Apa Itu Range of Motion, Tipe ROM dan Prosedur Pengukurannya

Range of Motion (ROM) atau Rentang Gerak adalah istilah yang digunakan untuk melihat sejauh mana sendi atau otot dapat bergerak ke berbagai arah. Terdapat dua tipe ROM yakni, ROM Aktif dan ROM Pasif. ROM Aktif adalah gerak yang dilakukan oleh pasien secara maniri sedangkan ROM Pasif adalah ROM yang dilakukan dengan bantuan eksternal. Untuk mengenalnya lebih jelas, mari kita bahas apa itu Range of Motion, Tipe ROM dan Prosedur Pengukurannya!

Apa Itu Range of Motion atau ROM dan Sejarahnya

Range of Motion

Range of Motion atau ROM telah dipelajari dari Zaman Yunani Kuno. Ilmuwan seperti Hippocrates (460–370 SM) dan Galen (129–200 M) mempelajari fungsi otot, sendi, dan tulang. Mereka mengamati hubungan antara gerakan tubuh dan kesehatan.

Kemudian, pada abad ke 14-17 Ilmuwan seperti Leonardo da Vinci dan Andreas Vesalius mempelajari anatomi tubuh manusia secara mendalam melalui pembedahan. Mereka mendokumentasikan struktur sendi dan kemungkinan gerakannya, yang menjadi dasar teori ROM modern.

Kini, ROM erat hubungan dengan perkembangan ilmu anatomi, fisiologi, kedokteran olahrga, dan terapi fisik. Mengingat ROM adalah parameter penting untuk menilai kesehatan dan fungsi sendiri. Bagi para medis dan pelatih profesional hal ini juga berkaitan dengan perancangan strategi untuk meningkatkan fleksibilitas.

Tipe Range of Motion (ROM)

Terdapat beberapa tipe dari Range of Motion (ROM), berikut adalah penjelasan selengkapnya :

1. ROM Pasif atau Passive Range of Motion (ROM)

Rom Pasif adalah gerakan sendi yang dilakukan dengan sepenuhnya bantuan dari pihak eskternal seperti terapis alat mekanis, atau orang lain. Dalam PROM, otot-otot individu yang bersangkutan tidak melakukan kontraksi sama sekali.

Ciri Utama ROM Pasif:

  • Individu sepenuhnya pasif dan tidak berkontribusi dalam gerakan.
  • Biasanya dilakukan ketika individu tidak mampu menggerakkan sendi sendiri karena kelemahan otot, kelumpuhan, atau cedera.
  • Membantu menjaga fleksibilitas sendi dan mencegah kontraktur (kekakuan sendi).

Contoh Penggunaan:

  • Setelah operasi ortopedi, seperti penggantian sendi.
  • Pada pasien dengan gangguan neurologis, seperti stroke atau cedera tulang belakang.
  • Sebagai bagian dari peregangan pasif dalam olahraga atau yoga.

Untuk mendukung ROM Pasif, professional medis menggunakan alat bantu yang digunakan adalah Continous Passive Motion Machine atau CPM.

CPM dalah perangkat mekanis yang dirancang untuk secara perlahan dan terus-menerus menggerakkan sendi melalui rentang gerakannya (Range of Motion/ROM) tanpa memerlukan usaha aktif dari individu. CPM digunakan dalam terapi rehabilitasi untuk membantu pemulihan pasca-operasi atau cedera, terutama pada sendi-sendi seperti lutut, bahu, pinggul, dan siku.

2. ROM Aktif atau Active Range of Motion (AROM)

ROM Aktif adalah pergerakan sendi yang dilakukan tanpa adanya bantuan dari pihak eskternal. Contohnya, pada saat Anda menekuk siku, otot biseps harus berkontraksi (memendek) sementara otot trisep secara bersamaan rileks. Active ROM (Rentang Gerak Aktif) mengukur sejauh mana Anda dapat melakukan gerakan ini secara mandiri.

Active ROM digunakan dalam tahap pemulihan ketika Anda sudah mulai bisa bergerak sendiri setelah mengalami cedera atau operasi, dengan kebutuhan perlindungan terhadap cedera lanjutan yang minimal atau bahkan tidak diperlukan. Latihan penguatan otot termasuk salah satu jenis Active ROM.

