Penyakit Tuberkulosis (TBC) yang diderita oleh ibu hamil tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tetapi juga membahayakan janin yang dikandungnya. Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit yang menyerang paru-paru dan disebabkan oleh virus bernama Mycobacterium tuberculosis. Guna menekan angka penyebaran TBC, maka perlu adanya skrining TBC sebagai suatu upaya memutus rantai penyebaran tersebut dengan mendeteksi bibit TBC.
Mengenal Skrining TBC
Skrining TBC adalah upaya yang dilakukan untuk menemukan kasus tuberkulosis sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan penanganan berupa pengobatan atau rujukan kepada penderita TB. Penyakit TB tidak hanya dapat menyerang bagian paru-paru, melainkan bagian lain pula seperti otak, tulang belakang dan ginjal. TB dapat ditularkan ketika penderita bersin maupun batuk.
Baca Juga: Gambaran Kegiatan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, ANC dan Stunting
Manfaat Skrining TBC
Skrining TB penting dilakukan pada ibu hamil, karena TB dapat menyebabkan dampak buruk pada ibu dan janin. Adapun manfaat dilakukannya skrining TBC yaitu untuk mendeteksi TB aktif sejak dini, sehingga dapat membantu menegakkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Selain itu, skrining TBC dapat digunakan untuk mencegah terjadinya risiko pada ibu dan janin diantaranya:
- Ukuran janin kecil
- Berat bayi lahir rendah
- Risiko pendarahan
- Risiko keguguran
Bagaimana Skrining TBC Pada Ibu Hamil?
Pada saat hamil, skrining TB akan dilakukan untuk mendeteksi penyakit sejak awal kehamilan. Namun, mengingat bahaya risiko pada ibu hamil dan janin, dokter akan membuat pengecualian pada pemeriksaan X-ray atau rontgen. TB pada ibu hamil tidak hanya dilakukan pada masa kehamilan saja, melainkan harus berlanjut hingga fase menyusui.
Pengobatan TB Pada Ibu Hamil
Tuberkulosis memiliki dua jenis yaitu tuberkulosis laten dan tuberkulosis aktif.
- Tuberkulosis laten adalah suatu kondisi pada ibu hamil yang terinfeksi TB, tetapi tanda dan gejala tidak tampak.
- Tuberkulosis aktif adalah suatu kondisi pada ibu hamil yang terinfeksi TB dengan disertai adanya tanda dan gejala serta hasil tes yang positif.
Jika ibu hamil termasuk ke dalam salah satu jenis tuberkulosis tersebut, maka butuh adanya tindakan dengan segera yang berupa:
Pengobatan TB Laten
Pengobatan TB jenis laten pada dasarnya tidak perlu diobati. Namun, terdapat beberapa obat yang aman dikonsumsi untuk ibu hamil dengan penyakit TB jenis ini yaitu isoniazid dan rifampicin.
Jika isoniazid dikonsumsi sendiri, maka lama pengobatannya adalah 9 bulan. Namun, jika isoniazid dikonsumsikan dengan rifampicin, maka lama pengobatannya dapat lebih singkat yaitu 3 bulan.
Pengobatan TB Aktif
Pengobatan TB dengan jenis ini hampir sama dengan pasien TB biasa. Pengobatan dibagi menjadi fase insentif yang dilakukan selama 2 bulan dan fase lanjutan yang dilakukan selama 4-6 bulan. Dalam fase insentif bumil wajib mengonsumsi obat setiap hari, yang kemudian dalam fase lanjutan hanya perlu mengonsumsi obat 2x dalam seminggu.
Jual Set KIA dan KB
Untuk memaksimalkan pemeriksaan TB pada ibu hamil, puskesmas perlu untuk melengkapi set pemeriksaan KIA dan KB. PT Solo Abadi Indonesia secara penuh mendukung adanya skrining TBC untuk menekan peningkatan angka TBC.
PT Solo Abadi Indonesia telah dipercaya Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) untuk mengirimkan ribuat paket lebih dari 1000 posyandu di Indonesia. Kami telah menyediakan Set KIA – KB yang terstandarisasi KEMENKES.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp atau pantau informasi terbaru di website kami www. soloabadi.com