Buah juga digunakan sebagai sumber vitamin dalam proses pertumbuhan.
5. Pelayanan Kesehatan, Pemberian Vitamin, dan Imunisasi
Selain pelayanan gizi, langkah ILP posyandu selanjutnya adalah pelayanan kesehatan, pemberian vitamin, dan imunisasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, serta membentuk kekebalan tubuh agar tidak rentan terkena penyakit pada masa tumbuhnya. Di posyandu pemberian vitamin dan imunisasi meliputi:
- Vitamin BCG untuk mencegah penyakit TBC.
- Vitamin DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, hingga tetanus.
- Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
- Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.
Menyediakan Antropometri Kit Untuk Pelaksanaan ILP Posyandu Balita
Dalam menunjang peralatan yang terstandarisasi dan akurat saat pengukuran diperlukan Antropometri Kit. Antropometri Kit merupakan satu set peralatan pengukuran yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, panjang badan, hingga pengukuran lingkar lengan atas dan kepala. Berikut rekomendasi peralatan Antropometri Kit rekomendasi Kemenkes adalah Metrisis Antropometri Kit dari PT Solo Abadi Indonesia. Satu set Antropometri Kit sudah lengkap berisi:
- Stadiometer atau alat ukur tinggi badan
- Infantometer board atau alat ukur panjang badan bayi
- LILA atau lingkar lengan atas dan kepala
- Digital weight scale atau timbangan dewasa digital
- Digital baby weight scale atau timbangan bayi digital
- Tas penyimpanan antropometri kit
Dapatkan satu set Antropometri Kit ini dengan menghubungi Admin kami melalui WhatsApp. Tersedia juga di E-Catalog pemerintah. Atau Anda juga bisa mengisi tautan ASK FOR PRICE untuk menanyakan harga dan biaya ongkir. Selalu dapatkan informasi terbaru di www.soloabadi.com.