Apa yang Membatasi Ruang Gerak atau Range of Motion?

Terdapat beberapa hal yang dapat membatasi ruang gerak atau Range of Motion.

  • Ankylosing spondylitis: Jenis artritis yang memengaruhi tulang belakang.
  • Patah tulang: Seperti patah pergelangan kaki atau lutut.
  • Bursitis: Peradangan pada kantung bantalan di dalam sendi.
  • Cerebral palsy (CP): Gangguan bawaan yang memengaruhi gerakan dan kontrol otot.
  • Tortikolis kongenital: Kondisi di mana leher terpelintir secara tidak normal.
  • Dislokasi sendi: Seperti dislokasi bahu atau lutut.
  • Infeksi sendi: Termasuk sepsis pada pinggul atau sendi lainnya.
  • Penyakit Legg-Calve-Perthes: Kondisi degeneratif yang memengaruhi sendi pinggul.
  • Obesitas: Sebagian disebabkan oleh penumpukan lemak subkutan di sekitar sendi.
  • Osteoarthritis (OA): Artritis yang disebabkan oleh “keausan” akibat penuaan.
  • Rheumatoid arthritis (RA): Bentuk artritis autoimun.
  • Tendon yang robek: Seperti robeknya rotator cuff.
  • Tendinitis: Infeksi atau peradangan pada tendon yang mendukung sendi.

Bagaimana Cara Mengukur Range of Motion atau ROM?

Alat yang digunakan untuk mengukur Range of Motion disebut dengan Goniometer. Goniometer adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengukur sudut yang terbentuk dalam pergerakan sendi.

Namun, sebelum mengetahui cara mengukur ROM dengan Goniometer, Anda perlu memahami beberapa bidang gerak atau plane pada tubuh manusia :

  • Bidang Sagital (S) : Bidang sagital adalah bidang vertikal yang membagi tubuh menjadi sisi kanan dan kiri. Secara visual, bidang ini tampak dari sisi tubuh. Pergerakan sendi pada bidang sagital terjadi di sekitar garis tegak lurus bidang ini, yang dikenal sebagai sumbu medial-lateral. Gerakan osteokinematik yang terjadi pada bidang sagital meliputi fleksi dan ekstensi.
  • Bidang Frontal (F) : merupakan bidang vertikal yang membagi tubuh menjadi bagian anterior (ventral, atau depan) dan posterior (dorsal, atau belakang) yang secara fotografis disebut juga tampak depan.
  • Bidang Transverse (T) : Merupakan bidang horizontal yang membagi tubuh menjadi dua bagian, yaitu bagian atas (superior atau kranial) dan bagian bawah (inferior atau kaudal). Secara visual, bidang ini terlihat seperti pandangan dari atas kepala.

Mengenal Goniometer dan Komponen Utamanya

Range of Motion

Goniometer terdiri atas 3 komponen penting yakni Axis, Moving Arm dan Stationary Arm. Axis atau Poros adalah titik pusat goniometer yang juga disebut sebagai fulcrum persendian. Moving Arm merupakan garis lurus yang akan digerakan mengikuti lingkup gerak yang dapat dilakukan oleh pasien. Sedangkan, Stationary Arm adalah awal pula garis lurus dengan axis.

Selain, Goniometer terdapat pula alat ukur Antropometri atau pengukuran dimensi tubuh manusia yang dapat membantu perkembangan studi. Antropometri Portable Complete Set Series adalah salah satunya. Alat ini dapat mengukur lebih dari 100+ Dimensi Tubuh Manusia. Selain itu, alat ini juga dapat melakukan pengukuran dimanapun dengan desain yang portable!

PT Solo Abadi Indonesia adalah manufaktur antropometri terbesar di Indonesia. Kami memproduksi alat ukur Antrpometri, berupa Stadiometer, Pita Ukur hingga Timbangan Digital kepentingan berbagai disiplin ilmu. Keduanya telah melalui berbagai proses quality control hingga uji kalibrasi. Keduanya juga telah bersertifikat sebagai produk dalam negeri dengan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?