Memasuki trimester ketiga, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan sebagai langkah awal persiapan persalinan dan mencegah adanya risiko cacat lahir pada calon bayi. Pemeriksaan leopold menjadi salah satu pemeriksaan fisik dasar yang penting untuk dilakukan. Tujuan dilakukannya pemeriksaan leopold ini adalah untuk mengetahui posisi janin dalam kandungan. Lalu, bagaimana prosedurnya? Simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Pemeriksaan Leopold?
Pemeriksaan leopold adalah suatu teknik pemeriksaan ibu hamil dengan melakukan perabaan dan penekanan pada bagian perut. Selain memiliki tujuan untuk mengetahui posisi janin, pemeriksaan leopold juga memiliki tujuan untuk memastikan usia kehamilan serta memperkirakan berat janin.
Baca Juga: Begini Detak Jantung Janin (DJJ) Normal di Trimester 3
Persiapan Pemeriksaan Leopold
Sebelum melakukan pemeriksaan leopold, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil secara menyeluruh guna mengetahui kondisinya. Prosedur pemeriksaan leopold ini, sulit dilakukan pada ibu hamil yang mengalami obesitas dan air ketuban yang terlalu banyak atau biasa disebut dengan polihidramnion.
Adapun langkah-langkah persiapan dalam melakukan pemeriksaan leopold:
- Menjelaskan tujuan prosedur dari pemeriksaan leopold.
- Meminta persetujuan atau informed consent dari ibu hamil untuk dilakukan pemeriksaan.
- Memastikan kondisi ibu hamil sudah rileks.
- Menganjurkan ibu hamil untuk melakukan buang air kecil terlebih dahulu guna mempermudah dalam melakukan pemeriksaan posisi janin.
- Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, seperti doppler dan pita pengukur.
- Meminta ibu untuk tidur terlentang dan mengikuti arahan dari dokter.
- Setelah semua siap, dokter akan mencuci tangan dengan antiseptik dan melakukan pemeriksaan.
Bagaimana Tahapan Pemeriksaan Leopold 1- 4?
Pemeriksaan leopold dilakukan melalui 4 tahap. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan.
Leopold Maneuver I
Pada tahapan ini akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui bagian tertinggi rahim (fundus). Jika bagian perut yang diraba terasa keras dan berbentuk bundar maka itu adalah bagian kepala bayi. Sementara itu, jika perabaan terasa lebih lembut atau lunak merupakan bagian bokong bayi.
Jika pada perabaan yang dirasakan bukan bagian bokong melainkan kepala menandakan bahwa janin berada pada posisi sungsang. Jika perabaan pada bagian fundus terasa kosong atau tidak ada apa-apa, maka bayi berada pada posisi melintang.
Leopold Maneuver 2
Pada tahapan ini akan dilakukan pemeriksaan bagian sisi kanan dan kiri perut ibu. Bagian punggung bayi ketika dilakukan perabaan akan terasa keras dan datar. Sementara itu, jika pada saat perabaan ditemukan bagian-bagian kecil yang lembut dan bentuk serta posisi yang tidak beraturan menandakan bahwa bagian tersebut adalah bagian tangan dan kaki.
Leopold Maneuver 3
Pada tahapan ini akan dilakukan pemeriksaan untuk menentukan bagian yang sudah masuk pintu atas panggul apakah bagian kepala atau bokong. Hal tersebut dilakukan dengan menggoyangkan bagian terbawah janin. Jika bagian tersebut tidak dapat digoyangkan, maka bagian tersebut sudah masuk pintu atas panggul (PAP). Pada tahapan ini juga dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ).
Leopold Maneuver 4
Pada tahapan ini bertujuan untuk menentukan seberapa jauh bagian bawah janin masuk panggul dengan menggunakan kedua tangan. Jika ujung jari masih dapat bertemu di bagian bawah perut ibu hamil, maka janin belum masuk panggul. Sementara itu, jika ujung jari sudah tidak dapat bertemu di bagian bawah perut ibu hamil, maka janin sudah masuk panggul.
Deteksi Denyut Jantung Janin dengan Doppler PT Solo Abadi
Pemeriksaan leopold juga memerlukan adanya alat penunjang seperti doppler untuk mendeteksi denyut jantung janin yang dapat dilakukan pada leopold 3. PT Solo Abadi Indonesia menyediakan Metrisis Fetal Doppler yang tentunya merupakan produk dalam negeri.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp jika sobad solid tertarik dengan produk Metrisis Fetal Doppler atau sobad solid dapat mengunjungi E-Katalog kami untuk melihat produk kami yang lain.
Created by: Adinda Malika – Universitas Kusuma Husada